Thursday, 23 February 2023 | 20:19 Wita

Mengkader atau Mati. Itu Kewajiban Bukan Pilihan

Editor: Humas DPW Hidayatullah Sulsel
Share

Oleh : Dr Ust Khairun Misjaya MPd, Dewan Murabbi Wilayah Hidayatullah Sulsel

HidayatullahSulsel.com — Menjadi seorang kader Hidayatullah, itu berat. Tidak ringan amanah yang diberikan kepada kita.

Amanah, bagi seorang kader adalah pemali memintanya dan pemali menolaknya. Kita tidak boleh dalam meminta amanah, tapi jika diberikan, kita tidak boleh menolak.

Sebagai seorang kader, kita harus bisa menguatkan gerakan perjuangan ini. Khususnya dalam mempersiapkan kepemimpinan bangsa Indonesia ini di masa akan datang. Kita harus jadi kader yang siap menjadi pemimpin bangsa. Kita perlu menjadi pemimpin bangsa ini.

Mengkader atau mati, itu bukan pilihan, tapi itu kewajiban. Mengader itu wajib. Kalau kita tidak mengader, mati saja.

Ada dua unsur yang harus dikuatkan dalam perkaderan, yakni tarbiyah dan dakwah. Dua pilar gerakan perkaderan ini tidak boleh dikendorkan.

Tarbiyah dan dakwah yang menjadi mainstream gerakan Hidayatullah harus mendapat penguatan untuk melahirkan kader-kader yang handal dan tangguh.

Selain proses kader, yang terbingkai dalam gerakan tarbiyah dan dakwah, dalam perjuangan ini juga butuh darah, yakni butuh dana. Butuh uang untuk berjuang. Penguatan ekonomi juga harus jalan.

Alhamdulillah, Hidayatullah sudah mulai melakukan gerakan ekonomi itu. Ada Sakinah Mart secara nasional, ada Sahid dan lain lain.

Di Sulsel sudah ada peternakan sapi, ada persawahan, ada rumah potong hewan. Kita sudah berusaha, kita sudah bergerak meskipun belum ada hasil tapi kita sudah berjuang.

Perkaderan, dengan tarbiyah dan dakwah juga dengan gerakan ekonomi yang jadi mainstream gerakan, senantiasa harus dikuatkan oleh para murobbi dan juga pengurus inti lembaga ini.(Abu Fathun Mubarak)

*) Disarikan dari tausiyah Rakor Pengkaderan Hidayatullah Sulsel



BACA JUGA