Sunday, 12 February 2023 | 06:05 Wita

Pemimpin Umum Hidayatullah : “Ustadz Jamaluddin Nur Miliki Kelebihan Khusus”

Editor: Humas DPW Hidayatullah Sulsel
Share

HidayatullahSulsel.com — Berikut kutipan ceramah takziyah Ustadz Jamaluddin Nur oleh Pemimpin Umum Hidayatullah KH Abdurrahman Muhammad di masjid ar-Riyadh Gunung Tembak, Jumat bakda Ashar (10/2/2023) :

Saya ke Surabaya dan besok pagi jam lima ke Batam bisa sampai di sana jam tujuh. Tapi karena dimakamkan malam ini sehingga saya urungkan tidak ke sana. Menyusul saja kalau ada waktu nanti untuk takziyah langsung. Diminta oleh keluarga dimakamkan malam ini bakda Maghrib atau bakda Isya nanti.

Banyak santri utamanya yang belum pernah melihat sosok ini. Ini sosok yang luar biasa. Memiliki kelebihan yang saya belum temukan kelebihan itu pada sosok (kader) Hidayatullah yang lain pada hari ini, belum saya lihat belum menemukannya.

Mengenal sejak di sini sejak awal masuk di Hidayatullah, sampai saat ini tidak pernah ada putus hubungan. Karena beliau orang yang sangat perhatian dengan sesepuh Hidayatullah. Selalu mengundang rombongan ke Batam, selalu mengundang ibu-ibu bapak-bapak, luar biasa.

Tapi ada yang saya katakan tadi unik ya, yang belum bisa digantikan oleh siapa-siapa. Yaitu kemampuan komunikasi politik yang luar biasa high politik. Berapa kali saya diundang yang mengumpulkan para pejabat dan anggota DPR di satu ruangan. Saya diundang mengikuti acara tersebut. Gubernur, walikota, anggota DPR Fraksi Golkar, PPP, PAN, itu dikumpul berapa kali oleh beliau.

Ini yang saya katakan belum ada yang bisa gantikan. Bisa mengumpulkan semua partai di satu ruangan dan diledekin, dimain-maini saja gubernur itu oleh Pak Jamal. Walikota, bupati, dan apa semua. Tokoh-toloh nasional yang berkunjung ke Batam pasti Pak Jamal diundang dan pasti Pak Jamal yang disuruh berdoa. Dan biasanya kalau diminta berdoa bicara dulu ngomong dulu seperti orang sambutan, panjang.

Terakhir itu peresmian masjid besar di bandara (di Batam). Masjidnya unik ini. Ini diresmikan oleh Menteri. Pak Jamal diundang baca doa tapi dia ceramah dulu. Jadi diceramahi dulu Menteri, dia mau jadi calon presiden juga. Dia bilang, wajib bapak jadi calon presiden. Senang dia dan Menteri apa itu ya? Ketua Golkar atau Menko ya?

Jadi ini orang yang sangat unik ya. Komunikasinya luar biasa kedermawannya luar biasa dan komitmen dan loyalitasnya. Dia punya tiga Perguruan Tinggi (PT) di sana. Ada Institut juga. Namanya Tanjung Uncang. Inia da kurang lebih 4000 santrinya. Jadi ramai sekali kalau hari-hari sekolah. Ini sebagian khusus yang jamaah datang tiap pagi anaknya. Selain ada yang mondok juga. Kemudian ada kampus khusus putri, mahasiswi dan Aliyah di sana ya itu ribuan juga.

Kemudian ada kampus khusus mahasiswa, baru juga diresmikan. Dan dia memang apa namanya ya tidak ada waktu tidak berdakwah, setiap hari. Mungkin satu dan berapa kali setiap hari. Di sana kan kota industri kelihatan Singapura. Kalau mau ke Singapura dari Batam itu gampang, naik speedboat. Kelihatan Singapura dari sebelah apalagi kalau dibawa makan di rumah makan itu, dekat sekali Singapura

Sejak saya diundang ke Batam waktu itu masih baru pindah dari Padang, Sumatera Barat lalu ditugaskan ke Batam. Waktu itu saya diundang pertama kali datang ke Batam nyewa rumah, masih perintisan lokasi. Ini ustadz tapi belum ada perintisan lokasi (katanya).

Berikutnya saya datang lagi, diundang lagi sudah masuk lokasi baru sudah mendirikan barak masih kayu belum selesai. Waktu itu saya dibawa naik gunung. Dia bilang lokasi ini mau dibebaskan, saya bilang ya memang harus dibebaskan, Pak Jamal.

