Tuesday, 26 March 2024 | 05:39 Wita

Skala Getaran Tanpa Batas (5)

Editor: admin
Share

Oleh: Ust Drs Nasri Bukhari MPd, Ketua DPW Hidayatullah Sulsel

HidayatullahSulsel.com — Saat kegalauan mencari inspirasi untuk terus menulis, saya terngiang dengan motivasi Allahu Yarham Ust Anshar Amiruddin. Dia katakan, seorang ustadz itu tak akan kehabisan materi karena banyak betul tema menarik dalam Al-Qur’an. Bukankah Al-Qur’an itu isinya 114 surat dan lebih 6000 ayat.

Untuk itu, ada baiknya kita lanjutkan pembahasan tentang iqra’, atau membaca sebagai sesuatu yang menggetarkan. Tentu sebelumnya kita perlu bertanya dulu, iqra’ manakah yang menggetarkan itu ?

Sebab kalau sekadar iqra’, maka kita bisa katakan, mengapa banyak orang be-riqra’brkita temui dengan sebaik-baik iqra’, tapi tak mampu menggetarkan jiwanya, apalagi menggetarkan orang lain.

Letak pembedanya adalah pada kata tambahannya dari iqro’, yakni ‘bismirabbik’, artinya dengan nama Tuhan, sebagaimana dalam firman-Nya di QS Al-Alaq;1. Yakni Iqra’ yang dilakukan adalah dengan mengatas namakan Rabb atau tuhan pencipta dan pengatur.

Kita tinjau dulu ‘iqra’ bismirabbik’ dari aspek bahasa. Iqra’ adalah fi’il amr (kata kerja perintah) dengan fa’il-nya (pihak yang memerintah) adalah Allah subhaanahu wata’aala sebagai Rabb.

Sedangkan, ‘bismirabbik’ menjadi hal (keterangan kondisi) dari iqra. Sehingga, kata bismirabbik tidak boleh terpisahkan dari kata iqra’ itu sendiri. Sebab iqra’ tanpa bismirabbik, maka iqra yang dilakukan seseorang tidaklah sesuai dengan yang dikehendaki oleh Allah.

Itulah sebabnya iqra akan bermakna dan memiliki getaran manakala digandengkan dengan bismirabbik. Demikian halnya ketika membaca ayat-ayat Al-Qur’an lainnya, maka efek bacaannya niscaya menggetarkan.

Untuk itu momentum Ramadhan ini, kita berupaya mengantar diri kita menjadi diri yang asyik dan bahagia membaca. Khususnya menikmati indah dan dalamnya makna-makna kandungan Al-Qur’an. Niscaya akan terasa dentuman getarannya terhadap kesadaran berfikir, bersikap dan dalam bermuamalah dengan lingkungan sekitar.

Ada pengalaman menarik ketika masih SD, bagaimana jantung bergetar a’dumba-a’dumba’ membaca Al-Qur’an. Saat dipanggil namaku tampil membaca ayat suci Al-Qur’an di MTQ tingkat desa. Tapi, Alhamdulillah dapat juga juara lll, karena kebetulan cuma tiga orang ji pesertanya.(*)



BACA JUGA