Sunday, 13 March 2022 | 11:01 Wita

Konsolidasi Manhaj Hidayatullah

Editor: admin
Share

Oleh : Ust Ahkam Sumadiana, Instruktur Nasional Hidayatullah

HidayatullahSulsel.com — Kegiatan Daurah Murabbi Ulla dan Talaqqi 50 Jadwal Bayani ini dilakukan sebagai bagian dari konsolidasi manhaj Hidayatullah.

Agar gerakan dakwah dan tarbiyah Hidayatullah di Sulsel tetap terjaga, semakin dinamis, tidak stagnan atau bahkan sampai terdegradasi, na’udzu billah.

Belajar dari gerakan yang diawali sesuai dengan fitrah hasilnya akan luar biasa, mungkin para perintisnya dahulu yang tulus, sehingga berkorban sedemikian banyak misalnya.

Tapi begitu telah berjalan ada regenerasi maka terjadi reduksi semangat dan pengorbanannya, karenanya gerakannya menjadi biasa-biasa saja, kemudian menjadi tidak menarik, pada akhirnya terdegradasi, tidak hidup dan tidak mati.

Maka dari itu tidak sedikit lembaga-lembaga dakwah itu kesulitan menjaga dinamika perjuangannya karena persoalan-persoalan seperti ini.

Misal, ada lembaga yang merepresentasikan cendekiawan, ulama, pemikir. Di mulai dengan ide gagasan yang luar biasa, tapi apa yang dapat diperbuat sekarang untuk umat dan bangsa ini?

Hidayatullah hari ini masih seperti ini oleh karena beberapa faktor, di antaranya karena kebanyakan memulai dari angka nol.

Olehnya didesign sedemikian rupa tidak ada kader di Hidayatullah ini yang terlibat langsung memulai dari angka 10, semuanya dilibatkan dari angka nol; memulai dan merintis. Apakah itu merintis kampus ataukah merintis institusi dan atau yang lainnya.

Nah, agar semua kader itu merasakan perjuangan memulai dari 0 itu maka ada lah yang namanya mutasi sebagai bagian daripada menjaga dinamisasi itu. Baru lah setelah itu ada angka 1 , 2, 3 dan seterusnya.

Deret hitung ini bukan hal yang sederhana, ada pengaruhnya, yaitu agar punya paradigma perjuangan yang sama.

Menyatukan fikrah itu bukan pekerjaan yang sederhana, bahkan tidak mudah. Bagaimana menyatukan fikrah seorang yang sudah alim misalnya dengan seorang yang punya wawasan keilmuan biasa saja?

Di sinilah tingkat kesulitannya, bagaimana mengelola secara intelektual dengan dua model anggota atau kader yang seperti ini. Itu baru dari sisi intelektual belum dari sisi spiritualnya.

Alhamdulillah, Hidayatullah bisa melakukan itu. Mengapa bisa? Oleh karena Hidayatullah telah mendesign lembaga ini sedemikian rupa, diantaranya adalah dengan konsolidasi manhaj, konsolidasi wawasan dan konsolidasi program-program keummatan.(sumariadi)