Wednesday, 29 March 2023 | 14:26 Wita

Jangan Bilang Susah Meraih Surga

Editor: Humas DPW Hidayatullah Sulsel
Share

Oleh : Ust Drs Nasri Bukhari MPd, Ketua DPW Hidayatullah Sulsel

HidayatullahSulsel.com — “Susah betul masuk surga….”, coletehan menggelitik yang dilontarkan seorang anggota WAG Hidayatullah Sulsel pagi ini. Sontak memancing obrolan dan diskusi. Celotehan yang terkesan bahwa hidup ber-Islam, apalagi mendakwakannya adalah perjuangan berat, seberat menggapai surga

Saya pun mencari jawaban dari pertanyaan, betulkah masuk surga itu susah?. Atau tidak adakah jalan mudah kita memasuki surga Allah ? Di sini saya tidak langsung menjawab pertanyaan tersebut.

Saya cuma menulis kembali cerita inspiratif yang yang diceritakan oleh Hamdan Juhannis.Tentang perjalanan pencarian kebahagiaan dari Femi Otedola (miliarder dari Nigeria). Millialder ini suka gelisah karena berbagi cara yang dilakukan untuk membahagiakan diri dengan kekayaannya. Namun juga dia tidak menemukan hakekat kebahagian. Tidak setara antara jumlah kekayaannya dengan kebahagiaan yang diraih.

Dia beranggapan bahwa kebahagiaan diraih ketika dia bisa membangun vila di daerah paling eksotik dengan pemandangan samudera, tapi tidak menemukan hakikat kebahagiaan itu, karena ketika setiap melihat hamparan laut itu tidak ubahnya hanya seperti genangan air raksasa.

Lalu dia pun memakai ragam perhiasan mahal dari emas sampai berlian, tapi rasanya seperti menjerat organ tubuhnya saja. Akhirnya dia memutuskan untuk tidak memakai perhiasan apa-apa, dan dari penampilannya tidak mengesankan sebagai orang kaya.

Sebagai orang kaya sudah dipastikan dia mampu memiliki koleksi mobil berbagai jenis mobil paling mahal.

Dengan sejumlah mobil mewah yang dimiliki, dia baru tersadar, kalau selama ini dia hanya memakai satu jenis mobil sederhama dan paling murah.

Dia pernah mendapatkan proyek besar, memegang 95% pasokan solar di Nigeria dan Afrika. pemilik kapal terbesar di Afrika dan Asia.
Saat pada posisi puncak kekayaannya dia tidak mendapatkan kebahagiaan yang dibayangkan.

Saat ditanya oleh presenter, “Tuan, apa yang dapat Anda ingat yang membuat Anda menjadi pria paling bahagia dalam hidup?”

Dia mengatakan saat temannya meminta dia untuk membelikan kursi roda untuk beberapa anak cacat, yang hanya sekitar 200 anak.

Atas permintaan temannya itu, Femi langsung membeli kursi roda sesuai permintaannya tersebut. Kemudian teman itu bersikeras agar Femi ikut pergi bersamanya dan menyerahkan kursi roda tersebut kepada anak-anak. Femi pun akhirnya mengikuti ajakan temannya dan pergi bersamanya.

Di sana Femi memberikan kursi roda ini kepada anak-anak dengan tangannya sendiri. Femi melihat pancaran kebahagiaan yang aneh di wajah anak-anak ini, dia melihat mereka duduk di kursi roda, bergerak dan bersenang-senang.

“Seolah-olah mereka tiba di tempat piknik di mana mereka berbagi kemenangan” ujarnya.
“Saya merasakan sukacita nyata di dalam diri saya,” imbuhnya.

Ketika dia memutuskan untuk pergi dia mendekati para anak cacat itu untuk menyapanya satu-satu sambil memberikan empati. Tibalah pada anak cacat yang terakhir, saat dia beranjak setelah mengusap kepalanya dan mulai membelakangi, anak cacat memegang tangannya erat-erat.

Orang kaya itu kembali menengok dan membungkuk sambil bertanya, “Apalagi yang kau butuhkan, saya akan penuhi sekarang.” Anak cacat itu langsung berkata: “Saya ingin mengingat wajah Anda, sehingga ketika saya bertemu Anda di surga, saya akan dapat mengenali Anda dan berterima kasih sekali lagi,” jawab anak itu.

Orang kaya itu langsung memeluk anak itu keras-keras sambil beruarai air mata. Lalu dia habiskan waktunya memeluk semua dua ratus anak cacat yang sudah duduk di atas kursi rodanya.

Baru kali itu dalam hidupnya, dia merasakan kebahagiaan yang tak terkira. Setelah momen itu dia fokuskan waktunya untuk selalu berdonasi terkhusus pada kaum lemah. Suasana bathin yang dirasakan Femi tidak hanya membuat dirinya bahagia, tetapi juga mengubah sikapnya terhadap kehidupan sepenuhnya.

Para pembaca, cerita inspiratif di atas saya tulis ulang untuk mendapatkan pelajaran berharga, bahwa bahagia itu milik semua orang. Seseorang mampu menemukan cara hidup bahagia dan menggapainya ketika menemukan caranya.

Banyak cara mudah dan sederhana bisa ditempuh. Banyak momentum yang dapat dimanfaatkan menggapai kebahagiaan. Seperti orang kaya tersebut menemukan kebahagiaan dari orang sederhana dan dengan cara sederhana. Sebagaimana orang cacat juga menemukan cara bahagia

Kebahagiaan hidup surga dapat dinikmati di dunia dan di akhirat, sesuatu yang mudah dicari dan digapainya “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi” (QS. Al Qashshash ayat 77)

Selanjutnya Allah berfirman dalam QS. An-Nahal:97 “Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan,”

Ayat tersebut mengisyaratkan, bahwa Allah Ta’ala yang Maha Kasih dan Maha Pemurah memberi jalan kemudahan menggapai surga. Sesuatu yang mudah oleh semua orang, baik kaya atau pun yang miskin, yang sehat dan sempurna fisik atau pun yang cacat. Cukup dengan iman dan amal sholeh kebahagian hidup akan diraih.(*)



BACA JUGA