Tuesday, 2 August 2022 | 09:51 Wita

Ketua DPD Hidayatullah Luwu Sampaikan Spirit Perjuangan KH Abdullah Said pada Santri Baru

Editor: Humas DPW Hidayatullah Sulsel
Share

LUWU, HidayatullahSulsel.com — Tampil sebagai narasumber dalam kegiatan Masa Ta’aruf (Masta) Santri Baru di Yayasan Al-Jihad Pondok Putri Pesantren Hidayatullah Belopa, Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Luwu, Ustadz Hamzah Sultan menyampaikan materi sejarah terbentuknya Hidayatullah. Selasa (2/08/2022).

Di depan puluhan santri baru tersebut, dengan lugas Hamzah bercerita proses terbentuknya Hidayatullah yang didirikan oleh KH Abdullah Said di Gunung Tembak, Balikpapan, Kalimantan Timur.

“Sebagai sebuah ormas, Hidayatullah ini sebagaimana Muhammadiyah atau NU. Tetapi, perlu diingat bahwa proses berdirinya Hidayatullah ini tidaklah mudah,” kata Ust Hamzah.

Ustadz yang juga merupakan putra asli Bone tersebut menuturkan betapa pendiri Hidayatullah, KH Abdullah Said mengalami tantangan yang sangat berat jauh sebelum pendirian Hidayatullah.

“Pada mulanya, KH Abdullah Said bernama Muhsin Kahar. Dulu, Muhsin Kahar ini terlibat dalam gerakan pemberantasan judi di Sulawesi Selatan. Akibatnya, beliau dikejar-kejar. Kemudian hijrahlah Muhsin Kahar ini ke tanah Kalimantan Timur. Lalu, mengganti namanya menjadi Abdullah Said sebagai nama hijrah,” tuturnya.

Lebih lanjut, Ustadz Hamzah turut menyampaikan bahwa perjuan KH Abdullah Said tidak sampai pada persoalan mengganti nama saja. Melainkan KH Abdullah Said membutuhkan sebuah tempat yang layak dan representatif untuk menjalankan ajaran Islam sebebas-bebasnya.

“Apakah dengan berganti nama selesai? Tidak. KH Abdullah Said kemudian mendirikan Pesantren Hidayatullah pada tahun 1973 di Gunung Tembak. Mendirikannya pun tidak mudah. Tanah yang diinginkan tersebut berupa rawa, sarang buaya dan sarang penjahat. Tetapi, dengan spirit dakwah dan spirit itu merupakan hasil dari merenungkan sistematika dakwah Rasulullah maka dengan bismillah, Allah menghendaki Pesantren Hidayatullah berdiri,” jelas Hamzah dengan penuh antusias.

Di akhir materinya, Ustadz yang dikaruniai dua putra itu berpesan kepada seluruh santri baru untuk menyerap spirit perjuangan pendiri Hidayatullah. Menurutnya, para santri seharusnya bersyukur sebab bisa menikmati hasil. Sebagai wujud terima kasih kepada KH. Abdullah Said, maka para santri harus bisa menunjukkan spirit pejuang dalam segala hal.

“Alhamdulillah, para santri bahkan kita semua ini bisa menikmati hasil. Buah karya dari KH. Abdullah Said. Tapi bukan berarti perjuangan dakwah telah usai. Kalian ini adalah generasi pelanjut, maka seraplah spirit perjuangan KH. Abdullah Said tersebut dan kalian wujudkan dengan penuh keikhlasan dalam segala aktivitas positif kalian.” Ujar Hamzah penuh semangat. (Ian Kassa)



BACA JUGA