Thursday, 26 September 2024 | 18:48 Wita

Rakor Pendidikan Hidayatullah Sulsel Upaya Wujudkan Sekolah Mandiri dan Kompetitif

Editor: admin

HidayatullahSulsel.com — Pertumbuhan lembaga Pendidikan Islam yang sangat pesat dan cepat di Sulawesi Selatan menjadi tantangan berat bagi lembaga pendidikan Islam yang masih bertahan dengan platform “social oriented” dan dikelola dengan manajemen konvensional.

Akibatnya peminatnya semakin menurun dan kalah bersaing dengan lembaga pendidikan Islam yang dikelola secara modern dan profesional baik dari sisi kuantitas maupun kualitasnya.

Hal ini, menurut Ketua Departemen Tarbiyah DPW Sulsel Ust H Dwi Subagyo SSi, menjadi kesadaran pihaknya mendorong lembaga pendidikan lingkup Hidayatullah di Sulsel untuk bisa tetap eksis menghadapi persaingan tersebut.

“Kami Departemen Pendidikan DPW Hidayatullah Sulsel melaksanakan Rapat Koordinasi (Rakor) Pendidikan Kampus Madya dan Studi Banding untuk mempercepat proses transformasi sekolah, dari “Social oriented” menjadi sekolah yang mandiri dan kompetitif,” ujarnya

Rapat Kordinasi digelar di ruang rapat Yayasan Al Bayan Hidayatullah Makassar pada 24 September 2024 dan dilanjutkan dengan kunjungan Studi Banding di SD Integral Al Bayan dan Sekolah Putri Darul Istiqomah (SPIDI) pada 25 September 2024.

Rakor Pendidikan Kampus Madya yang diikuti oleh para Ketua Yayasan dan Kepala Sekolah Kampus Madya se-Sulsel.

Hadir menyampaikan materi tiga narasumber Ketua DPW Hidayatullah Sulsel Drs Bohari MPd dengan materi Manajemen Sekolah yang Profetik dan Profesional, Instruktur Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP) Sulsel Drs Muhammad Darwis MPd dengan materi Kompetensi dan Standar Kinerja Kepala Sekolah dan Ketua Yayasan Al Bayan Makassar Ust Suwito Fattah dengan materi Transformasi Lembaga Pendidikan Social Oriented menjadi Lembaga Pendidikan Mandiri dan Kompetitif.

Rakor Pendidikan Kampus Madya menghasilkan beberapa kesepakatan dan rekomendasi penting, diantaranya investasi pendidian sekolah unggulan di setiap Kampus Madya dengan pola syirkah antara DPW, yayasan dan para agniya yang memiliki kepedulian terhadap kemajuan Lembaga Pendidikan Islam dan kerjasama pendampingan sekolah di Kampus Madya dengan Yayasan Al Bayan Kampus Utama Makassar.

Studi Banding di SD Integral Al Bayan difokuskan pada desain program dan kurikulum sekolah. Kepala Sekolah SD Integral Al Bayan Mohammad Ruslan Ibrahim, MPd didampingi Waka Kurikulum memberikan materi dan sekaligus mengajak seluruh peserta Studi Banding untuk melihat langsung implementasi program dan kurikulum yang dipraktekkan di sekolah.

Studi Banding berikutnya di Sekolah Putri Darul Istiqomah (SPIDI) yang berlokasi tak jauh dari perbatasan Kota Makassar dan Maros dengan fokus studi standar layanan sekolah dan asrama.

Rombongan Studi Banding disambut langsung oleh sesepuh sekaligus Pimpinan Pesantren Darul Istiqomah KH Arif Marzuki dan Ketua Yayasan Ustadz Safwan Saad Lc, serta Direktur Eksekutif SPIDI Ustadzah Mukhlisa Arif yang memberikan sambutan dan layanan spesial.

KH Arif Marzuki menceritakan kronologi perjuangan pendiri Hidayatullah Ustadz Abdullah Sa’id yang juga merupakan kerabat dekat pendiri Darul Istiqomah KH. Marzuki Hasán.

Beliau juga menegaskan bahwa Hidayatullah dan Darul Istiqomah adalah saudara kandung baik dari sisi kelembagaan maupun kekeluargaan.

Studi banding di SPIDI yang awalnya dijadwalkan hanya satu jam setengah, berubah menjadi empat jam diisi dengan sharing dan tanya jawab yang berlangsung seru dan penuh keakraban terkait standar layanan sekolah dan asrama serta manajemen pengelolaan sekolah yang modern dan profesional yang dipandu langsung Direktur Pendidikan SPID Dr Riza Stavani Hayati.

SPIDI masuk dalam jajaran sekolah termahal di Sulawesi, namun yang paling menarik adalah program pembelajaran dan pembinaan santri yang tidak lazim dilakukan oleh lembaga pendidikan pada umumnya.

Progran tak lazim yang dimaksud tersebut diantaranya adalah TILAWAH yang merupakan akronim dari Tidur di Awal Waktu yang mengubah kebiasaan tidur yang lazim. Di SPIDI santri tidur lebih awal yakini pukul 20.00 dan dibangunkan untuk sholat Lail berjamaah pada Pukul 02.00 hingga 03.30 dan dilanjutkan dengan pembelajaran Al Quran dan pelajaran lainya hingga masuk waktu sholat Ashar.

Dalam rentang waktu tersebut para santriwati tidak diperkenankan kembali ke asrama kecuali ada alasan darurat. Selain jam tidur, kebiasaan makan juga dirubah, sarapan dilakukan lebih awal pada pukul 04.00 pagi dan makan malamnya dimajukan jam 17.00 .

Desain pembejaran di SPIDi lebih ditekankan pengembangan minat dan bakat yang sudah ditetapkan sejak kelas 2 SMP dengan membuka 5 jurusan dengan tujuan untuk mempersiapkan segala sesuatu yang mendukung para santriwati mewujudkan cita-citanya sesuai minat dan bakatnya.

Kunjungan di SPDI diakhiri dengan makan sore bersama di dapur santri yang fasiltas ruang makannya sekelas hotel dan kunjungan ke lapangan panahan dan melihat langsung kuda-kuda pacuan yang didatangkan dari luar Sulawesi sebagai sarana olahraga para santri.(dwi)


Tags:

BACA JUGA

SULSEL TODAY