Monday, 20 May 2024 | 07:28 Wita

Taushiyah KH Abdurrahman Muhammad di Halaqah Kubro: Dengan Istiqomah dan Pengorbanan, Sabar Itu Indah

Editor: admin
Share

HidayatullahSulsel com — Kutipan taushiyah Pemimpin Umum Hidayatullah KH Abdurrahman Muhammad di Halaqah Kubro Hidayatullah Sulsel di Wadi Barakah kawasan Ponpes Ummul Qura Hidayatullah Tompobulu Pucak Maros, 9 Mei 2024 :

Alhamdulillah, ditengah persaksian Allah Subḥānahu wa Ta’ālā atas kehadiran kita di tenpat ini, kita pun bersaksi atas segala karunia yang telah diberikanNya.

Hal ini dibuktikan dengan adanya barisan saff perjuangan kita di Hidayatullah, yang Allah di dalam perjuangan ini memberikan cinta.

إِنَّ ٱللَّهَ یُحِبُّ ٱلَّذِینَ یُقَـٰتِلُونَ فِی سَبِیلِهِۦ صَفࣰّا كَأَنَّهُم بُنۡیَـٰنࣱ مَّرۡصُوصࣱ

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” (QS. Ash-Shaf: 4).

Perjumpaan kita saat ini, karena dipersaksikan oleh langit. Hal ini sama dengan haji wada, yang juga dipersaksikan langit. Hal ini terasa lebih nikmat, Karena kita langsung bersatu dengan alam (di kawasan wisata halal Wadi Barakah ini).

Ada kesempurnaan kenikmatan.

ٱلۡیَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِینَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَیۡكُمۡ نِعۡمَتِی وَرَضِیتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَـٰمَ دِینࣰاۚ”

Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.[Surat Al-Ma’idah: 3]

Alhamdulillah, antara semua cerita itu, ada mata rantai yang bersambung…

Dan alhamdulilah, kita masuk dalam mata rantai barisan saff perjuangan ini.

(Beliau terhenti sesaat dan menangis)

Astagfirullah… Saya sebenarnya selalu menahan tangis, jangan menangis, karena takut bermasalah. Karena kalau menangis tidak bisa bicara..

Tadi dalam perjalanan saya, tiba-tiba teringat ayat di surah Al Maarij (tempat-tempat naik)

{ مِّنَ ٱللَّهِ ذِی ٱلۡمَعَارِجِ (3) تَعۡرُجُ ٱلۡمَلَـٰۤىِٕكَةُ وَٱلرُّوحُ إِلَیۡهِ فِی یَوۡمࣲ كَانَ مِقۡدَارُهُۥ خَمۡسِینَ أَلۡفَ سَنَةࣲ (4) فَٱصۡبِرۡ صَبۡرࣰا جَمِیلًا (5)

Ini yang dikatakan sabar itu indah. Saya sempat bertanya sama Ustad Nasri, Siapa yang menemukan (lokasi pondok kita di Pucak ini), tapi beliau sendiri tidak tahu.

Alhamdulillah, dulu saya masih diberikan kekuatan naik mobil kesana kemari. Ke Sumatra, Papua… Hari ini ke Pucak. perjalanan pendek, tapi mengasyikkan.

Kita perlu pertahankan rumah-rumah panggung, sapi yang berkeliaran, anjing yang ada di jalan, biarkan semua itu karena ini keindahan.

Tapi yang saya mau ceritakan adalah jalan berliku perjuangan selama ini, turun naik, ternyata di sini (Tompobulu Pucak Maros) indahnya.

Sabar itu identik dengan pengorbanan saja.

{ فَٱصۡبِرۡ صَبۡرࣰا جَمِیلًا }

Maka bersabarlah engkau (Muhammad) dengan kesabaran yang baik. [Surat Al-Ma’arij: 5].

Bersabarlah, karena sabar itu indah. Ketika Rasulullah hendak berhijrah, waktu itu turun jin dari Afrika, setan itu rapat, jangan penjara Muhammad, tapi bunuh saja.

Saya kenal baik dengan Ustad Abdulla Said, ketika saya masih di Parepare, saat beliau naik kapal kayu bersama sapi.

Di Parepare itu, beliau saya kenang karena mandi malamnya jam 12 malam, dan suaranya sholat lail yang khas, bacaanya yang khas. Makanya sumur di gedung Peradaban Hidayatullah di Pare itu saya larang ditutup, ada cerita sejarah di situ.

Itu lah indahnya Iman dan sabar ini… Pertanyaan kenapa kita memilih tempat di Pucak ini, kenapa kita dakwah sampai ke Irian, ini ada perjuangan yang di dalamnya ada iman dan kesabaran. Sehingga kita bisa merasakan keindahan saat ini.

Di balik itu tentu ada pengorbanan. Pengorbanan harta dan jiwa orang-orang terdahulu. Dalam meniti kesabaran ini, energi itu tidak akan boleh habis. Kalau energi itu habis, maka parkir dia.

Hanya bagi orang kafir { إِنَّهُمۡ یَرَوۡنَهُۥ بَعِیدࣰا } Mereka memandang (azab) itu jauh (mustahil). (Surat Al-Ma’arij: 6) وَنَرَىٰهُ قَرِیبࣰا Sedangkan Kami memandangnya dekat (pasti terjadi). (Surat Al-Ma’arij: 7).(Sarmadani/Bersambung)



BACA JUGA