Friday, 29 March 2024 | 04:36 Wita

Skala Getaran Tanpa Batas (7)

Editor: admin
Share

Oleh: Ust Drs Nasri Bukhari MPd Ketua DPW Hidayatullah Sulsel

HidayatullahSulsel.com — Kali ini, kita ingin mengambil hikmah bagaimana sebuah kebaikan walau kecil memberi getaran tanpa batas. Yakni tentang AIR SUSU DIBALAS DENGAN NYAWA.

Kita tentu sangat hafal pepatah Air Susu Dibalas denhan Air Tuba, Tetapi kali ini adalah Air Susu Dibalas dengan Nyawa.

Mari kita simak kisah nyata berikut yang membuat bergetar hati.

Suatu hari, anak seorang lelaki miskin yang hidup dari menjual asongan dari pintu ke pintu, di kantongnya hanya tersisa beberapa rupiah uang, tidak cukup untuk beli makanan dan minuman, dia kecapean dan sangat lapar.

Dia memutuskan untuk meminta makanan dari rumah berikutnya.

Akan tetapi, anak tersebut kehilangan keberanian. Saat itu seorang wanita muda membuka pintu rumah.

Anak itu tidak jadi meminta makanan, dia hanya berani meminta segelas air. Wanita muda tersebut melihat dan berpikir, bahwa anak lelaki tersebut pasti lapar, oleh karena itu, dia membawakan segelas susu, dan anak lelaki tersebut meminumnya dengan lambat.

Kemudian dia bertanya: berapa aku harus membayar untuk segelas susu ini? Wanita itu menjawab: Kamu tidak perlu bayar apa pun. “Agama kamin mengajarkan jangan menerima bayaran untuk KEBAIKAN,” kata wanita itu.

Kemudian anak lelaki itu menghabiskan susunya dan berkata: “Terima kasih atas kebaikan Ibu, semoga ALLAH membalas kebaikan yg tulus ini dengan berlipat ganda.” “Sama²… kita saling mendo’akan. Kamu juga harus jadi orang sukses”.

Sekian tahun berlalu ternyata wanita baik hati tersebut mengalami sakit jantung yang sangat serius, para dokter ahli di kotanya sudah tidak sanggup menanganinya.

Akhirnya, wanita baik hati tersebut mereka kirim ke Jakarta dimana ada dokter spesialis jantung yang mampu menangani penyakit jantung yang langka tersebut.

Dokter Spesialis dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Salah satu Dokter mendengar kota asal wanita tersebut, terbersit seberkas pancaran aneh di hatinya. kok se kampung dengan saya, ya,” kata Dokter.

Ia segera bangkit dan bergegas turun melalui hall rumah sakit menuju kamar rawat wanita baik hati tersebut. Dengan berpakaian jubah kedokteran, dia menemui wanita itu.

Dokter tersebut langsung mengenali wanita itu dengan sekali pandang, terdiam membisu.

Kemudian, Dokter kembali ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk melakukan upaya terbaik untuk menyelamatkan nyawa wanita itu.

Mulai hari itu, Dokter selalu memberikan perhatian khusus untuk kasus wanita tersebut. Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya diperoleh kemenangan.bWanita itu sembuh!

Kemudian, dokter tersebut meminta ke bagian administrasi Rumah Sakit agar mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan wanita itu kepadanya.

Dokter melihat biaya tagihan dan menulis sesuatu pada pojok atas lembar tagihan tersebut, lalu mengirimkannya ke kamar pasien wanita tersebut…

Saat menerima resep tagihan, Wanita baik hati itu sangat gelisah sewaktu akan membukanya…

Dia sangat khawatir, tidak akan mampu membayar tagihannya, sekali pun harus dicicil seumur hidupnya.

Namun akhirnya… dia memberanikan diri untuk membuka tagihan tersebut. Ternyata pada pojok atas lembar tagihan, ada tulisan yang menarik perhatian.

Dibacanya tulisan yang berbunyi: TELAH DIBAYAR LUNAS DENGAN SEGELAS SUSU !!! Tertanda: Dokter Spesialis Jantung.

Seketika Air mata kebahagiaan membanjiri mata wanita itu.

Anda tahu, siapa dokter Spesialis tersebut? Dia lah anak penjual asongan yang pernah diberinya segelas susu. Betapa sebuah kebaikan kecil, tapi kebaikannya yang tulus, walau telah lama berlalu, boleh jadi dapat menyelesaikan masalah kita di masa yang akan datang.

Allah Ta’ala berfirman: “Barang siapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, maka baginya (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan barang siapa yang datang dengan (membawa) kejahatan, maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-orang yang telah mengerjakan kejahatan itu melainkan (seimbang) dengan apa yang dahulu mereka kerjakan”. (Q.S Al-Qasas [28] : 84)

Asal tidak berpersepsi, saat memberi infak buka puasa dengan segelas es buah dan beberapa butir kurma, mengharap kelak ada dokter yang menggratiskan saat berobat atau operasi.(*)



BACA JUGA