Jadi beliau ini adalah tokoh yang luar biasa di Batam. Tidak ada tokoh yang tidak kenal Pak Jamal ini. Semua harakah dekat dengan Pak Jamal. Kemampuan komunikasi yang luar biasa makanya saya bilang belum ada yang sama itu dengan beliau.

Kalau tokoh perintisan banyak yang sama. Tokoh-tokoh perintis yang disebut di Hidayatullah itu perintis senior dan yunior. Kalau perintis senior Pak Sarbini, Ustadz Amin Mahmud, Ustadz Yusuf Suraji, Ustadz Hasan Suraji itu perintis senior.

Kalau perintis yunior seperti saya ini, belakangan datang, datang ke sini tahun 1979, Hidayatullah Gunung Tembak ini tahun 1976, jadi tiga tahun setelah diresmikan. Tapi masih sangat bersahaja juga masjidnya masih masjid kayu.

Ada banyak perintis yunior, Pak Jamal ini perintis yunior anak-anakku sekalian. Ini perlu ditransformasikan pribadi-pribadi ini. Ada namanya Ustadz Haris Amin. Ini tokoh juga yang meninggal di Irian, ini tokoh Aceh dan tokoh Papua, lintas pulau dari Sabang sampai Merauke. Tidak banyak yang begitu. Kalau yang senior ini yang saya kenal dua orang. Ustadz Sarbini di Papua pernah di Sumatera, yang saya tahu. Kemudian siapa lagi ya.

Kemudian kalau yunior tadi seperti itu. Luar biasa. Ada juga tokoh perintis Aceh Ustadz Ahmad Nurdin, ayahnya Hamdan mahasiwa PUZ, dia pendiri yayasan pendidikan di Karang Bugis.

(Oh iya), Ustadz Majid Aziz perintis Lampung perintis di Papua juga. Dua orang itu yang saya kenal dari Sabang sampai ke Merauke yang lain ini luar biasa. Ini perlu ditransformasikan saat ada yang meninggal takziyah seperti ini.

Saya kira itu yang penting saya sampaikan. Semoga harapan takziyah itu mengungkap tidak adap diulang-ulang itu generasi perintis yang luar bias aini. Menghadirkan Hidayatullah yang meng-Indonesia bahkan mendunia.

Saya selalu ingatkan Pak Jamal, kelihatan itu (kita) sakit-sakitan. Siapkan kader di situ. Jangan kalau jalan, jalan sendiri saja. Kalau menemui gubernunr atau siapa saja, ikutkan. Saya lihat Pak Hamzah begitu di sini. Kalau bepergian bawa beberapa orang. Karena itu perlu, bagaimana cara berkomunikasi orang-orang, pejabat militer atau sipil, profesional. Itu saya ingatkan Pak Jamal itu.

Saya bilang weh tidak ada yang bisa memikul bebannya Batam. Ini hanya bisa dipikul dengan secara bersama. Makanya ketika meninggal almarhum pendiri Hidayatullah Ustadz Abdullah Said, itu syaratnya saya.

Bahwa kepemimpinan yang kita akan bangun ini adalah kolektif atau kepemimpinan syura. Memang sedikit melelahkan kepemimpin kolektif itu. Panjang proses-proses syura itu yang harus dilewati sedemikian rupa.

Perlu minta (pendapat) itu namanya istisyarah, memberi saran kepada yang lain. Tasywur saling berdebat. Panjang ini dalam kepemimpinan awal kolektif Hidayatullah, panjang luar biasa pertarungan. Di Jakarta luar biasa perjalanan membangun kepemimpinan kolektif ini luar biasa. Alhamdulillah dengan cara ini aman Hidayatullah

Banyak pemikir-pemikir yang muncul diberi ruang untuk memberi pendapat untuk meminta pendapat. Terkadang memang kita mau cepat. Tapi kalau belum bulat kira-kira kalau belum bulat ini kalau diambil keputusan ditunda jangan dulu. Masih beda tokoh sana dengan tokoh sana masih perlu pendekatan dulu.

Jadi ini perlu saya sampaikan supaya jangan nanti besok-besok yang akan datang, Hidayatullah seketika sesepuhnya sudah pada pergi, muncul fraksi atau apa namanya faksi-faksi. Tidak boleh muncul. Kalau muncul faksi-faksi (itu) merusak. Tidak boleh ada faksi-faksi.

