Friday, 18 March 2022 | 09:29 Wita

Di DMU, Ustadz Habibi Ajak Santri Sadari Kondisi Terkini Ummat Islam

Editor: admin
Share

BELOPA, HidayatullahSulsel.com — Mudiir Sekolah Da’i Hidayatullah (SDH) Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara (Sultanbatara), Ustadz Habibi Nursalam, mengungkapkan kondisi terkini ummat Islam di depan puluhan santri putri Pesantren Hidayatullah Belopa. Kamis, (17/3/2022).

Ia menuturkan tentang bagaimana realitas dunia Islam tersebut, saat hadir sebagai narasumber dalam kegiatan Daurah Marhalah Ula’ (DMU) di Pondok Putri Pesantren Hidayatullah Belopa, Luwu.

Bagi Ustadz yang selalu tampil enerjik tersebut, kondisi ummat Islam saat ini cukup memperihatinkan di berbagai sisi kehidupan. Menurutnya, kader Hidayatullah perlu tampil sebagai juru bicara peradaban. Menawarkan solusi bagi ummat agar tidak terus-menerus menjadi ummat yang tertinggal.

“Suka atau tidak, tapi ini memang faktanya seperti ini. Yakni, ummat Islam tertinggal di berbagai bidang. Maka, tugas kita sebagai kader Hidayatullah adalah mencari dan menemukan solusi problematika ummat ini,” kata Habibi dengan penuh semangat di depan peserta DMU.

Habibi menyebutkan bahwa, cinta dunia merupakan salah satu sebab yang menjadi faktor tertinggalnya ummat Islam.

“Kita ini, kalau terlalu cinta pada dunia, maka dalam berjuang susah untuk ikhlas. Sebagai contoh, mungkinkah kita bisa bergairah dalam berdakwah jika kita cinta dunia? Tidak bisa. Karena fokus kita bukan ikhlas karena Allah, melainkan dunia,” terang Ustadz yang telah lama berpengalaman sebagai trainer DMU tersebut.

Di akhir materi, Habibi menekankan kepada peserta DMU akan pentingnya memahami dan mengaplikasikan nilai-nilai Sistematika Wahyu (SW) yang menjadi manhaj dan pola perjuangan Hidayatullah. Menurutnya, kembali ber-Qur’an adalah solusi yang efektif agar ummat Islam bisa maju dan bisa bersaing.

“Persoalannya, banyak ummat Islam yang belajar Al-Qur’an tapi tidak dengan cara sistematis. Mereka hanya memahami Qur’an cukup dibaca saja. Padahal, bukan seperti itu. Kita perlu menyadari bahwa Qur’an itu adalah sumber primer segala bentuk problematika. Namun, kesadaran itulah yang kurang di tengah-tengah ummat,” ujarnya. ■ Ian Kassa



BACA JUGA