Sunday, 28 May 2023 | 11:05 Wita

Merawat 3 Quwwah untuk Mengelola Perjuangan

Editor: Humas DPW Hidayatullah Sulsel
Share

Oleh : Ust Dr H Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar MSi, Dewan Pertimbangan Hidayatullah dan Pembina Hidayatullah Sulsel

HidayatullahSulsel.com — Ada tiga Quwwah (kekuatan) yang menjadi pemacu spirit dalam menumbuhkan kekuatan kita dalam mengelola perjuangan di lembaga ini (Hidayatullah). Tiga Quwwah tersebut adalah Al Quwwah Jismiyah, Al Quwwah Aqliyah dan Al Quwwah Ar Ruhiyah.

Sebagai orang beriman, tiga kekuatan ini mesti harus ada pada diri kita yang terus menerus kita benahi secara simultan. Harus ada rekayasa secara peribadi dan juga membangun sistemnya secara kelembagaan.

Tiga Quwwah ini juga harus berjalan seirama tidak boleh hanya menonjol satu saja dalam diri kita secara pribadi dan maupun secara kelembagaan. Sebab Quwwah ini adalah paket komplit yang melengkapi satu sama lain.

Maka kita bisa memahami bahwa rohani itu harus tampil dalam fisik. Karena sekalipun fisik kuat tapi tidak melibatkan Rohani yang terjaga asupan nutrisinya sebagai bekingan disana maka fisik yang kuat itu juga cepat kendor.

Begitu pula dengan Quwwah Aqliyah. Walau akal atau pemikirannya baik tapi rohaninya tidak, maka juga akan rawan fluktuasi.

Sehingga banyak kita temukan orang pintar secara Intelektual, tapi karena lemah di Rohani maka ilmunya itu digunakan dengan cara-cara yang tidak baik.

Ada yang kuat Rohaninya tapi ilmunya kurang, itu juga akan rawan terjadi guncangan. Orang kuat shalat lail misalnya, tapi ilmu tidak cukup, kemudian diuji dengan dunia akhirnya spiritualnya luntur. Jadi ilmupun ini sangat penting sebagai kekuatan.

Sebab tidak mungkin kita membangun organisasi Hidayatullah ini tanpa beking keilmuan. Sekalipun kita sadari bahwa tradisi keilmuan ini masih belum begitu maksimal. Sebagaimana KH Abdullah Said telah contohkan. Tapi minimal kita ada keseriusan dalam menumbukan minat keilmuan itu.

KH Abdullah Said dalam sejarah, sebelum Hidayatullah ini didirikan beliau mempersiapkan Ilmunya dulu dengan banyak belajar. Beragam buku yang beliau baca. Sampai sampai kalau ke Surabaya atau Makassar beliau akan mengangkut buku berkardus-kardus, karena kesadaraan beliau tentang ilmu.

Buku yang KH Abdullah Said baca bukan hanya tentang pemikiran Islam, tapi juga berbagai macam pemikiran sehingga terkenal kutipan penyataan beliau di Hidayatullah. “Anda melihat saya beli buku-buku barat bukan berarti saya mau menjadi pengikuti pikiran mereka tapi untuk memastikan kesalahannya. tidak mesti saya panuti itu. Ada buku saya beli untuk mengetahui bahwa ini pemikiran salah.”

Dengan budaya menuntut Ilmu yang dibangun KH Abdullah Said inilah kemudian Hidayatullah itu berdiri dan bisa eksis sampai sekarang.

Masa Transisi Hidayatullah

Hidayatullah itu pernah mengalami cobaan yang sangat dahsyat sepeninggalan KH Abdullah Said, sebab kita kehilangan pemimpin karismatik. Sosok yang menguasai atau pemilik tunggal konsep Sistematika Wahyu (SW). Sehingga banyak tokoh waktu itu di Sulsel berfikir bahwa Hidayatullah hanua akan seumur KH. Abdullah Said. Tapi masyaAllah kita sangat sukses melalui masa transisi itu.

Tapi saat ini akan terjadi kembali masa transisi yang kedua. Saya selalu mengatakan, masa transisi ini mungkin akan berlangsung 10 sampai 15 tahun ke depan.

Transisi ini kurang lebih sama tapi dengan muatan yang berbeda. Sebab kalau dulu kita ditinggalkan Pemimpin One Man Show, yang benar-benar tunggal dan matang pemikirannya tapi transisi kedua ini adalah periode ketika orang orang yang dikader langsung oleh KH Abdullah Said sudah hampir semua meninggal dunia.

Sehingga yang akan tampil berikutnya sebagai pemimpin Hidayatullah adalah orang-orang yang tidak merasakan secara langsung pola pengkaderan KH Abdullah Said.

Masa transisi itu selalu melahirkan perubahan besar, sebagaimana ketika KH. Abdullah Said meninggal. Siapa yang tetap bertahan dan tetap berjuang maka mereka itulah orang-orang pilihan.(ridwan)

*) Disarikan dari ajang Musyawarah Khusus Kampus Madya Hidayatullah se-Sulsel di Ponpes Hidayatullah Palopo



BACA JUGA