Friday, 16 December 2022 | 05:33 Wita

Bola atau Shalat Lail. Ini Petunjuk Quran untuk Memilah dan Memilih

Editor: Humas DPW Hidayatullah Sulsel
Share

Oleh : Ust Drs Nashri Bukhari MPd, Ketua DPW Hidayatullah Sulsel

HidayatullahSulsel.com — Tentunya saya juga penyuka bola, sama dengan Anda. Naluri hobi bola kita saat ini benar-benar dimanjakan dan dihipnotis oleh gocekan pemain dn strategi permainan tim-tim terbaik dunia pada Piala Dunia Qatar 2023.

Gejolak pikiran dan perasaan turut berkecamuk saat menonton Piala Dunia yang tersuguhi hanya empat tahun sekali itu. Siaran live pertandingannya biasanya selalu bersamaan dengan waktu terbaik bagi hambaNya untuk takarrub ilallah, shalat lail, ibadah yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW.

Gejolak pikiran dan hati ummat Islam pada Piala Dunia kali ini terutama dipicu oleh performa tim Maroko kesebelasan kuda hitam dan fenomenal. Dorongan solidaritas muslim dan ‘akhlaq’ mereka selama di kejuaraan dunia tersebut, sangat kuat mendorong kita untuk menyaksikan dibanding dengan kepopuleran tim dan pemain dari negara lain semisal Argentina dengan Messi-nya.

Puncaknya pada semifinal antara Maroko dan Argentina. Berlangsung pula pada waktu mustajab jam 03.00. Membuat kita harus memilih menyaksikan siaran langsung sejarah pertama kalinya Afrika masuk semifinal, negara Islam dan main di negara Islam pula, atau lebih baik mendekatkan diri pada sujud khusus padaNya, memohon ampunan dan berdoa kepadaNya.

Piala Dunia dan hiruk-pikuknya yang melenakan yang hanya salah satu contoh ujian. Dalam perjalanan hidup ini, kita sangat sering diperhadapkan pada beberapa pilihan yang terkadang sulit memilihnya.

Sementara ada kondisi tertentu dimana kita tak mungkin memilih keduanya, dan hanya memilih salah satunya.

Memilih adalah sebuah kondisi diri mengambil yang terbaik dan benar dari pilihan-pilihan yang ada. Memilih akan menjadi benar dan tepat manakala kita memiliki sistem pemilahan yang baik dan benar juga.

ketika kita dalam pemilihan yang benar akan membuat kita memilih yang benar juga. Berikut metodolagi memilah dan memilih yang benar menurut Alquran;

Pertama, harus memiliki dasar keilmuan. Kualitas keilmuan terbaik tentunya dari sang pemilik dan sumber segala ilmu, yakni Allah Rabbul Aalamin.

Itu hanya bisa dengan metode yang benar, iqra’ bismirabbiq. Dengan metode ini membuat kita memiliki metode dan standarisasi penilaian dalam pemilahan menjadi benar dan tepat.

Selain dipastikan nisbi, sebagaimana segala sesuatu selain Allah. Selain antara orang yang berilmu dan tidak berilmu tidaklah sama. “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran. (Q.S. az-Zumar [39]: 9)

Kedua. Iqra yang benar menciptakan dan melahirkan kecerdasan tinggi dalam pemilahan. Tentunya dengan pendekatan sportifitas dan keterbukaan dalam berfikir, bukan dogma.

Dalam Alquran Allah sangat adil dan bijaksana dalam pemilahan kebenaran, di QS 2;256 “Tidak ada paksaan dalam (menganut) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas (perbedaan) antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barang siapa ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sungguh, dia telah berpegang (teguh) pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus.”

Dari iqra yang benar baru lah kemudian akan nampak mana yang baik dan benar, sebagaimana firmanNya di QS.41;34 “Dan tidaklah sama kebaikan dengan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, sehingga orang yang ada rasa permusuhan antara kamu dan dia akan seperti teman yang setia.”
ebagimana firman-Nya Katakanlah: _”Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku menagajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. (QS.Yusuf;108)
Pilihan jalan hidup sebagai pengikut manhaj Nabawi adalah pilihan terbaik dn terpenting dari sebuahi kesadaran berfikir.

Sebagimana firman-Nya Katakanlah: _”Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku menagajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. (QS.Yusuf;108)

Pilihan jalan hidup sebagai pengikut manhaj Nabawi adalah pilihan terbaik dn terpenting dari sebuah kesadaran berfikir.(*)



BACA JUGA