Monday, 26 December 2022 | 19:21 Wita

5 Pesan bagi Orangtua Sekolahkan Anak di Ponpes

Editor: Humas DPW Hidayatullah Sulsel
Share

Oleh : Muhammad Erwin, Ketua Lembaga Pendidikan Integral Hidayatullah (LPIH) Parepare

HidayatullahSulsel.com — Menitipkan anak untuk dididik di pondok pesantren (ponpes) saat ini sesuatu yang mulai menjadi fenomena tersendiri di tengah makin sulitnya orangtua dan pihak sekolah mengontrol pergaulan anak.

Ponpes makin diminati dan dinilai sebagai tempat terbaik mendidik anak di tengah makin merebaknya dampak negatif medsos dan ponsel terhadap remaja.

Hanya saja, untuk berhasilnya pendidikan anak di ponpes membutuhkan sinergi antara pihak ponpes dan pihak orangtua/wali santri.

Berikut lima hal agar orang tua dan sekolah/ponpes senantiasa bersinergi untuk pendidikan anak-anaknya.

Pertama, Tega. Orang tua harus tega meninggalkan anaknya di pondok, yakinkan pada diri bahwa di pesantren putra-putrinya dididik bukan dibuang, diedukasi bukan dipenjara. Harus tega, karena pesantren adalah medan pendidikan dan perjuangan.

Kedua, ikhlas. Sebagaimana anak dididik dan diajar, maka perlu adanya keikhlasan selama anandanya menjalani proses pendidikan, dilatih, ditempa, diurus, ditugaskan, prioritas waktu hafalan, dibatasi waktu tidurnya, dan sebagainya.

Ketiga, Tawakkal. Setelah menetapkan hati untuk tega dan ikhlas, serahkan semua kepada Allah Subhana wa Ta’ala. Berdoalah! Karena pesantren bukan tukang sulap yang dapat mengubah begitu saja dalam sekejap santri-santrinya.

Tetapi perlu berusaha, agar Allah azza wa jalla mengabulkan doa. Doa orangtua pada anaknya pasti dikabulkan. Meminta anak untuk rajin berdoa karena doa penuntut ilmu mustajab.

Keempat, Ikhtiar. Poin ini yang utama adalah adanya dana. Tidak semua pondok merupakan lembaga amal. Banyak pondok yang tidak menggaji ustadznya, maka sebaiknya pondok harus dibebani dengan membiayai santrinya juga.

Imam Syafi’i pernah berpesan mengenai syarat menuntut ilmu antara lain memiliki dirham (baca: uang/rupiah). Insyallah, semua yang dibayarkan bapak-ibu 100% kembali pada anak-anak.

Kelima, yang terakhir, Percaya. Percayalah bahwa anak bapak-ibu dibina, betul-betul dibina. Semua yang mereka dapatkan di pondok adalah bentuk pembinaan.

Jadi kalau melihat anak-anaknya diperlakukan bagaimanapun, percayalah itu adalah bentuk pembinaan.

Orangtua santri pun diharapkan mendukung selama anandanya menjalani pendidikan di pondok, terutama sikap anandanya dalam hal syari’at, bacaan al-Qur’an, dan lainnya. Jangan anaknya di pondok di larang merokok tapi di rumah malah bapaknya merokok, misalnya.(Sahlah al-Ghumaishaa’)

*) Dari tausiyah pada ‘Madrasah Orangtua Yayasan Ar Risalah Hidayatullah Parepare