Friday, 17 February 2023 | 14:21 Wita

Sholat, Kematian dan Pertemuan dengan Sang Maha Penyayang

Editor: Humas DPW Hidayatullah Sulsel
Share

Oleh : Fatahillah al Ayubi, Bendahara DPD Hidayatullah Maros

HidayatullahSulsel.com — Menjadi catatan sejarah dunia dan akhirat, tentang buku kehidupan dalam Titian perjalanan di jagad raya ini. Setiap halaman tercatat secara detail apa yang telah dilakukan seseorang, kelak dibuka untuk kita saksikan, sekecil apapun yang telah dilakukan menjadi isi buku yang akan dipertanggungjawabkan dihadapan yang Maha Menetapkan (Al Hakam)

Memilih rute ini sangat terjal penuh ujian, denyut nadi dan darah perjuangan melalui GNhalaqohMabit merupakan strategi dan bekal terbaik menyongsong kehidupan Akhirat. Tanpa tapi, tanpa nanti, tanpa letih

Allah berfirman, “Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya, dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)?”, pada hari itu bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Rabbmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Al Zalzalah: 1-8 “

Peristiwa kematian merupakan nasehat yang sangat nyata bagi setiap insan, cepat atau lambat, suka atau tidak, ketika jadwal panggilan dari Maha Mematikan (Al mumiitu) telah tiba, tak satu apapun yang mampu menahan

Kematian adalah pintu utama untuk bertemu dengan Maha Menghitung segala sesuatu (Al Muhshii), siapa yang tidak senang bertemu dengan Sang Maha Penyayang? Siapa yang tidak bahagia dipanggil oleh sang Maha Kasih ? Hanya insan yang memiliki persoalanlah yang tidak senang!

Kasih sayang Allah kepada hambanya dengan mengarahkan dan melatih melalui sarana shalat, bahwa kita setiap hari lima kali di ingatkan tentang kematian melalui shalat, karena shalat adalah sarana terbaik bertemu yang Maha kokoh (Al Matiin)

Shalat juga adalah poinnya mengingat kematian, perbaiki lah shalat maka Allah akan memperbaiki hidup hambanya, shalat menjadi utama di episode keseharian. Alhamdulillah Allah senantiasa memenuhi kebutuhan utama titian kehidupan seseorang untuk dapat mencapai puncak kenikmatan bertemu dengan Sang Maha Pengasih (Ar Rahman) melalui latihan shalat.

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Maka, jika shalatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika shalatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari shalat wajibnya, maka Allah Ta’ala berfirman, ‘Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki shalat sunnah.’ Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari shalat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya.” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan hadits tersebut hasan.) [HR. Tirmidzi, no. 413 dan An-Nasa’i, no. 466. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.]

Duhai kematian betapa engkau sangatlah mempesona, engkau menjadi bahan bakar semangat untuk terus meningkatkan kualitas keimanan sebagai wujud utama mendapatkan hasil yang maksimal kelak dihadapan sang Robbul Izzati

Suatu hari panggilan itu tiba, persiapan bekal menjadi konsentrasi, mawas diri, muhasabah dan totalitas menguatkan jiwa dengan ful power beribadah, dan mengikhtiarkan fisik dengan berlatih agar sehat raga dengannya dapat lebih full power melaksanakan setiap perintah dan menjauhi larangan dari sang Maha berkuasa (Al Muqtadir)

Cerita dunia sangatlah singkat, suka, bahagia, marah, cinta, benci adalah sebuah episode yang terus akan dijalan seorang hamba. Itulah kehidupan, hadapi hidup dengan penuh semangat untuk menjadikan lawan jadi kawan, menghadapi setiap situasi penuh dengan panduan lengkap bernama Al Qur’an

Ketahuilah wahai insan, sang Maha pemilik kehidupan ini tak akan pernah membebani hambanya sesuai kemampuannya.

Firman Allah

لا يكلف الله نفساً إلا وسعها

Bahwa Allah tidak membebani seseorang diluar kemampuannya (Al-Baqarah: 286)

Ingatlah segalanya harus sesuai desain Al Qur’an dan hadist, sehingga kita mampu memberikan spirit bangkit atas setiap musibah, persoalan yang dihadapi dalam lembaran demi lembaran kehidupan

Allah maha segalanya, Allah lebih paham dan mengerti apa yang terjadi, pasti ada pesan peting yang mesti diserap hikmahnya, berpedoman pada sifat-sifat nama-nama Allah tentu semakin meningkatkan kualitas akar syahadat seseorang

Dari Anas -raḍiyallāhu ‘anhu-, dari Rasulullah -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam-, beliau bersabda, “Mayat itu akan diikuti oleh 3 perkara: keluarga, harta dan amalnya. Dua perkara akan pulang kembali, dan yang satu akan tinggal (bersamanya). Keluarga dan hartanya akan kembali, dan yang tinggal adalah amalnya.”

Hanya amalan yang menemani kehidupan di alam kubur, GnhalaqohMabit menjadi denyut nadi perhatian utama bagi seorang hamba, keikhlasan, kesabaran, dan kesungguhan untuk terus belajar menguatkan akar pemahaman Al Alaq,

Menerapkan Al qolam dalam buku kehidupan, menjadikan Al Muzammil sebagai nafas, tanggang ke gelangang membawa panduan Al Mudatsir, menjadikan Al Fatihah sebagai darah perjalanan bergerak bangkit membawa pesan Ilahiah sang Maha mengawasi ( Ar raqiib )

Ketahuilah kematian adalah nasehat nyata langsung Allah tunjukkan kepada semua ummat Manusia. Para sahabat itu senang memberikan nasehat, Alhamdulillah niat tulus hadirnya tulisan ini menjadi nasehat buat penulis dan pembaca, semoga Allah memberikan kepada kita semua kelak wafat dalam keadaan Khusnul khatimah. Aamiin.(*)



BACA JUGA