Wednesday, 2 October 2024 | 08:04 Wita

Tausyiah Pemimpin Umum Hidayatullah: Ruh Perjuangan dari Qiroah Quran

Editor: admin
Share

HidayatullahSulsel.com — Bapak Pemimpin Umum Hidayatullah KH Abdurrahman Muhammad berkesempatan hadir membersamai peserta Pelatihan Paralegal Hidayatullah Sulsel di gedung dakwah Hidayatullah Sulsel, Parepare, akhir pekan lalu.

Memanfaatkan kehadirannya di sela kunjungan rutin di kampus Parengki Hidayatullah Pinrang, sosok yang masih nampak sehat dan enerjik di usia yang tak muda lagi tersebut menyampaikan tausyiahnya. Berikut petikannya :

***

Ummat Rasulullah SAW itu dari orang yang lemah. Tapi setelah terjadi transformasi dan trasmisi dari langit, tiba tiba menjadi manusia yang mencengangkan. Mereka menjadi manusia yang luar biasa.

Trasformasi dan Trasmisi yang disampaikan oleh Rasulullah SAW melalui malaikat Jibril berupa wahyu dari Allah Ta’ala. Pesan ini kemudian memberikan panduan moral, inspirasi dan pengarahan dalam kehidupan mereka yang tadinya tidak tahu arah.

Wahyu ini kemudian menambah keimanan mereka kepada Allah Ta’ala, sebab dari pesan langit itu, akal mereka semakin sempurna. Sebab ada informasi yang penting dan benar tentang pahala dan hukumannya.

Maka berangkat dari wahyu itu, mereka para sahabat tidak gentar menghadapi segala macam rintangan yang datang. Bahkan mereka tampil kedepan menyelesaikan segala bentuk persoalan yang bertentangan dengan ajaran Islam tersebut.

Mereka tidak hanya menunggu tapi menjemput persoalan tersebut untuk diselesaikan. Bahkan ada yang menempuh jarak yang cukup jauh agar masalah ummat ini bisa selesaikan dengan damai dan adil.

Persoalan yang para sahabat hadapi itu bukan persoalan ringan. Mereka bahkan bertaruh nyawa menghadapi masalah ummat itu. Keringat, darah, air mata adalah hal yang biasa bagi mereka.

Kalau mengukur perjuang Islam dari sahabat, dari tabi’in, kita ini rasa-rasanya masih biasa, belum ada apa-apanya, belum maksimal. Mungkin karen iman kita masih kurang berkualitas.

Maka, para pejuang itu, jangan tidur, jangan menunggu tantangan datang dulu baru bergetak. Cari tantangan itu, karena masalah ummat ini masih banyak yang mau diselesaikan. Jangan diam, kita harus memikirkan bagaimana ummat ini bisa mendapat keadilan dan kebahagiaan.

Kenapa demikian saya katakan, karena.
Ketika khalid bin walid diutus ke Irak untuk menghadapi kekaisaran Persia. Bersamaan dengan itu, Abu Bakar juga mengutus lima komandan ke negeri Syam untuk berhadapan dengan kekaisaran Bizantium (Romawi Timur).

Raja Romawi Timur yakni Kaisar Herclius sudah bersiap, dan berniat mau menghabisi pasukan muslim, dia menginstruksikan tentaranya bahwa tidak akan lagi melihat tentaranya Abubakar di daerah kekuasaannya. Maka dia melakukan mobilisasi 240 ribu pasukan untuk menghabisi tentara Abubakar.

Seiring berjalannya waktu, peperangan oleh kelima komandan yang berhadapan dengan pasukan Romawi timur di beberapa daerah mengalami kesulitan, hal ini diketahui oleh Khalifah Abu Bakar sehingga beliau menulis surat kepada Khalid Bin Walid sebagai komandan di Iraq untuk bergabung secepatnya ke negeri Syam membantu saudara muslimnya yang sedang kesulitan.

Jarak Baghdad dan Damaskus kurang lebih 1000 kilometer. Diperkirakan untuk sampai ke sana sekitar 30 hari perjalanan. Tapi dengan semangat yang tinggi, Khalid dan pasukannya hanya menempu kurang lebih 15 hari perjalanan.

Bisa dibayangkan bagaimana semangatnya itu. Melihat sejarah singkat tadi kalau diukur dengan apa yang kita lakukan sekarang ini, ternyata lerjuangan kita ini belum seberapa.

Apa yang membuat semangat para sahabat nabi ini begitu kuat. Tidak menunggu tapi mereka menjemput tantangan itu. Kalau kita tarik lagi jauh kebelakang, kita bisa temukan jawabanya, Oo.. ternyata perjalann Islam itu awalnya dimulai dengan Qiroah.

Di situlah awalnya ada kekuatan ruh itu. Kekuatan yang benar-benar nyata. Perkembangan Islam dimulia kelompok Qiroah ini. Dimana ada sahabat diutus, disitu ada kelompok Qur’an. Makanya awal Islam banyak muncul halaqoh halaqoh Qur’an.

Di Madinah semua rumah didatangi oleh sahabat nabi untuk menyebarkan Qiroat Quran. Meski sering juga diusir, tapi karena ruhnya kuat maka tidak surut semangatnya untuk mengajarkan Al Qur’an.

Setelah Islam maju dan berkembang. Muncul ilmu baru. Maka Nabi mengutus Muadz bin Jabal ke Yaman untuk berdakwah kepada kaum Ahli Kitab, yaitu kaum Yahudi dan Nasrani untuk menyelesaikan persoalan persoalan tersebut. Maka berkembanglah hukum dengan berkembangnya masalah tadi.

Melihat persoalan-persoalan itu semua. Seperti sederhana kalau dipikir-pikir tapi setelah terjun ke bawah ternyaa tidak sederhana. Dan persoalan itu tidak bisa diselesaikan hanya sendiri.

Maka diperlukan kelembagaan. Karena semua persoalan di dunia ini hanya bisa diselesaikan dengan bersama-sama membangun niat yang baik dan tujuan yang baik. Dan itu hanya bisa dilakukan dengan munajat yang baik yang kita lakukan bersama-sama. Sehingga masalah-masalah yang datang bisa dipahami dan diselesaikan dengan ilmu.(ridwan g)



BACA JUGA