Friday, 19 May 2023 | 08:50 Wita

Pasukan Al Alaq dan Gerakan Pencerah Semesta

Editor: Humas DPW Hidayatullah Sulsel
Share

Oleh : Fatahillah Abu Sitta, Bendahara DPD Hidayatullah Maros

HidayatullahSulsel.com — Kekayaan lembaga perjuangan dan dakwah adalah manusia (baca: kader) bukan amal usaha, menyadari akan pentingnya sumber daya manusia, kehadirannya sebagai pelopor dan penggerak dan berfungsi melanjutkan visi estafet perjuangan untuk kesuksesan membangun peradaban Islam.

Ikhtiar melakukan proses standarisasi, pelatihan, edukasi, menjaga stamina GNH halaqoh mabit, memastikan tidak satupun warga yang tidak sholat berjamaah, fokus dan totalitas terhadap amanah yang diberikan, menjalankan semua aturan demi melahirkan generasi yang cerdas, sholeh dan bertaqwa adalah wujud dari tersibgohnya energy Al Alaq

Ketika terjadi sebuah pelanggaran misalnya, anggota pasukan yang tidak sholat jamaah, tidak memahami fungsi dan tugasnya, maka ada tindakan, doa, edukasi, dan peringatan, sebagai manisfesto imani

Pasukan yang terawat, terjaga, terkontrol dan terbimbing, menjadi energy positif dalam menyongsong kebangkitan islam, mencegah terjadinya kerusakan moral, menjadi tanggungjawab bersama, melatih kedisiplinan, kebersihan, dan kepedulian merupakan harga dasar dalam membangun kekuatan jiwa raga generasi

Amanat founding father Republik ini adalah ” Bangunlah jiwanya, bangunanlah badanya, ” Ketika telah paham bahwa membangun jiwa raga manusia menjadi faktor penentu untuk lebih baik lagi maka kerahkan tenaga, fikiran dan dollar untuk mewujudkan nya

First we make people than we make product, ungkapan pengakuan bahwa faktor penentu segala aspek kehidupan tergantung sejauh mana kehadiran manusia yang tercerahkan

Kebutuhan bangsa ini terletak kepada kwalitas sdm yang dimiliki nya, seorang yang senantiasa mengamalkan apa yang telah diyakininya, yang telah disepakati, dan dimusyawarahkan (walk the talk). Merupakan manusia yang telah tercerahkan dan siap mencerahkan kehidupan masyarakat

Sebagai seorang muslim dan berkaca kepada sejarah emas kejayaan islam, dan bagaimana sosok teladan Nabi Muhammad melahirkan para ksatria pancasila berjiwa GNH atau Kader militan progesive Revolusioner dalam bahasa qur’an Manusia taqwa, maka meneladani Nabi Muhammad menjadi nilai tinggi yang wajib di ikuti

Pertama sependek pengetahuan saya, konsep landasan gerakannya adalah Al Alaq, ibarat pohon Al alaq adalah akar, ibarat bangunan ia adalah pondasi, ketika akarnya kuat pondasinya kokoh, maka ia akan memiliki ketahanan dari segala ganguan baik internal dan eksternal

Kekuatan alaq akan memiliki peran dan fungsi ke bermanfaat baik diri, keluarga, masyarakat dan negara, akar akan menyuplai nutrisi ke batang,tangkai, daun dan buah, hasilnya pohon akan memberikan multifungsi dan multi manfaat bagi mahluk dan alam semesta itulah pencerah yang tercerahkan,

Jadi orang bertauhid dipikirannya bagaimana bisa berbagi sebanyak-banyak untuk pergerakan perjuangan, bagaimana berkontribusi sebanyak mungkin kepada semua mahluk dan Alam semesta, hati, fikiran dan tindakan terkoneksi apalagi yang bisa dibagi untuk perjuangan

Tauhid yang baik melahirkan insan yang tegar dalam ujian, disaat yang bersamaan selalu memberikan pelayanan dan kepedulian terhadap masyarakat dan memeberikan pencerahan terhadap semesta dengan menghadirkan program pendidikan dan dakwah

Manusia bertauhid tidak asik sendiri tapi berusaha membangun sinergitas untuk mewujudkan semesta bercahaya dengan al alaq, begerak secara efektif dan efesien dan melahirkan produktivitas untuk kesuksesan keberkahan secara jama’i

Tauhid membangun kesadaran dan membentuk prilaku team work yang baik, yang menciptakan energy yang optimal didalam mencapai tujuan mencerahkan ummat menebar kemurnian aqidah

Meminjam ungkapan Almarhum ustadz jamal orang yang bertauhid itu tidak pasif ia aktif bergerak, lincah dan dinamis, dari ilustrasi ini dapat kita petik betapa pentingnya terus bergerak tentu dalam bingkai amanah.

Allahuyarham Ustadz Abdullah Said menasehati
Inilah tantangan yang harus kami jawab
sekarang dan esok,
Mampukah kita mempertahankan
apa yang telah dicapai kini ?
dan mampukah kita meningkatkannya
di hari mendatang ?
Mari kita jawab dengan praktek
dan kenyataan.
Selamat berjuang di alam realita, bukan di alam cerita.
Selamat bertemu di alam kenyataan,
tidak di alam pernyataan.

Teruslah berjuang menguatkan jiwa raga generasi dengan mengokohkan akar Tauhid, sehingga api optimis telah sedang lahir generasi yang selalu siap berkorban tanpa tapi, tanpa nanti, tanpa letih demi kejayaan islam.



BACA JUGA