Saturday, 25 May 2024 | 18:53 Wita

Pahamilah Orang Lain, Jangan Minta Dipahami

Editor: admin
Share

Obituari KH Muhammad Hasyim HS

Oleh : Ust Drs Nasri Bukhari MPd Ketua DPW Hidayatullah Sulsel

HidayatullahSulsel.com — Setiap tokoh besar memiliki karakteristik khusus dari prinsip hidup yang dipegangnya. Demikian halnya KH Muhammad Hasyim HS, memiliki prinsip hidup yang dalam dengan makna, yakni “pahamilah orang jangan mau dipahami”

Prinsip ini penulis dapatkan langsung dari Ust Hasyim, panggilan akrab Allahu Yarham KH.Muhammad Hasyim.HS, pendiri Hidayatullah Balikpapan, ketika penulis berkunjung ke kediamannya, dan meminta nasehat khusus tentang bagaimana kiat sukses menempuh jalan dakwah.

Menariknya, ketika penulis berkunjung lagi beberapa kali, prinsip itu masih saja diulangi dan diejakannya. Bahkan saat penulis minta lagi nasehat lainnya, dengan senyum khasnya, beliau katakan, “itu saja jangan mau dipahami, tapi pahamah orang lain.”

Nasehat itu menjadi energi dahayat bagi penulis. Yang kala itu, usia muda penulis tak sebanding dengan beban berat mengawal berjalannya dengan baik penyelenggaraan pendidikan di Kampus Pusat Gunung Tembak, kini bersama Kampus Induk ‘Ummul Quro’.

Awalnya penulis merasa kurang puas dengan hanya seuntai kalimat itu saja yg beliau sampaikan. Namun setelah beliau jelaskan, bahwa “ini adalah nasehat jitu dari Abdullah Said, ketika saya mau di SK-kan tugas merintis cabang Hidayatullah di daerah”.

Prinsip tersebut begitu melekat dan mendalam bagi kepribadian Ust.Hasyim. Mengkarakter, menguatkan sikapnya yang irit bicara, kecuali yang penting dan diperlukan saja untuk didengar, serta dibutuhkan bagi yang mendengarnya.

Kalaupun dia berbicara, senyum khasnya selalu mendahului sebelum lisannya berbicara pada hal-hal yang penting-penting saja.

Prinsip “pahamilah dan jangan mau dipahami” ini dapat disaksikan dari setiap kali ada panggilan tugas, secara personal maupun secara umum, tanpa banyak komentar ‘ba..bi..bu’, Ust.Hasyim selalu terdepan melakukannya.

Secara tidak langsung memberi contoh untuk lebih banyak berbuat dan sedikit berbicara.

Prinsip tersebut mambuat beliau tidak mau banyak memberi pengarahan apalagi berceramah. Tapi sifatnya lebih banyak mendengar saran dan masukan dari berbagai pihak sebelum memutuskan sesuatu terutama di saat beliau sementara diamanahi berbagai amanah kepemimpinan di Kampus Gunung Tembak.

Inilah membuat muru’ahnya tetap terjaga, kharismatik penuh kewibawaan. Figur teladan bagi murid atau santri, serta jama’ah umumnya. Menteladankan bagaimana mendedikasikan seluruh usia, waktu, pikiran dn ilmunya demi terwujudnya cita-cita mulia dalam jihad fiisabilillah.

Selamat jalan Guruku, Ustadzku. Semoga mendapatkan balasan terbaik disisi-Nya.



BACA JUGA