Monday, 28 March 2022 | 13:37 Wita

Belajar Berjuang

Editor: admin
Share

Oleh : Fatahillah, Pengurus DPD Hidayatullah Maros

HidayatullahSulsel.com — Alhamdulillah, tinta sejarah telah tergores indah di setiap bait-bait lembaran buku para sejarawan, akankah kegemilang Islam dahulu mampu menjadi vitamin semangat bagi para pejuang di era digital.

Sehingga api semangat terus bergelora di pertempuran antara haq dan batil. Atau hanya sebatas bacaan lalu selesai, dan tak ada efek perubahan dalam jiwa untuk kebangkitan pradaban islam.

Kata Allahuyarham Ust Abdullah Said “Sampai ketemu di alam realita tidak di alam cerita” Jadi tunggu apalagi berkarya atau mati! Do or die

Masya Allah, kunci kesuksesan dan keberkahan secara jama’i orang terdahulu ada pada konsep yang jelas. Melalui pondasi pendidikan dengan desain strategis panduan pada surah Al Alaq, menjadi sebuah gerakan yang terasa efek domino akan kemajuan bersama.

Pesan Pemimpin Umum Hidayatullah “Perkuat aqidah, tajamkan cita-cita berqur’an dalam urusan ummat dengan integritas spiritual yang bersih, insya Allah kemenangan dapat diraih.”

Alhamdulillah, semua sepakat dengan ilmu, peradaban dapat dicapai maka sudah menjadi aksioma bila para pejuang tidak akan pernah berhenti belajar. GNH halaqoh adalah satu jalan dari jutaan jalan untuk menghantarkan para kader pejuang agar terus belajar.

Alhamdulillah, dalam proses belajar berjuang, disana dibutuhkan keilmuan, dibutuhkan manajemen mengelola kader dengan ragam warna dan corak dan gaya yang berbeda-beda, manajemen mengelola Kampus Peradaban agar terlihat cahaya syiar Islam di dalamnya, manajemen menggerakkan potensi.

Alhamdulillah, proses berjuang ini banyak badai, tsunami ujian yang akan terus menerpa kapal perjuangan, untuk memastikan apakah sang nahkoda kapal dan kapal ini benar-benar layak sampai di dermaga kebangkitan Islam, itulah sunnatullah dalm berjuang.

“Karena perjuangan senantiasa menawarkan zona yang tidak nyaman”. Kapal tidak akan memberikan banyak manfaat ketika hanya bersandar di pinggir pantai, dan todak akan diketahui apakah kapal itu tahan gelombang atau tidak.

Begitu juga para kader, kalau dia di situ saja bagaimana paham akan loyalitas perjuangannya hatta ia bergelar profesional sekalipun, maka penugasan adalah proses menguji apakah dia benar-benar kader atau kadera.

Belajar berjuang, namanya belajar pasti tidak lepas dari salah dan dosa, maka nafas GNH merupakan sebuah vitamin agar stamina iman senantiasa terawat dan terjaga dari serangan – serangan musuh-musuh Islam yang semakin marak dan aktif.

Belajar berjuang, mesti banyak sabarnya, banyak bergeraknya, banyak membuat karya-karya nyata yang bisa dinikmati secara jama’i, karena yang namanya belajar pasti ada tahapan-tahapan untuk naik ke tingkat selanjutnya, poinnya siapkan jiwa raga untuk menghadapi ujian demi ujian

Belajar berjuang, yang namanya belajar pasti ada peningkatan perubahan yang lebih baik, maka evaluasi total terhadap amanah yang diberikan menjadi poin inti untuk kemajuan bersama, memang agak repot kalau terlalu banyak amanah, sulit fokus, layaknya memanah dibutuhkan fokus.

Belajar berjuang, hidup berjamaah yang dipersiapkan sikap ilmu dan iman dalam menghadapi setiap soal, utamakan kebijakan yang landasannya untuk kemajuan jama’ah.

Belajar berjuang , jangan silau dengan kritikan, jangan cepat baperan, apalagi ketua, ketua ini adalah kunci kemajuan kampus dan kader, maka improvisasi standarisasi ketua perlu senantiasa dikuatkan. Semua ini demi dan untuk menyongsong kebangkitan Peradaban Islam

Semoga api semangat senantiasa terbakar di jiwa kami rakyat jelata, kaum lemah dan pejuang kebaikan

“Jika semangat perjuangan telah hilang dari hatimu, maka gantilah pakaiaanmu dengan kain kafan. Sebab, kehilangan semangat perjuangan sama saja dengan mati,” kata Buya Hamka.■