Ini saya belajar panjang dari almarhum. Bisikan-bisikannya itu, kenapa begini kenapa begitu kenapa saya ambil keputusan begini, itu disampaikan. Sehingga keputusan keluar setelah meminta pandangan-pandangan dari hal yang banyak berbeda.

Pendapat sana lain pendapat situ lain, ini bagaimana mendekatkan? Itu perlu seni pendekatan. Kalau terasa ada pendekatan ada apa namanya kesepahaman baru bisa diambil keputusan. Ini saja. Kalaupun masih bisa berbeda sedikit, itu bisa dipahami bahwa memang itulah keputusan yang tepat.

Saya selalu sampaikan ke Ustadz Jamal itu, beri pembelajaran sama adik-adik ini, karena tidak ada lagi tokoh sekaliber antum setelah kepergiananya. Hanya bisa dipikul dengan tim dengan cara kolektif.

Alhamdulillah itu dilakukan. Saya tanya teman-teman alhamdulillah. Sebab biasa pemimpin hebat itu sangat otoriter. Apalagi pemimpin seperti Pak Jamal ini merintis sejak awal sampai besar seperti ini, besar sekali kansnya itu untuk jadi otoriter.

Saya selalu ingatkan itu, jangan. Ini yang paling penting. Karena kalau sudah ada kelompok ini dan itu saling menguatkan kelompoknya. Sehingga harus sedemikian rupa didekatkan para pemimpin-pemimpin wilayah dan para pemimpin di pusat.

Sehingga terasa ternyata yang paling efektif dalam kepemimpinan itu ketika kita terikat dengan kebersamaan kekeluargaan ukhuwah Islamiyah. Tapi kalau itu apa namanya ada faksi-faksi ada rentang itu melelahkan dan kelelahan tidak akan pernah selesai. Jadi ini yang paling efektif yang harus dijaga.

Karena itulah salah satu sasaran doa pemimpin itu “allhumma allif baina qulubina wa ashlih dzata bainina” ini tidak boleh dilupakan oleh para pemimpin karena kalau ini hilang sudah ada bibit-bibit di dalam, itu berbahaya.

Makanya salah satu kelelahan saya kalau mendengar oh ada orang belum satu kesepahaman padahal satu tim. Bahkan biasa deadlock putus komunikasi putus pembicaraan ini harus segera disambung didoakan dilakukan pedekatan insyaAllah kalau sudah bisa bertemu bisa salaman sudah bisa jalan dengan baik untuk efektifnya perjalanan kepemimpinan.

Alhamulillah saya tanya anak muda yang mengelilingi di sana dari Gunung Tembak dari Surabaya kebanyakan. Jadi muda-muda itu semua. Muda-muda sekarang ini. Ada beberapa tamatan Aliyah juga di sini sudah di sana. Seperti panggilan Anca dari Surabaya yang selalu bergaul ke Surabaya.

Saya mencoba mengoreknya. Saya sudah membayangkan kalau Pak Jamal pergi ini baru tidak solid tidak terbentuk tim, weh luar biasa bebannya Batam itu dan luar biasa menggiurkannya. Itu bisa membangun massa (dengan) dua saja.

(Yaitu) pertama, kemampuan komunikasi politik luar biasa. Jadi tidak pernah ada tahun APBD (Hidayatullah) Batam tidak dapat tidak pernah. Apakah lewat bupati lewat walikota lewat gubernur lewat DPR tidak pernah tidak ada.

Kedua, karena banyaknya mahasiswanya, walaupun anak-anak apa namanya itu, karena banyak anak pengurus anak jamaah dari timur dari barat, banyak sekali, dari seluruh daerah itu dipermudah oleh Pak Jamal.

Tapi anak-anak setempat anak orang kaya anak professional anak pengusaha di sana itu benar-benar pundi-pundi uang dari santri-santri membiayai gedung-gedung itu. Luar biasa banyaknya gedung bertingkat semua

Sosok pak jamal masyaAllah. Eh saya selalu panggil eh jalan-jalan ke Gunung Tembak kita ini sudah sakit-sakitan. Jalan-jalan supaya dikenal. Kita itu perlu dikenal oleh santri-santri ada namanya Jamal Nur, kira-kira ada berapa tahun tidak injak di sini? Ada dua tiga tahun tidak injak di sini.

