Friday, 15 March 2024 | 08:39 Wita

Skala Getaran Tanpa Batas

Editor: admin
Share

Oleh: Ust Drs Nasri Bukhari MPd, Ketua DPW Hidayatullah Sulsel

HidayatullahSulsel.com — Tiada getaran kuat tanpa sumber getaran. Semakin kuat sumber getaran, semakin kuat pula skala getarannya. Getaran Ramadhan ada pada iman sebagai sumber kekuatannya. Kuatnya iman seseorang muslim, maka getarannya berdampak pada ghirohnya beribadah dan beramal shaleh.

Iman yang bergetar kuat adalah iman dari proses kesadaran memahami eksistensi dirinya dihadapan kebesaran Allah. Sehingga kesadaran imannya mendorong ketundukan dan kepatuhan penuh pada apa yang diperintahkan Rab-Nya kepdanya.

Iman benar, secara aksiomatik mendorong otomatis untuk semangat melaksanakan ibadah-ibadah Ramadhan. Kekuatan iman dalam dirinya adalah pusat energi kehambaan, membentuk hati dan jiwanya semangat ikhlas untuk beramal shaleh di bulan Ramadhan, khususnya puasa.

Puasa yang dilakukan atas dorongan iman yang kuat menjadikan puasanya pusaran energi kuat, mampu membentuk karakter atau akhlaq pribadi muslim. Memiliki tampilan dan perilaku yang ‘furqan’ (pembeda), yang mempesona dan menggetarkan jiwa.

Kuatnya getaran ibadah puasa dan ibadah lainnya oleh dampak skala pusat energi iman adalah wujud dari motivasi Rasulullah: “Barang siapa yang puasa Ramadhan karena iman dan mengharapkan pahala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari no. 2014).

Energi Ramadhan benar-benar menggelorakan energi beribadah dan beramal shaleh. Mampu memotivasi kuat seorang muslim berupaya mengejar ganjaran pahala yang tak terhingga. Membangun optimalisasi kesholehan ‘infiradhi’ (pribadi) serta kepedulian pada umat dengan berbagi kebaikan tanpa batas.

Begitu dahsyat skala getaran Ramadhan, menggetarkan kesadaran kaum muslimin untuk kembali membersihkan dan mengosongkan diri dengan istighfar, memohon ampunan-Nya, lalu diisi dengan amalan kebajikan dan kesholehan.

Selain mampu membangun kesadaran kehambaan, bersimpah sujud dan rukuk kepada-Nya, dengan ibadah wajib dan nawafil. Juga menghidupkan fungsi masjid sebagai episentrum ibadah dan episentrum peradaban Islam.

Betapa tidak, selama ini diluar Ramadhan, kaum muslimin telah disibukkan dengan berbagai urusan keduniaan. Disebabkan oleh magnit power keberkahan Ramadhan, telah memantik kesadaran imannya untuk beramai-ramai ke masjid, mendirikan shalat berjamaah wajib dan tarawih.

Ditambah pula dengan ceramah-ceramah tarawih dan shubuh, mendapatkan pencerahan ilmu tentang bagaimana seorang muslim hidup berkah dan bahagia dengan menjalankan ajaran Islam yang sempurna dan konsekuen. Membuat semakin bertambah keyakinan dan semangatnya berbuat kebajikan.

Begitu pun lantunan ayat suci Al-quran dan juga nasyid Islami juga terdengar di berbagai tempat. Mulai dari toa-toa masjid, di acara-acara bukaan, hingga ke pusat bisnis serta penjualan bagi kepentingan Ramadhan. Semua menikmati indah dan bahagianya kedatangan Ramadhan berkah.

Sekali lagi, getaran Ramadhan, menciptakan skala kebahagiaan tanpa batas, tidak hanya dinikmati oleh kaum muslimin yang melaksanakan puasa. Tetapi juga memberi keberkahan terhadap aktivitas muamalah di masyarakat secara umum.

Kaum pedagang ikut bergembira, menyediakan berbagai kebutuhan pokok dan lainnya selama Ramadhan. Merasakan semakin menggeliat ekonominya dan meningkat keuntungannya. Begitu pun layanan jasa lainnya juga ikut merasakan keberkahannya.

Energi kebahagiaan Ramadhan begitu nikmat dirasakan lebih khusus bagi yang melaksanakan ibadah puasa. Dimana tergambar dan terbukti sangat nyata kebenaran seperti apa yang dijanjikan oleh Rasulullah: “Orang yang berpuasa akan meraih dua kegembiraan, kegembiaran ketika berbuka puasa/berhari raya, dan kegembiraan ketika bertemu Tuhannya,” (HR Muslim).

Begitu dahsyatnya energi kebahagiaan Ramadhan, dampak skalanya luas menjangkau semua kalangan. Mulai dari orang dewasa yang tulus ikhlas berpuasa, hingga anak-anak. Bahkan non muslim pun juga ikut merasakan dampak kebahagiaan tersebut .

Getaran Iman itu telah membangun komitmen kaum muslimin, dengan prinsip kuat bahwa tidak boleh ada waktu sedikit pun terluang di bulan Ramadhan, kecuali untuk ibadah dan mengerjakan amalan kesholehan.

Sehingga pada akhirnya mendapatkan keistimewaan dari Allah, dengan ganjaran rezeki kebahagiaan tanpa dihisap dan tanpa batas, sebagaimana firman-Nya: “Dan barang siapa mengerjakan amal yang saleh baik laki-laki maupun perempuan sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezeki di dalamnya tanpa hisab”. (Q.S Ghafir [40] : 40).(*)



BACA JUGA