Thursday, 14 October 2021 | 16:58 Wita

Jelang Muktamar IV, DPP Wahdah Islamiyah Sowan ke Hidayatullah Sulsel

Editor: admin
Share

Jajaran DPP Wahdah Islamiyah berkunjung dan bersilaturrahim di kantor DPW Hidayatullah Sulsel, di Jalan Tamalanrea Raya, Bumi Tamalanrea Permai, Kota Makassar, Kamis, 14 Oktober 2021.

HidayatullahSulsel.com – Menjelang perhelatan muktamar IV, DPP Wahdah Islamiyah mulai sowan dalam rangka bersilaturrahim dan mengundang kalangan ormas Islam untuk hadir pada acara pembukaan yang akan diadakan di Kota Makassar pada 17-21 Desember 2021.

Dipimpin Sekretaris Jenderal DPP Wahdah Islamiyah, Ustaz Syaibani Mujiono, panitia muktamar bertandang ke kantor DPW Hidayatullah Sulawesi Selatan, Yayasan Al Bayan, Pondok Pesantren Hidayatullah, Jalan Tamalanrea Raya, Bumi Tamalanrea Permai (BTP), Kota Makassar, Kamis (14/10/2021).

Rombongan disambut Ketua DPW Hidayatullah Sulsel Ustaz Nasri Bohari, Ketua Dewan Murobbi Wilayah Hidayatullah Sulsel Ustaz Abdul Majid, serta Ketua Kampus I Hidayatullah Makassar Ustaz Suwito Fatah, dan sejumlah pengurus Hidayatullah lainnya.

Setelah memperkenalkan sejumlah asatiz yang mendampingi, seperti Ustaz Syaiful Bahri, Ustaz M. Syarif dan Ustaz Irfan Mas’ud, Ustaz Syaibani kemudian menyampaikan salam dari Ketua Umum Wahdah Islamiyah Ustaz Muhammad Zaitun Rasmin, Ustaz Muhammad Ikhwan Abd Jalil, dan dari Ustaz Rahmat Abdul Rahmat kepada keluarga besar Hidayatullah.

Dalam pemaparannya, Ustaz Syaibani menjelaksan tentang tema Muktamar IV Wahdah Islamiyah.

“Tema muktamar kali ini tentang pendidikan paripurna. Kita ingin melihat wajah pendidikan kita ke depan semakin berkualitas, sehingga niatan dan gerakan pendidikan ini butuh peranan dari semua pihak,” kata Ustaz Syaibani dalam keterangan tertulis.

Menurutnya, tugas dan peranan ormas seperti Wahdah Islamiyah dan Hidayatullah menyiapkan generasi yang terbina sejak dini untuk semua dimensi, sehingga pendidikan merupakan gerakan islah.

Selain pendidikan, Ustaz Syaibani melanjutkan, Muktamar IV Wahdah Islamiyah juga akan membahas mengenai ketahanan keluarga. Melihat fenomena keretakan hubungan rumah tangga yang dipicu berbagai persoalan, terutama dampak dari pandemi Covid-19, dia menyampaikan, jajaran pengurus DPP Wahdah Islamiyah merasa perlu untuk terus membahas dan mempertajam konsep ketahanan keluarga ini.

Tak ketinggalan, kata Ustaz Syaibani, muktamar juga akan membahas tentang kecintaan terhadap NKRI. “Karena kita ingin menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap negeri kita tercinta ini. Makanya, dalam setiap rangkaian pra-muktamar, seperti di acara tabligh akbar, seminar dan kegiatan lain, kecintaan terhadap NKRI yang kita jadikan tema,” terangnya.

Di pengujung kunjungan tersebut, Ustadz Syaibani memohon doa restu dan dukungan dari segenap jajaran Hidayatullah.

“Mohon doanya agar Muktamar IV Wahdah Islamiyah dapat berjalan sukses. Kemudian, berada di Hidayatullah, serasa berada di rumah sendiri. di kantor sendiri. Suasana ruang rapatnya mirip dengan suasana di DPP Wahdah Islamiyah. Mungkin karena memang kami sudah memiliki kedekatan emosional dengan Hidayatullah. Satu yang memang selalu dipesankan Ustadz Zaitun, yaitu kebersamaan,” jelasnya disambut tawa bahagia para hadirin yang hadir dalam ruangan itu.

Ketua DPW Hidayatullah Sulsel Ustaz Nasri Bohari, menyambut baik dan menyatakan mendukung pelaksanaan Muktamar IV Wahdah Islamiyah.

“Tentu kita sangat berbangga karena pelaksanaan Muktamar IV Wahdah Islamiyah diadakan di Makassar. Saya juga selalu meminta kepada DPP Hidayatullah agar kegiatan-kegiatan dipusatkan di Kota Makassar,” ucapnya.

Ustaz Nasri menyebut gerakan dakwah yang dijalakan Hidayatullah dengan Wahdah Islamiyah tidak jauh berbeda, terutama dalam hal dakwah dan pendidikan. Bahkan, ia menyebut, gerakan tersebut akan menjadi bola salju yang bakal sulit terbendung dalam menciptakan program kebaikan bagi ummat.

Ustaz Abdul Majid, yang termasuk sesepuh di Hidayatullah Sulsel, juga menyatakan mengapresiasi keberadaan dan gerakan dakwah dari Wahdah Islamiyah.

Pertemuan itu berlangsung dengan penuh nuansa kekeluargaan. Dilanjutkan dengan saling tukar bingkisan berupa buku-buku dan produk media dari kedua ormas, dan di akhiri pose bersama.■