Thursday, 30 June 2022 | 21:13 Wita

Pemimpin yang Bertahta di Hati. Bag 1

Editor: admin
Share

Oleh : Ust Drs Nashri Bukhari MPd, Ketua DPW Hidayatullah Sulsel

HidayatullahSulsel.com — Sebagian masyarakat mempersepsikan kebahagiaan hidup dalam dunia kerja adalah ketika tempat kerjanya nyaman dan bergaji tinggi, dengan karir dan jabatan yang mentereng.

Juga dengan prestasi dan kesibukannya oleh sahabat dan kerabat, serta mungkin juga para tetangga memperbincangkannya sebagai pekerja profesional dan penuh dedikasi terhadap lembaga dan pemimpinnya.

Ironisnya terkadang ada karyawan atau pegawai berperan aktif dalam sebuah lembaga sejak awal perintisan hingga lembaga berkembang besar bahkan sampai menjadi orang terpenting dan menduduki posisi tertinggi. Namun dipuncak karir bukannya berleha-leha menikmati dan memanen jerih payah dan perjuangannya, justru dia memilih untuk resaign.

Meninggalkan berbagai kenikmatan dari pekerjaannya memilih tantangan baru yang tidak ada kepastian kehidupan dan prestasi yang lebih baik dari sebelummya.

Mungkin bagi kita memandang fenomena tersebut adalah sebuah keputusan dan pilihan yang ‘gila’. Bagaimana bisa, di tengah susahnya mencari pekerjaan dalam himpitan ekonomi justru memilih jalan hidup yang tak lumrah.

Tapi bagi pekerja profesional sejati, itu adalah jalan terbaik. Sebab baginya bukan materi dan karir yang menjadi standar kebahagiaan kerja yang dikejarnya, tapi kebahagiaan di balik semua jerih payah dan pengorbanan yang diberikannya.

Karena hal yang menjadi ukuran kenyamanan seorang bekerja di suatu tempat ataupun organisasi adalah lingkungan dan sistem kerja serta kepemimpinan yang mengayomi dan mendorong menjadi pekerja yang bahagia dan membahagiakan.

Di sini letak urgensi dan peran pemimpin baik karakter maupun pola kepemimpinan yamg dimilikinya.Hal itu sangat berpengaruh besar terhadap kenyamanan dan peran aktif orang-orang yang terlibat dalam lembaga atau organisasi.

Boleh dikata, semangat, produktifitas, kesuksesan, bahkan kebahagiaan anggota/karyawan sangat tergantung pada karakteristik dan pola kepemimpinan dari pemimpinnya.

Memimpin dengan Hati

Seringkali kita mendapati ada pemimpin bukan dari latar belakang pendidikan yang tinggi, wawasannya, gaya bicara dan penampilannya pun tidak menampakkan bahwa dia adalah orang hebat.

Bahkan ia tidak suka tampil apalagi dipublikasikan. Tapi kenyataannya sangat sukses memimpin, memiliki pengaruh yang kuat dan dicintai oleh bawahan atau anggotanya.

Salah satu kuncinya adalah karena mereka memimpin dengan pendekatan hati, rasa dan jiwa.

Dengan pendekatan hati mereka memahami pikiran, perasaan dan keinginan serta kompotensi bawahannya.

Dan dengan hati nuraninya dia memenuhi hak-haknya. Dan dengan pendekatan hati menyelesaikan problematika kehidupan yang berkaitan dengan sistem kerja, serta hak dan kewajiban para anggotanya.

Memimpin dengan hati akan menjadikan para karyawan dan anggota pun menerima dengan sepenuh hati tugas dan beban diberikannya, sehingga menggapai target organisasi atau lembaga melebihi ekspektasi yang ditetapkan dan ditargetkan.■



BACA JUGA