Thursday, 3 February 2022 | 14:15 Wita

Ketua Yayasan Al Jihad Hidayatullah Belopa Sambut Kunjungan Silaturahim Kepala Badan Kesbangpol Luwu

Editor: admin
Share

LUWU, HidayatullahSulsel.com — Ketua Yayasan Al Jihad Hidayatullah Belopa, Ustadz Hamzah Sultan, menerima kunjungan silaturahim Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Luwu, H. Kamal, SPd, di ruang kerjanya, kantor Yayasan Al Jihad. Kamis (3/2/2022).

Kedatangan Kepala Badan Kesbangpol Luwu tersebut dalam rangka bersilaturahim, sekaligus bentuk pengenalan diri mengingat Kamal sendiri merupakan Kepala Badan yang masih terbilang baru di Kesbangpol Luwu.

Dalam kunjungannya tersebut, Kamal mengutarakan bahwa silaturahim perlu ia lakukan karena hal tersebut adalah anjuran ajaran Islam. Di samping itu, Kesbangpol sebagai sebuah institusi juga perlu merawat sinergisitas dengan ormas-ormas Islam. Khususnya ada di Kabupaten Luwu.

“Saya ini baru di sini (Luwu) Ustadz. Saya merasa perlu bersilaturahim karena dengan itu rejeki kita bisa bertambah. Selain itu, kami juga harus selalu dekat dengan ormas-ormas Islam khususnya yang ada di Luwu ini,” kata pria yang pernah menghabiskan dua belas tahun lamanya sebagai guru di Kabupaten Bone tersebut.

Dalam perbincangan yang acapkali diselingi canda dan tawa itu, Kepala Badan Kesbangpol Luwu turut menanyakkan perihal santri dan pesantren yang dikelola oleh Yayasan Al Jihad Hidayatullah Belopa.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Ustadz Hamzah menuturkan bahwa santri putri yang menjadi binaan di Yayasan Al Jihad Pesantren Hidayatullah Belopa sebanyak 70-an santri.

“Alhamdulillah, saat ini kita punya lebih dari 70 santri, pak. Untuk ekstrakurikulernya mereka aktif di kepanduan (Pramuka).” Kata Ustadz Hamzah memberi penjelasan.

Di sela-sela pertemuan tersebut, Ustadz Hamzah menambahkan perihal dipilihnya istilah “Al Jihad” sebagai nama Yayasan. Hamzah mengkhawatirkan jika nama tersebut dapat disalah pahami oleh segelintir orang.

Namun, bagi Kepala Badan Kesbangpol, hal tersebut tidak jadi persoalan. Baginya, segala aktivitas yang bernilai positif dan dilakukan karena Allah, maka itu adalah Jihad.

“Tidak masalah ustadz. Hal seperti itu pandai-pandai kita menjelaskan saja. Semuanya kan bisa bernilai jihad jika itu kita lakukan karena Allah. Ustadz membina santri di sini itu jihad. Bahkan, kunjungan saya ke sini pun merupakan jihad. Jadi, tidak ada persoalan soal nama tersebut.” Ucap bapak yang merupakan putra asli kabupaten Barru tersebut.■ Ian Kassa



BACA JUGA