Tuesday, 7 February 2023 | 10:25 Wita

Maret, Hidayatullah Balocci Tuan Rumah Rapat Koordinasi FKPP Pangkep

Editor: Humas DPW Hidayatullah Sulsel
Share

PANGKEP, HidayatullahSulsel.com — Ketua Yayasan Dinul Kamil Al-Muhajirin Boarding School Pesantren Hidayatullah Pangkep, Ustadz Karding, turut serta menghadiri Rapat Koordinasi Forum Komunikasi Pondok Pesantren (Rakor FKPP) se-kabupaten Pangkep di Rumah Apung Male’leng Pangkep, Senin, (6/02/2023).

Pesantren Hidayatullah Pangkep salah satu anggota FKPP yang secara aktif mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) rutin diadakan sekali dalam 1 bulan.

Pada pertemuan tersebut dihadiri oleh Bupati Pangkep, Kepala Kantor Kementerian Agama Kab Pangkep, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kemenag Pangkep, Kepala Seksi PD.Pontren Kemenag Pangkep, Pimpinan Pontren se-Kabupaten Pangkep dan Pengurus FKPP Kabupaten Pangkep.

Pada kegiatan tersebut dibahas jenis bantuan untuk Pontren tahun anggaran 2023, dana Bansos untuk masjid pondok pesantren dan PERDA Pondok Pesantren.

Ketua Forum Komunikasi Pondok Pesantren se-Pangkep, KH M Nazwarulhaq MM, mengatakan, rakor FKPP Pangkep selanjutnya untuk bulan Maret akan dilaksanakan di Ponpes Hidayatullah Balloci Pangkep.

“Kami izin Pondok Pesantren Hidayatullah rapat di sini dulu, Insya Allah bulan depan baru kita ke Hidayatullah,” ujarnya.

Karding menyatakan, Pesantren Hidayatullah Pangkep sebenarnya sudah siap menjadi tuan rumah Rapat Rutin FKPP se Pangkep untuk menjalin sinergitas bersama seluru pondok pesantren dan pemeritah daerah.

Pada kesempatan yang sama, hadir pula sebagai pembicara Kakan Kemenag Pangkep H Muhammad Nur Halik. Ia menjelaskan Kementerian Agama melihat pondok pesantren sesuatu yang tidak boleh hilang di Republik Indonesia ini.

Karena yang memerdekakan negeri ini adalah para kyai dan ulama. Yang teriakan takbirbya sehingga rakyat bisa menikmati kemerdekaan.

“Kami sangat berharap 14 pondok pesantren yang ada ini dan sudah mendapatkan izin operasional. Bisa berkiprah dengan bagus ” elasnya.

Beberapa hasil yang dicapai dari rakor tersebut di antaranya membudayakan setiap pondok ada pengajian kitab kuning di malam Jumat dan berbahasa Arab untuk semakin menguatkan citra ponpes yang identik dengan kemampuan berbahasa asing, dan menjaga pondok dari pengaruh radikalisme. (Abu Wildan)



BACA JUGA