Tuesday, 14 February 2023 | 23:17 Wita

Ust Amal, Tanpa SK Tugas Tetap Semangat Rintis Hidayatullah Pangkep

Editor: Humas DPW Hidayatullah Sulsel
Share

• Jejak Perintisan Dakwah dan Tarbiyah di Hidayatullah Pangkep (3)

HidayatullahSulsel.com — Jiwa Hidayatullah senantiasa membara di dada menunaikan amanah meski tanpa Surat Keputusan (SK) dari Dewan Pimpinan Wilayah Hidayatullah Sulsel untuk merintis Pesantren Hidayatullah di Kabupaten Pangkep.

Ketika itu tahun 2003, Ust Amal memulai peran baru di bidang dakwah pendidikan Hidayatullah di Pangkep sembari menjadi guru kontrak.

Menjadi guru kontrak tak menghalangi niat besarnya untuk mendirikan cabang Hidayatullah di Kabupaten Pangkep. “Saya memilih mengajar di SLTP Luar Biasa di Pangkep. Pertimbangannya adalah pihak sekolah SLTP Luar Biasa memberikan izin untuk saya hanya mengajar tiga hari dalam sepekan. Selebihnya tiga hari saya gunakan waktu mengajar di Pesantren Hidayatullah Makassar, tepatnya SMP dan SMA Albayan,” tuturnya.

Begitulah rutinitas yang dilakukan sosok humoris itu. setiap pekannya. Tak kenal hujan dan terik bolak-balik Pangkep-Makassar.

Untuk memperlacar tugas di dua tempat berjauhan tersebut, Ia memberanikan diri membeli motor Honda Lagenda keluaran terbaru waktu itu dengan cara kredit.

Keputusan untuk menyicil motor sesungguhnya sangat berisiko, betapa tidak, gaji sebagai Guru Kontrak hanya Rp 420.000 per bulan, sedangkan angsuran motor tiap bulannya mencapai Rp 440.000 per bulannya.

Itu berarti cicilan motor harus dicarikan tambahan setiap bulannya sebesar Rp 20.000.

Mengharapkan honorarium dari Pesantren Makassar tentu tak cukup karena habis dipakai untuk transportasi dan konsumsi selama tiga hari tiap pekan bolak balik ke Makassar.

Untunglah Sang Istri tercinta memberi dukungan sepenuhnya, baik moril apalagi materi, dengan menyisihkan sedikit gaji bulanannya untuk menutupi kekurangan yang ada.

Antara pendapatan yang terbatas dan pengeluaran wajib yang harus dialokasikan membuat Ust Amal sekeluarga harus menghemat.

“Tentu saja hal itu menjadi biasa bagi kami, karena kehidupan kami sebelumnya di Pesantren Hidayatullah Makassar jauh dari kata cukup. Seingat saya pernah gaji bulanan kami terima hanya Rp75.000 per bulan,” ungkapnya.

Hal yang demikian itu, tentu tak mengherankan bagi pendamping hidup yang telah memberi lima buah hati bagi Ust Amal tersebut.

Betapa tidak, Sang Istri merupakan santri awal di Pesantren Albayan Hidayatullah Makassar yang berstatus sebagai mahasiswa IKIP Ujung Pandang waktu itu.

Amanah beliau adalah Ketua Pondok Mujahidah Tabah Ria. Pondok ini adalah rumah kontrakan yang dibiayai oleh Yayasan Albayan dan sekaligus sebagai tempat menempa mahasiswa menjadi kader Hidayatullah.

Waktu berjalan, untuk memperkenalkan Pesantren Hidayatullah di Pangkep, maka secara rutin dai senior dari Pesantren Hidayatullah Makassar dijadwalkan secara tetap mengisi pengajian ataupun khutbah Jumat di Pangkep. Di antaranya Ust Ir KH Abdul Majid MA maupun Ust Drs KH Ahkam Sumadiana MA.

Juga Ust H Burhanuddin SAg MPd, yang sekarang menjadi Ketua DPD Hidayatullah Bone tak luput diundang mengisi khutbah Jumat di Pangkep, tepatnya di Masjid Nurul Adani.

Masjid ini letaknya di Komplek Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pangkep, yang juga bersebelahan dengan SLTP Luar Biasa tempat Ust Amal mengajar dan sekaligus tempat tinggal keluarganya.

Kehadiran dai senior dari Pesantren Hidayatullah Makassar tentu saja menjadi penambah spirit untuk lebih maksimal memperjuangkan hadirnya cabang Hidayatullah di Kabupaten Pangkep.

Untuk lebih menggencarkan silaturrahim, tak luput lembaga pendidikan seperti SMAN 1 Pangkajene Kabupaten Pangkep, SMA favorit di Pangkep menjadi mitra silaturrahim dengan mendatangkan dai dari Pesantren Hidayatullah Makassar untuk mengisi khutbah Jumat di masjid yang dibina oleh SMAN 1 Pangkep.

Ust Amal memiliki cerita menarik mengundang tawa terkait hal itu, ketika mengundang dai muda waktu itu, yang sekarang telah menjadi pengurus Dewan Pimpinan Pusat Hidayatulah bidang Dakwah dan Pengkaderan, Dr. [Cand] Muhammad Shaleh Utsaimin S.S, M.Kom. Cerita apa kiranya? (*)



BACA JUGA