Friday, 24 May 2024 | 16:50 Wita

Shinrin-Yoku dan Equilibrium Kehidupan Ala Wadi Barakah

Editor: admin
Share

Oleh : Irfan Yahya, Aktivis Hidayatullah

HidayatullahSulsel.com — Manusia modern saat ini acap kali didera oleh berbagai macam aktivitas kehidupan yang mengalami perubahan yang serba cepat, terjebak dalam rutinitas harian yang melelahkan, penuh dengan tekanan dan ketegangan.

Ritme hidup dengan kecepatan yang tiada henti membuat kita acap kali abai dengan keajaiban sederhana yang ditawarkan oleh alam.

Alam, dengan segala keindahannya, memiliki kekuatan penyembuhan yang luar biasa, dan salah satu cara untuk memanfaatkannya adalah melalui praktik Shinrin-yoku.

Shinrin-Yoku, adalah tradisi masyarakat Jepang yang mulai dipopulerkan pada era 80an, sebuah aktivitas relaksasi yang full berinteraksi dengan alam. Dewasa ini telah banyak diminati bukan hanya di Jepang, tapi juga sudah merambah ke Eropa, Amerika, dan juga di Indonesia.

Shinrin-yoku atau biasa dikenal dengan istilah forest bathing secara sederhana adalah aktivitas memanjakan seluruh pancaindra dengan bermandikan suasana alam, seperti hutan.

Artinya, untuk melakukan aktivitas ini hanya perlu berada di alam dan menikmati suasananya melalui indra pendengaran, rasa, penciuman, perabaan.

Shinrin-yoku mengajarkan kita untuk meleburkan diri menyatu dalam ketenangan dan keindahan alam. Lebih dari sekadar beraktivitas di hutan, praktik ini menekankan pentingnya pengalaman sensorik yang mendalam.

Merasakan setiap belaian angin dengan penuh kelembutan, gemercik riak air yang mengalir di sungai, kicauan burung dan jenis binatang lainnya serta aroma tanah dan rerumputan yang segar.

Berharap segenap elemen ini meransek masuk ke alam bawah sadar kita, meresapi setiap detail, dan membiarkan mekanisme alam bekerja mendefragmentasi jiwa raga kita.

Kehidupan modern yang kerap dipenuhi oleh hiruk pikuk dan kegaduhan, Shinrin-yoku menawarkan sebuah solusi menuju ketenangan.

Konsep ini memiliki manfaat yang tak terbantahkan. Penelitian menunjukkan bahwa menghabiskan waktu di alam dapat mengurangi kadar kortisol, hormon stres dalam tubuh kita.

Tidak hanya itu, forest bathing juga dapat meningkatkan suasana hati, mengurangi kecemasan, dan bahkan memperbaiki fungsi kognitif.

Dalam hamparan alam terbuka, kita menemukan sebuah tempat di mana beban hidup kita terasa lebih ringan, dan kita dapat merenung serta menemukan kembali diri kita yang sebenarnya sehingga keseimbangan hidup dapat kita raih.

Konsep keseimbangan hidup atau equilibrium kehidupan, sangat relevan dalam konteks ini.

Equilibrium hidup merujuk pada keadaan di mana seseorang menemukan keseimbangan antara berbagai aspek kehidupan, termasuk pekerjaan, keluarga, kesehatan, dan kesejahteraan.

Dalam kehidupan modern yang sering kali mendominasi perhatian kita, menemukan keseimbangan ini bisa menjadi sesuatu yang sangat sulit ditemukan.

Equilibrium adalah proses interaksi yang terjadi antara komponen-komponen yang ada di dalam aktivitas hidup umat manusia dapat berjalan secara harmonis dan juga berimbang, serta memberikan dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan umat manusia.

Konsep equiblirium kehidupan dalam Islam adalah hal yang mutlak harus dihadirkan dan sangat jelas intruksinya.

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. Al-Qashash ayat ke- 77.

