Wednesday, 19 April 2023 | 09:40 Wita

Kata Kunci Hidup BerIslam

Editor: Humas DPW Hidayatullah Sulsel
Share

Oleh : Ust Drs Nasri Bukhari MPd, Ketua DPW Hidayatullah Sulsel

HidayatullahSulsel.com — Kata kunci sering dimaknai dengan kata sandi, adalah tulisan atau kode rahasia yang biasanya hanya diketahui oleh orang-orang tertentu, Kata kunci menjadi pembuka sistem bahkan pintu menyingkap misteri, rahasia dan keluar-biasaan

Islam adalah agama yang penuh keluar-biasaan, agama yang datang paling akhir dari agama samawi (wahyu) lainnya. Tidak hanya pelengkap tapi juga paling lengkap dari agama sebelumnya, juga agama yang diperuntukkan bagi seluruh umat manusia (kaafatan linnaas) dan untuk seluruh alam (rahmatan lil’alamiin).

Itu sebabnya Islam bukan agama misteri yang penuh rahasia dan membatasi ajarannya dipelajari dan dianut hanya kepada orang tertentu. Islam agama dakwah yang wajib dibuka dan disiarkan keseluruh umat manusia, menembus lintas batas status sosial, suku, ras, dan bangsa.

Namun ada kata kunci yang menjadi pegangan utama dalam menjalani kesuksesan hidup berIslam dimanapun berada dan dengan permasalahan apapun yang dihadapinya.

Kata kunci itu dapat kita cermati pada hadits, “Abu ‘Amrah—Sufyan bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku berkata: Wahai Rasulullah katakanlah kepadaku suatu perkataan dalam Islam yang aku tidak perlu bertanya tentangnya kepada seorang pun selainmu.”Beliau bersabda, “Katakanlah: aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim).

Dari hadits tersebut dapat dilahami bahwa “Qul amantu billah”, beriman kepada Allah adalah pokok dan pondasi utama segala permasalahan dalam kehidupan beriman dan berIslam, hal itu terkait dengan amalan hati pada diri seorang muslim.

Adapun “kemudian istiqamahlah” berarti sifat konsistensi dalam ketaatan kepada Allah, dan hal ini adalah termasuk amalan lahiriyah atau amalan jasmani.

Keimanan yang baik dalam hati adalah ketika mampu melahirkan komitmen hati untuk tetap dalam iman dan amal shaleh, jalannya orang yang istiqamah.

Istiqamah merupakan bentuk konsistensi keimanan seorang hamba kepada Allah SWT. Meski demikian keistiqamahan itu bukan perkara mudah, namun harus tetap dijalani setiap muslim.

Imam Nawawi mengatakaan, istiqamah adalah seseorang senantiasa taat kepada Allah dan menjauhi apa-apa yang dilarang-Nya. Senada dengan hal itu, al-Maraghi dalam buku Tafsir al Maraghi mengungkapkan istiqamah adalah teguh dalam beriman sehingga tidak tergelincir, serta ibadah dan itikad-itikadnya tidak dilanggar.

Karena istiqamah adalah penjaga atas keimanan seseorang. Sehingga istiqamah mesti terpatri betul dalam hati menjadi karakter setiap muslim.

Oleh karenanya seorang muslim yang benar manakala iman yang benar itu melahirkan keyakinan. Keyakinan yang tak boleh ragu terhadap eksistensi Allah.

Keimananlah yang akan melahirkan keyakinan dan untuk menjaga keyakinan agar tidak tagi muncul keraguan di tengah jalan adalah dengan istiqamah.

Sebuah kaidah fiqhi mengatakaan اَلْيَقِيْنُ لَا يَزُوْلُ بِالشَّكِّ “keyakinan seseorang tidak bisa dihilangkan dengan keraguan”. Keyakinan adalah kemantapan hati. Kemantapan hati yang tidak menyisakan keraguan sama sekali.

Kata kunci iman dan istiqomah ini kita bisa dalami dan rasakan pada kandungan surah Al-Fatihah. Pada ayat 1 – 4 yang startin poinnya pada ayat 1 dengan basmalah, selanjutnya berisi pujian-pujian serta total pengabdian dan keimanan kepada Allah.

Barulah setelah itu ada modal besar pada ayat berikutnya untuk bermohon kepada Allah untuk tetap pada jalan benar, istiqamah dalam menjalankan keta’atan kepada.

Kedudukan surah Al-Fatihah tersebut, di samping berfungsi sebagai salah satu dari rukun shalat. Juga terkandung di dalamnya beberapa makna kata kunci ‘beriman kepada Allah kemudian istiqamah’.

Dan selain itu penulis berharap supaya pembaca yang budiman tentu selalu istiqamah membaca dan menyimak tulisan saya dan jangan lupa istiqamah pula menshare kekawan-kawan lainnya agar menjadi amal kebaikan berbuah pahala jariyah bersama. (*)



BACA JUGA