Tuesday, 7 February 2023 | 09:14 Wita

Hadirnya kembali Masjid di Desa Issong Kalua Toraja Utara. Butuh Dukungan Selesaikan Pembangunan

Editor: Humas DPW Hidayatullah Sulsel
Share

HidayatullahSulsel.com — Inilah sekelumit cerita keberadaan warga beragama Islam di Desa Issong Kalua Kecamatan Buntao’ Toraja Utara. Kanan adalah nama kampung bagian selatan Desa Issong Kalua, di sini di sebuah lembah didirikan sebuah masjid oleh penduduk yang mayoritas muallaf.

Pembangunan masjid tersebut berkat motivasi dari seorang guru bernama Nek Turri’ dan Nek Sodang karena kearifan dan kepiawaian mereka dalam menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat yang rata-rata menganut kepercayaan animisme (aluk todolo) secara turun temurun.

Dari tahun ke tahun Nek Turri’ dan Nek Sodang berhasil memikat hati banyak orang. Apa lagi setelah anak laki-laki dari Nek Turri bernama Tammu melanjutkan pendidikannya di PGA empat tahun di Sangalla.’

Hj Rosdiana

Setelah Nek Turri meninggal maka pembinaan umat Islam dilanjutkan oleh putranya tersebut.

Seiring berjalannya waktu ummat Islam bertambah, pengajian dasar dan lanjutan sore dan subuh semakin ramai.

Para guru PGAN Sangalla’ sering melakukan safari Ramadhan Semangat dan syiar Islam saat itu semakin bersinar.

Pada suatu musim sekitar tahun 1979 badai topan melanda, tidak jauh dari masjid ada pohon beringin tumbang hingga mengenai masjid hingga roboh.

Seiring robohnya masjid masyarakat berusaha mendirikan lagi namun pemilik tanah tidak lagi mengizinkan lahannya ditempati membangun masjid.

Sehingga kemudian masjid dibangun kembali secara darurat sekitar 100 meter dari lokasi semula tetapi hanya bertahan kurang lebih 3 tahun si pemilik tanah menarik tanahnya kembali.

Mulai saat itu warga beragama Islam tidakk lagi memiliki masjid untuk beribadah.

Dari tahun ke tahun warga beragama Islam satu per satu kembali murtad, karena kecewa dan putus asa. Secara drastis kegiatan ibadah seperti shalat berjama’ah, pengajian tidak terlaksana.

Sementara untuk shalat Jum’at masyararat harus memempuh jarak 10 km berjalan kaki ke Masjid Kampung to’Pondan.

Pak Tammu satu-satunya harapan warga Islam. Kemudian terjadilah
Skenario dahsyat dari yang maha kuasa.

Suatu ketika salah seorang ponakan dari seorang ibu PNS di Palopo warga asli Desa Issong, Hj Rosdiana, memberi sugesti “Ibu di kampung kita masih ada kurang lebih 10 keluarga yang beragama Islam tapi tidak ada Masjid disana,” bisiknya.

Entah kenapa, tutur Rosdiana, setelah mendengar seakan tersadar dari mimpi, “Hatiku berkata ya Allah …inikah pertanda jawababan atas do’a ku, selama ini ingin membangun sebuah masjid/ musallah tapi nda tahu dimana,” ujarnya,

Hari itu juga Rossiana bertanya kepada kakak tertuaku, adakah tanah yg bisa ditempati membangun masjid di sekitar rumah tongkonan adat To’Barana’.

Kata kakaknya adatapi harus melalui prosedure, yaitu izin dari semua rumpun, dari warga sekitar, ketua adat dan pemerintah setempat.

Alhamdulillah tidak cukup dua minggu, surat tanda waqaf dari para ketua rumpun, surat izin dari pemerintah dan ketua adat, dan surat persetujuan dari warga sekita selesai dan minggu keempat tepatnya 28 Oktober 2021 dilaksanakan peletakan batu pertama pembangunan masjid,

Kegiatan tersebut dihadiri Bimas Islam dari kementrian Agama Toraja Utara, KUA pemerintah dan tokoh adat setempat.

“Pembangunan Masjid yang kami lakukan tidak membebani masyarakat khususnya umat Islam setempat karena kami sadar akan keterbatasan ekonomi dan ilmu agama mereka,” jelas Rosdiana.

Alhamdulillah ia mengaku, respon masyarakat terkait pembangunan masjid sangat positif tidak hanya dari masyarakat Muslim tetapi juga dari non muslim utamanya yang sempat murtad dengan alasan tidak ada masjid.

terbukti ketika ada pekerjaan yang membutuhkan banyak tenaga mereka berdatangan membantu tanpa pamri, berhubung lokasi pembangunan masjid kemiringan tanahnya 50% maka harus diratakan dengan exa, tapi skrg pembangunan sudah berjalan 60 %?

“Karena keterbatasan dana maka tentu kami sangat membutuhkan dukungan dari para dermawan pemerhati Masjid. Terlebih krn RAB yang kami rancang dari awal membengkak akibat harga semua material mengalami kenaikan harga sekitar 20%,” harapnya.(*)



BACA JUGA