Sunday, 11 December 2022 | 06:43 Wita

Indonesia Negara Ilmu Pengetahuan

Editor: Humas DPW Hidayatullah Sulsel
Share

Oleh : Fatahillah Al Ayubi, Pengurus DPD Hidayatullah Maros

HidayatullahSulsel.com — Anies Rasyid Baswedan hadir menyampaikan kuliah kebangsaan di hadapan para profesor dan rektor serta ratusan masyarakat di Empang Panaikan. Makassar, Sabtu (10/12/22).

Anis Menyampaikan bangsa Indonesia didirikan oleh orang- orang yang memiliki ilmu pengetahuan, dan mereka menyepakati satu bahasa bersama bahasa persatuan, dan itu bukan bahasanya mayoritas tapi bahasa yang paling bisa mempersatukan, kesepakatan ini dibuat 17 tahun. Sebelum ada republik

Semua diperlakukan setara padahal pendiri republik adalah anak-anak kaum aristokrat, namun yang dahsyat semua orang disetarakan kesempatannya ketika membicarakan republik. Ini yang membedakan Indonesia dengan negara-negar lain, aristorasi hanyalah warisan budaya tapi bukan struktur negara, bukan struktur politik.

Menurut cucu Pahlawan kemerdekan ini, menyatakan kemerdekaan sebagai jembatan emas meraih keadilan sosial bagi semuanya, gagasan yang muncul oleh kaum cendekiawan mengirimkan sebuah pesan implisit, menggunakan ilmu pengetahuan untuk menyusun republik. Mereka menggunakan sosiologi, ilmu politik, ilmu sosiologi, ilmu tata negara, ada ilmu di balik hal spektakuler

Mantan gubernur DKI Jakarta itu menegaskan “Hari ini menjadi PR besar untuk mengembalikan ilmu sebagi nahkoda dalam menjalankan republik ini, republik ini harus diatur pakai ilmu”

Membangun republik harus dengan semangat gerakan, bukan program, tapi gerakan. Dahulu kita kenal ada gerakan berantas buta huruf. Sukarno mengatakan “Bantulah gerakan berantas buta huruf. Intisari dari republik ini adalah gerakan.”

Ia menjelaskan yang harus selalu diingat menjaga semangat ilmu pengetahuan, problem-problem diselesaikan dan membangun kolaborasi.

Negara hadir memberikan kesetaraan untuk semuanya, kami tidak menawarkan visi, tapi rekam jejak yang sudah dilakukan, karena visi misi bisa dikarang dan dibuat sedemikian keren, dan mengatakan tidak membawa bukti, yang lain tidak bisa membantahnya, kalau rekam jejak sudah nyata.

Yang kita bawa bukan target menjadi sesuatu, tapi yang kita bawa misi, kalau target untuk diraih kalau misi untuk dilaksanakan, seperti piala dunia, dapat piala selesai, kalo pilpres selesai disitu misi dilaksanakan

Di hadapan para guru besar dan rektor, Anis menantang mereka semua untuk mengkaji bangsa ini, terkait kebijakan apa yang harus diteruskan, kebijakan apa yang terjadi sekarang yang perlu dikoreksi, kebijakan apa yang perlu dihentikan, kebijakan baru apa yang harus dilakukan.

Penulis sangat bahagia mendengar kuliah Al Alaq kebangsaan tersebut, semakin mempertebal wawasan kebangsaan dan menjadi energi tambahan dalam menjalani kehidupan.

Penulis juga berkesempatan berbagi majalah Hidayatullah sebagai alat yang efektif dan efisien menjelaskan peran dan fungsi Hidayatullah di dalam berbangsa dan bernegara.(*)



BACA JUGA