Sunday, 28 May 2023 | 14:05 Wita

Ustadz Aziz Beri Pencerahan Konsep Berlembaga di Musyawarah Kampus Madya Hidayatullah se-Sulsel

Editor: Humas DPW Hidayatullah Sulsel
Share

Palopo, HidayatullahSulsel.com — Dewan Pertimbangan Hidayatullah Ustadz Dr H Abdul Aziz Qahhar Mudzakkar MSi memberikan pencerahan tentang konsep berlembaga kepada pengurus yayasan kampus madya pada musyawara khusus kampus madya Hidayatullah Se-sulsel di Ponpes Hidayatullah Palopo, Ahad, (28/5/2023).

Ustadz Aziz menguraikan, lahirnya semua konsep di Hidayatullah itu adalah dengan sistem kepemimpinan kolektif atau kepemimpinan syuro. Wujud nyata dari kepimpinan syuroh itu melahirkan konsep seperti jati diri Hidayatullah yang menjadi pedoman berlembaga.

Poin-poin yang terdapat pada Jati Diri Hidayatullah itu bukan lahir begitu saja tapi dibuatkan tim khusus untuk memikirkan dan melahirkan poin-poin tersebut dan itu semua melalui musyawarah panjang.

“Maka tugas kita saat ini adalah menjalankan konsep itu dengan baik.” tegasnya. Ia menerangkan, tugas Kampus Madya adalah memiliki mindset tarbiyah dan dakwah dengan pelaksananya adalah badan pembina dan pengurus.

“Maka dua steuktur ini harus memiliki chemistry dan kompak. karena kalau dua ini berjalan dengan baik maka yayasan itu akan lebih berkualitas,” harapnya.

Tugas Dewan Pembina jelasnya, adalah menyukseskan konsolidasi Jadi Diri Hidayatullah di Kampus Madya. Artinya yang pertama dilakukan oleh badan pembina adalah pencerahan tentang manhaj.

Disamping itu, pembina harus juga terus menerus memberi semangat. Karena tugas pembina itu adalah bagaimana mengaplikasikan semangat. “Artinya kita harus selalu bergerak, karena apa yang mau ditunggu kalau tidak bisa bergerak,” ujar pembina Hidayatullah Sulsel ini.

“KH Abdullah Said itu paling pantang melihat kalau ada orang yang tidak bergerak, maka beliau selalu mengontrol semua jamaah. Memastikan jamaanya terus bergerak, harus sa’i terus,” kenang Ustad Aziz.

Selain itu, tambahnya, pembina juga harus bisa memastikan spiritual anggotanya agar tetap terjaga. Disamping memastikan juga mereka untuk terus bergerak. Karena tugas pemimpin dalam kepemimpinan nubuwah itu adalah harus bisa selalu memberi semangat untuk tampil berjuang.

“Kalau ada suatu kampus, yang di situ jam tiga malam belum ada shalat lail di masjid maka yang bertanggung jawab adalah dewan pembina,” kata Ustadz Aziz

Idealnya di kampus madya itu minimal ada satu badan pembina yang tinggal. karena di kampus ada yang harus dibina, seperti masalah spiritual, syariat itu adalah tanggung jawab badan pembina.

Selanjutnya ketua yayasan. Ketua ayasan itu bertanggung jawab menjalankan tugas operasional dengan mensukseskan enam pilar organisasi yang mencakup, Regulasi, Sistim Administrasi, Managemen, Kepemimpinan, Sistematika Wahyu dan Gerakan Nawafil Hidayatullah.

“Jadi kalau kita bisa memahami tugas pokok ini dengan baik, maka sistem yang kita kerjakan ini akan semakin rapi dan baik.” tandanya.(ridwan)



BACA JUGA