Monday, 10 April 2023 | 08:23 Wita

Berbedalah Walau Tampak ‘Gila’

Editor: Humas DPW Hidayatullah Sulsel
Share

Oleh : Ust Drs Nasri Bukhari MPd, Ketua DPW Hidayatullah Sulsel

HidayatullahSulsel.com — Dalam safar tugas dakwah ketika masuk waktu shalat dhuhur saya pun mampir di salah satu masjid di Kota Jeneponto. Begitu masuk di ruang masjid itu pandangan tertuju pada pengumuman yang tertempel di dinding masjid itu. Isinya sangat inspiratif dan unik, karena jarang ada pernyataan seperti itu ditemui di mushollah ataupun masjid lain.

“Tidak ada pelarangan istirahat maupun tidur di dalam mesjid Raoda Annabacu. Silahkan istirahat selepas shalat. Jika lelah atau ngantuk gunakan fasilitas kipas angin agar nyaman”. Demikian bunyi pengumuman di masjid kecil Raoda Annabacu di pinggir jalan poros Makassar – Bulukumba tersebut.

Pengumuman yang saya anggap cukup unik dan berani karena melawan persepsi masyarakat yang selalu was-was dengan orang tak dikenal atau para musyafir yang hendak mampir shalat ataupun sekadar istirahat. Karena pernah viral tentang kelakuan jahat oknum di beberapa masjid yang sempat terekam lewat CCTV dan viral di medsos

Masjid yang seharusnya sebagai tempat sakral untuk beribadah dan berdzikir dinodai oleh ulah orang tidak beradab di rumah Allah. Dia masuk ke masjid hanya dengan niat tertentu, mengambil barang milik jamaah hingga mengguras isi kotak amal masjid.

Maka tak jarang kita temui masjid yang terkunci ketika selesai acara masjid. Untuk menambah keamanan dan kenyamanan di beberapa sudut dipasangkan CCTV. Ditambah pula dengan pengumuman “dilarang berbaring di karpet”, “dilarang tidur di masjid” dan pengumuman lain yang tidak ramah.

Demikian juga sebahagian masyarakat umumnya masih memahami bahwa masjid adalah tempat yang diperuntukkan khusus untuk ibadah, bukan diperuntukkan sebagai tempat peristirahatan bagi musyafir dan siapa saja yang mau beristirahat dan menikmati suasana kesejukan udara masjid.

Lain halnya dengan beberapa masjid atau mushollah yang memposisikan masjid sebagai wadah peristirahatan terbaik dan menyenangkan bagi siapa saja. Maka akan diperlakukan khusus dan istimewa kepada musyafir, yang mampir untuk sholat dan beristirahat dengan layanan mirip penginapan

Sosok Berbeda

Berbuat baik dan senang membantu bagi yang membutuhkan yang diprogramkan di beberapa masjid tertentu adalah keberanian berbeda melahirkan kreasi kebaikan yang menarik di tengah jaman serba individualistik dan penuh rasa curiga saat ini.

Sesungguhnya dorongan iman dan taqwalah membuat seseorang menjadi pembeda dengan yang lainnya. Apatalagi bila dikaitkan dengan Ramadhan yang di dalamnya turun Al Quran sebagai petunjuk yang melahirkan sosok pembeda, seperti yang dimaksudkan dalam kandungan QS 2 : 185.

Berbeda berarti membuat sesuatu yang tidak lumrah dan tidak umum. Nampak perjuangannya melawan arus budaya dan sikap umumnya berlaku di masyarakat yang kurang peduli dengan layanan jamaah. Tidak menyiapkan program layanan bagi jama’ah yang memerlukan bantuan pelayanan

Orang beriman dan ber-Quran tidak cukup sekadar berbeda. Bahkan boleh jadi nampak agak ‘gila’, karena melakukan sesuatu yang tidak lumrah dan umum dilakukan masyarakat seperti menjadikan masjid sebagai pusat layanan umat.

Ketika orang beriman itu senantiasa mentautkan hati dan pikirannya kepada Sang Khalik, Allah SWT, iscaya akan muncul rasa tanggung jawab yang tinggi dan kepedulian pada orang lain. Dampak imannya akan melahirkan ide-ide dan karya kreatif yang bermanfaat, sekalipun pada hal kecil.

Jangakauan pemikiran orang berQur’an bisa melewati dimensi ruang dan waktu, sehingga sering kali membuat sesuatu yang ‘gila’. Namun setelah ‘ke”gilaannya” itu terlihat sangat baik, bisa jadi menjadi solusi bagi permasalahan yang ada. Kreatifitasnya pada akhirnya menjadi sangat menarik, sampai semua orang pun ingin mencontohnya.

Begitulah dakwah dan tarbiyah yang dicontohkan oleh Rasulullah dalam mewujudkan tatanan ber-Islam. Pada tahun awal kenabian mendapatkan tantangan sangat berat dari masyarakat Arab, sampai dia dicap orang gila. Namun Allah meyakinkan Muhammad bahwa sesungguhnya dia bulan gila. (QS Al-Qalam: 3-4)

Hanya saja kawan, gila dimaksud bukanlah seperti kelakuan yang sering terjadi. Dengan sengaja dan terencana berbuat jahat terhadap tokoh agama termasuk Imam masjid, menciderai dan juga berupaya membunuhnya, Ketika pelakunya ditangkap dan diintrogasi, berlagaklah dia seperti kurang waras, atau pura-pura gila.(*)



BACA JUGA