Kawasan Wadi Barakah, adalah sebuah destinasi yang sangat pas dan cocok untuk menerapkan kedua konsep tersebut.

Kawasan ini hadir dengan konsep kawasan wisata halal dengan menyediakan villa Qur’an, Agrowisata, Camping Ground dan Wahana Outbond.

Kawasan ini berupaya mengintegrasikan pesona alam dan implementasi iman dalam kehidupan sehari-hari sebagai landasan gerak sekaligus sebagai orientasi hidup dan kehidupan.

Hal ini sekaligus menjadi wujud ikhtiar untuk kembali ke akar-akar kehidupan yang sangat fundamental, ke tempat di mana kita bisa menemukan kedamaian dan kebahagiaan sejati.

Dalam Kawasan Wadi Barakah, kita senantiasa diajak merefleksikan diri yang sering kali tersembunyi oleh kesibukan sehari-hari. Diajak untuk melihat ke dalam diri kita sendiri, mengakui perasaan dan pikiran kita, dan membiarkan mekanisme alam bekerja membantu kita merefleksikan kehidupan kita.

Rutinitas dalam kawasan ini sangat memungkinkan untuk itu, pada malam hari di bawah kanopi langit yang bergelimpangan bintang, di atas hamparan rumput yang basah akibat terpahan kabut, dengan cahaya temaram penerangan yang mengitari kawasan Wadi Barakah kita dapat menikmati sensasi shalat berjama’ah, shalat Magrib, Isya dan Subuh.

Sepertiga malam diisi dengan kiyamul lail, berdiri tegak menengadahkan tangan ke langit seraya bermujat menundukkan qalbu menyimak lantunan ayat-ayat suci Alquran dengan bacaan tartil dan bersanad.

Aktivitas infaq sadaqah digalakkan, wirid, tadarrus dan tadabbur Qur’an, silaturrahim dan silaturfikir sesama yang hadir di kawasan Wadi Barakah.

Shinrin-yoku dan equiblirium ala Wadih Barakah juga mengajarkan pentingnya menghargai alam dan merawatnya.

Alam memberi kita begitu banyak tanpa meminta balasan, dan sudah saatnya kita belajar untuk hidup selaras dengan lingkungan sekitar kita.

Melalui praktik ini, kita bisa belajar untuk menghargai setiap makhluk hidup, setiap pohon, setiap sungai, sebagai bagian dari kehidupan kita yang saling terhubung. Inilah esensi dari equilibrium hidup: sebuah keseimbangan yang tidak hanya memperhatikan kesejahteraan pribadi, tetapi juga kesejahteraan lingkungan dan dunia di sekitar kita.

Di tengah dunia yang penuh dengan ketidakpastian, konsep Shinrin-yoku dan equilibrium kehidupan ala Wadi Barakah menawarkan sebuah cara untuk menemukan kedamaian.

Ini adalah sebuah perjalanan yang membawa kita kembali ke akar-akar kita, ke dalam pelukan alam yang menenangkan. Setiap kali kita merasa tertekan oleh hidup, kawasan Wadi Barakah hadir, siap untuk menerima kita, menawarkan ketenangan dan kedamaian hidup.

Melalui keseimbangan ini, kita menemukan bahwa harmoni dengan alam juga membawa harmoni dalam hidup kita sendiri.

Mari kita bersama-sama menemukan kembali keajaiban alam dan kedamaian jiwa melalui praktik Shinrin-yoku dan Equiblirium Kehidupan di kawasan Wadi Barakah.

Kita biarkan mekanisme alam mendefpragmentasi alur kehidupan kita, dan dalam prosesnya, kita juga belajar untuk lebih menghargai dan merawat alam. Dengan demikian, kita mencapai equilibrium hidup, keseimbangan yang harmonis antara diri kita dan alam semesta dengan tuntunan qalbu yang tercelup wahyu. Wallahualam.(*)