Friday, 14 January 2022 | 10:21 Wita

Karena Sumber Kekuatan dan Kemudahan dari Allah

Editor: admin
Share

Oleh : Fatahullah, Kepala BMH Gerai Maros

HidayatullahSulsel.com — Siti Hajar merupakan perempuan lemah namun memilki semangat dan optimisme yang kuat, terdeteksi dalam catatan sejarah. Ia dan bayi mungilnya ditempatkan oleh suami bernama Nabi Ibrahim di tempat tandus dan tak ada tanda kehidupan.

Namun gelora semangatlah yang menjadikan Siti Hajar terus bergerak yang dikenal dengan “sa’i” , memaksimalkan anugrah Allah kaki dan tangan agar sang hamba terus berupaya maksimal berusaha.

Usaha yang diupayakan Insya Allah, Allah akan perlihatkan. Bagaimana Kisah Nabi Musa, justru musuhnyalah yang merawatnya. Bagaimana Ibrahim meminta agar keyakinannya semakin kuat kepada Allah, kisah-kisah ini tentu menjadi penguat dalam meniti perjuangan.

Semangat berkorban merupakan identitas seorang pejuang dengan dasar panduan Al Qur’an. Spirit surah Al Ma’un, Ad Duha Alam Nasrah, Al Adiayat, menjadi pusat kajian sebagai tambahan wawasan, tambahan semangat karna telah diinjeksi melalui wahyu ilahia,

Dalam sholat ketika membaca iyyaka na’budu , ketika hatimu tidak terpaut maka perlu muhasabah jangan-jangan dalam hidup yang diandalkan bukan Allah. Bagaimana sholat merupakan sarana efektif untuk meminta pertolongan. Jika ini benar dijiwai dan dirasakan maka akan ada sinyal bahwa benar kita menyembah Allah.

Keyakinan yang tajam bahwa sumber kekuatan dari Allah. Setiap malam khususnya akhir malam, Allah semakin lebih dekat, sebagai hamba yang berjuang terasa ada kekuatan besar yang diberikan Allah, maka inilah yang mesti dikejar.

Seorang pejuang pasti bangkit menerkam kedatangab Allah disepertiga malam, karna merasakan banyak beban, bahwa tidak ada yang mampu menyelesaikan beban berat kecuali Allah. Maka bangun sholat malam menjadi program utama.

Setelah tahajjud sudah jelas yang akan dikerja esok hari, ditambah penguatan agar yang dikerja lebih berkah maka dipertajam dengan
Sholat dhuha.

Selain meminta agar senantiasa diistiqomahkan , maka perlu diikuti muhasabah/evaluasi, untuk menguatkan maka kita harus senantiasa merasa dimonitor oleh Allah.

Energi orang beriman tidak pernah habis, ia terus di assah dengan infak. Senatiasa pantang menolak panggilan Allah, karena iman adalah kekayaan sesungguhnya, maka menjadi wajib agar senantiasa menikmati berita dari langit. Wallahua’lam.■



BACA JUGA