Iya. Tentu pembelajaran ini kita harapakan seperti Allah memberi pelajaran dalam kisah-kisah dalam al-Qur’an itu. Untuk menguatkan semangat juang. Allah bilang begitu: linutasbbita bihi fuadak “… Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya,” (Al-Furqan [25]: 32)

Kisah para nabi untuk menguatkan semangatmu dan hatimu ini. Jadi kisah para perintis Hidayatullah ini untuk menguatkan bahwa orang-orang yang merintis adalah orang sederhana seperti kita dan adik-adik ini.

Bahkan kalau dari segi pendidikan sudah lebih hebat mahasiswa PUZ (STIS Hidayatullah). Para perintis ini orang sederhana saja. Modalnya hanya, kesatu keyakinan bahwa Allah ada dan pasti membantu. Kedua ketaatan. Kalau ilmunya sedikit sekali.

Tapi seperti apa yang pernah dikatakan oleh ustadz Amin Baharun, tokoh pendiri Hidayatullah ini. Ada sahabat Nabi hanya mengetahui (hafalan) tiga qul saja. Qulhuwallah Qul audzu birabbil falaq Qul audzu birabbinnas. Dia sudah pergi dakwah dan dia sukses. Modal keyakinan dan ketaatan saja.

Bagaimana kira-kira zaman ini? Zaman ilmu terbuka lebar fasilitas luar biasa. Yang namanya alat komunikasi luar biasa. Seketika dunia bisa digenggam. Saya katakan dari segi nilai tidak bisa tandingi orang terdahulu itu.

Tapi dari segi kapasitas ilmu dan juga keterampilan tidak bisa terkalahkan generasi yang akan datang ini. Tidak bisa terkalahkan jadi ada kesempatan untuk berbuat hebat juga.

Kalau para perintis (Hidayatullah) lalu itu hebat dengan kehebatannya seperti itu. Kalau yang akan datang ini diberikan peluang oleh Allah untuk menggenggam dunia. Makin hebat juga jadi kesempatan untuk hebat.

Al-Qur’an adalah mukjizat sepanjang masa. Masih kalah mukjizatnya Nabi Musa masih kalah mukjizatnya Nabi Sulaiman, yang bisa dibawa oleh angin, perjalanan sore sama dengan perjalanan sebulan, yang bisa dibawa angin perjalanan pagi sama dengan perjalanan sebulan, sore sama dengan sebulan.

Tapi tidak sebanding dengan Nabi Muhammad yang bisa Isra Mikraj sampai ke hadapan Allah perjalanannya itu dikatakan Allah. “Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun,” (Al-Ma’arij [70]: 4)

Perjalanan nabi Muhammad sebanding lima puluh ribu tahun jadi tidak sebanding dengan nabi Sulaiman. Jadi ada kesempatan hebat itu dengan kemukjizatan al-Qur’an.

Saya selalu berdoa ya Allah berikanlah kehebatan-kehebatan mukjizat al-Qur’an sehingga akan lahir suatu peradaban ilmu yang luar biasa di bumi dan itu akan berakhir dunia. Maka rebutlah anak-anakku sekalian.

Mungkin bukan kita tapi kita telah membikin tangganya. Mungkin bukan adik-adik tapi adik-adik juga sudah membikin tangganya. Tangga-tangga dunia tangga-tangga mikraj. Mungkin bukan adik tapi cucunya atau cicitnya nanti.

Tapi saya yakin tidak terlalu lama. Mungkin dua atau tiga generasi yang akan datang itu sudah terjadi hal ini. Atau mungkin kita sudah mati semua juga. Tapi saya yakin itu mukjizat al-Qur’an. Itu akan muncul kembali.

Itu iman, keimanan kepada Allah. Siapa yang tidak mengimani ini imannya tidak sah karena al-Qur’an adalah mukjizat. Itulah pentingnya terus ditransformasikan perjuangan ini, para perintis-peritis Hidayatullah yang luar biasa.

Kalau bukan karena kemukjizatan al-Qur’an melahirkan orang-orang yang yakin dan orang-orang yang taat. Tidak mungkin semua akan terjadi. Astaghfirullah subhanaka allahumma wa bihamdihi.

Semoga Allah menerima semua amal kebaikan semuanya Ustadz Jamal sesuai dengan perjuangan yang telah diberikan dan pengorbanan yang diberikan. Allahumma amin ya Allah
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuhu.(*)

*) Sumber : Postingan Ketua DPD Hidayatullah Pangkep di WAG Hidayatullah Sulsel