Saturday, 1 June 2024 | 06:36 Wita

Ibrah dari Pendiri Para Hidayatullah (1)

Editor: admin
Share

HidayatullahSulsel.com — Dari sekian banyak hal yang membuat orang bingung dan terperangah, ketika mendengarkan cerita seputar karakter kader Hidayatullah, satu diantaranya yang paling mencengangkan, adalah ketaatannya menjalankan perintah.

Di Hidayatullah, ada sekian banyak perintah yang sering diberikan kepada kader, namun ada dua diantaranya yang sangat unik, pertama adalah penugasan ke daerah dan kedua adalah pernikahan.

Sekilas mungkin terkesan biasa-biasa saja, sehingga aneh kalau dikatakan kedua perintah itu adalah sesuatu yang unik. Namun apa yang terjadi di Hidayatullah, sungguh sulit diterima oleh logika umum manusia.

Penugasan ke daerah, umumnya ditandai dengan tidak mengenal waktu dan kondisi, sehingga ungkapan umum yang sudah populer adalah, kapan saja, kemana saja bahkan sebagai apa saja.

Adalah hal yang lumrah bahkan semacam syarat yang mutlak, jika seseorang hendak melakukan perjalanan, terlebih dengan jarak lumayan jauh, apa lagi jika dimaksudkan untuk pindah domisili, adanya persiapan yang baik untuk itu.

Bagi kader Hidayatullah, secara ekstrim dapat dikatakan, kata “persiapan” nyaris tidak pernah menjadi pertimbangan, ketika ada amanah bertugas ke daerah manapun juga. Sehingga waktu keberangkatannya, hanya bergantung pada jadwal kapal tercepat menuju ke tempat tugas.

Semakin aneh penugasan itu, sebab tempat tugas baru, seringkali tidak lebih baik dari tempat sebelumnya, ditinjau dari segala aspeknya. Mulai dari kondisi alam, kultur masyarakat, sampai kepada fasilitas penunjang, bahkan puncaknya, adalah ketersediaan dana, baik untuk biaya hidup, apa lagi biaya operasional untuk menjalankan tugas.

Semakin membuat orang tidak habis pikir, ketika ada kader ditugaskan ke daerah baru, di mana statusnya sebagai daerah rintisan, dalam artian, cerita tentang Hidayatullah di wilayah itu, benar-benar dimulai dari nol koma nol.

Mencermati hal di atas, maka logika umum akan berkata, hanya ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama petugas akan segera kembali pulang (entah ke mana) karena kapok, kedua kader itu segara dimakamkan, karena matinya lebih cepat, akibat tekanan psikis yang luar biasa beratnya.

Hal yang kemudian terjadi di Hidayatullah, sungguh diluar dugaan kebanyakan orang. Maka pertanyaan besarnya kemudian, kenapa hari ini ada orang yang segila itu…???

Maka jawaban sederhananya, disitulah letak luar biasanya motivasi yang didoktrinkan oleh para pendiri, dan itu pula sebabnya, kenapa kader sangat bersedih dan merasa betul-betul kehilangan, saat dua hari yang lalu, Ust. Muhammad Hasyim H. melengkapi kepergian untuk selamanya, para pendiri yg dimaksud.(Bersambung)

*) Penulis: Akib Junaid Kahar; Sumber: Facebook



BACA JUGA