Saturday, 23 December 2023 | 20:26 Wita

Kader Hidayatullah Harus Ambil Peran Jaga Stabilitas Bangsa

Editor: admin

Oleh : Dr KH Nashirul Haq Lc MA, Ketua Umum DPP Hidayatullah

Rakerwil, HidayatullahSulsel.com —
Kader Hidayatullah itu harus mengambil peran dan bertanggung jawab dalam menjaga stabilitas bangsa termasuk memastikan Indonesia itu tetap sesuai dengan jatidirinya.

Indonesia saat ini sudah tidak lagi berangkat dari jatidirinya melainkan telah berangkat dari sekularisme. Sehingga ada upaya pemisahan antara Islam dan pemerintah.

Kita tidak bisa tutup mata bahwa pasti ada pihak-pihak yang memprovokasi kalau Islam itu tidak memiliki peran dalam merumuskan bangsa ini.

Padahal kalau kita melihat sejarah, Indonesia ini adalah milik Islam. Coba kita lihat kembali bagaimana empat pilar kebangsaan itu sangat Islami. Adalah Pancasila, UUD 45, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI

Poin dari empat pilar ini adalah bagian intisari ajaran Islam. Maka kalau kita mau Indonesia ini beradab, kita harus memahami dulu empat pilar itu sebagai jati diri bangsa.

Pertama, Pancasila.
Poin pertama dari sila pertama itu adalah Ketuhanan yang Maha Esa atau dalam bahasa Islamnya adalah “Hifdzu din”, yang artinya menjaga agama. kedua adalah Kemanusiaan yang Adil dan Beradab yaitu “hifdzun nafs” atau menjaga jiwa.

Ketiga persatuan Indonesia atau “Hifdzul’aql” menjaga akal. Empat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan adalah “hifdzun nasl” atau menjaga keturunan. dan kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia atau (hifdzul mal) menjaga harta.

Kedua UUD.
Pembukaan UUD 1945 itu diawali dengan menyebut nama Allah SWT. Sangat Islami. Dimana UUD 45 ini mencantumkan prinsip-prinsip dasar yang menjadi pijakan filosofis bagi seluruh isi konstitusi.

Ketiga Bhineka Tunggal Ika
Bhneka Tunggal Ika itu artinya berbeda-beda tetapi tetap satu. Mengajarkan bahwa meskipun terdapat perbedaan dalam suku, agama, dan budaya, persatuan dan persaudaraan harus tetap dijaga.

Kira-kira agama mana yang bisa menyatukan perbedaan itu selain daripada Islam. Ini harus kita dipahami sehingga kita tidak mudah di benturkan.

Keempat NKRI, NKRI ini harus menjadi kesadaran kita semua bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdiri di atas kemajemukan, keragaman, multikultur termasuk agama yang beragam

Artinya Islam selalu memberi ruang pada sebuah perbedaan dan keragaman. Islam bukan agama egois dan Islam tidak pernah memaksa untuk memeluk agama dan menjadi golongan tertentu yang syarat dengan politik identitas.

Sehingga kita bisa menyimpulkan bahwa empat pilar kebangsaan ini tidak ada yang bertentangan dengan Islam, justru sangat Islami. Cuma memang banyak yang tidak memahami sehingga sangat mudah diprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak senang jika Indonesia ini kembali ke jati diri bangsa.

Maka tugas para kader Hidayatullah saat ini adalah mengembalikan jati diri itu dengan mengambil peran dalam mengawal empat pilar kebangsaan ini.(Ridwan gagah)

*) Disarikan dari pidato pada pembukaan Rakerwil Hidayatullah Sulsel



BACA JUGA

SULSEL TODAY