Monday, 5 August 2024 | 09:22 Wita

Ibrah dari Pendiri Hidayatullah (63)

Editor: admin

HidayatullahSulsel.com — Tak dapat dipungkiri, bahwa salah satu faktor yang seringkali membuat sebuah rencana terpaksa harus ditunda, bahkan terkadang sampai dibatalkan sama sekali, ketika dana yang dibutuhkan untuk menjalankan rencana tersebut tidak mencukupi.

Ironisnya, sebab realitas di atas bukan saja dialami oleh orang per orang, namun juga seringkali dirasakan oleh sekelompok orang yang tergabung dalam sebuah komunitas, tak terkecuali organisasi yang bergerak dalam bidang keagamaan.

Tentu saja menjadi sangat tragis, ketika kekurangan apa lagi ketiadaan dana, justru dialami oleh umat Islam, khususnya ketika mengangkat proyek strategis, yang punya pengaruh signifikan, bagi kelanjutan dan pengembangan program keumatan di masa depan.

Tanpa bermaksud untuk mendramatisir, jika menggunakan kata sangat tragis, untuk membahasakan realitas di atas, sebab sejatinya, bila dilihat secara individu, khususnya dalam konteks Indonesia, bahkan di internal sebuah organisasi, tidak sedikit orang yang berkecimpung di dalamnya, justru memiliki harta yang cukup lumayan.

Jika dilakukan evaluasi secara mendalam, sangat mungkin ditemukan, beberapa faktor yang menjadi pemicu, kenapa kemudian program “pengumpulan” dana lewat berbagai cara dan jalur, masih saja mengalami kesulitan, bahkan untuk sebatas membiayai program yang nota bene sangatlah kecil.

Bukan bermaksud menuding dan menyalahkan pihak tertentu, apa lagi sampai memvonis beberapa orang secara individu, namun hal tersebut harus diakui, bahwa salah satu sebab yang kadang membuat orang agak ragu, untuk turut berpartisipasi, adalah persoalan trust.

Dalam berbagai kesempatan, Alm. Ust. Abdullah Said (UAS) seringkali mengutarakan, bahwa gelar Al-Amin yang disematkan orang pada diri Rasulullah, punya pengaruh yang sangat besar, pada perjalanan perjuangan dakwah Beliau, hingga meraih kesuksesan yang sangat spektakuler.

Menjadi orang yang terpercaya, apa lagi di mata sekian banyak orang, bukanlah sesuatu yang bisa didapatkan secara instan, melainkan butuh waktu dan proses yang panjang, melalui berbagai ujian kehidupan yang tidak sederhana.

Faktor terbesar, kenapa Khadijah begitu terpesona pada diri Rasulullah, kemudian tanpa sungkan mengambil inisiatif, bahkan boleh dikata cenderung agresif, untuk bisa menjadi istri Beliau, adalah karena integritasnya yang tidak menyisakan keraguan sedikitpun.

Karenanya, UAS sangat mewanti-wanti kepada para kadernya, untuk sukses dalam menjalankan amanah, jangan bermain-main, alias menganggap remeh persoalan trust. Sebab sekali umat kehilangan kepercayaan, akan sangat sulit merehabilitasinya, karenanya ada pepatah yang mengatakan “sekali lancung ke ujian, seumur hidup tak akan dipercaya”.

Menyepelekan administrasi keuangan, dan hanya mengharap pada sangka baik orang lain, sebuah langkah yang sangat spekulatif, dan merupakan lahan empuk bagi setan, untuk melakukan aksinya, buat memporak porandakan sebuah shaf perjuangan.

Semakin memancing kalau tidak mau dikatakan, orang dipaksa untuk berpikiran yang tidak-tidak, ketika sepak terjang dan lakon seseorang yang berharap untuk dipercaya, justru melakukan banyak hal yang sangat mencurigakan.(*)

*) Penulis: Akib Junaid Kahar, Sumber: WAG H Indonesia



BACA JUGA

SULSEL TODAY