Sunday, 24 September 2023 | 07:36 Wita

Ingin Tenang Hati, Carilah di Tiga Tempat Ini

Editor: Humas DPW Hidayatullah Sulsel
Share

HidayatullahSulsel.com — Hidup tenang dan bahagia adalah dambaan setiap manusia. Siapapun dia, tabiatnya sudah pasti menginginkan untuk menikmati hidup tenang dan bahagia itu.

Tak ayal lagi, hanya untuk menggapai hal itu, dia pun tak memperdulikan seberapa pengorbanan yang harus diberikannya. Yang penting hatinya bisa menjadi tenang dan bahagia.

Lalu, bagaimana pula caranya agar memiliki hati yang tenang dan bahagia ?

Seperti kita fahami bersama, bahwa hati manusia adalah sepenuhnya dalam genggaman-Nya, Maka perkara hati tenang dan bahagia adalah hanya dengan pendekatan diri pada-Nya dalam bingkai keimanan.

Syaikhul Islam Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata, “Carilah hatimu di tiga tempat”, yaitu ketika mendengarkan Al-Quran, di majelis dzikir (yang didalamnya diajarkan Al-Quran dan As-Sunnah) dan di waktu-waktu engkau menyendiri ketika bermunajat kepada Allah”

Manakala seseorang sudah bersusah payah berbuat dalam pencarian ketenangan hati di tiga tempat itu, tapi tak kunjung menemukannya, oleh Ibnu Qayyim selanjutnya mengatakan, “Jika engkau tidak dapati hatimu di tempat-tempat ini, maka mohonlah kepada Allah agar menganugerahkan hati karena sesungguhnya engkau tidak punya hati.”

Pertama, bahwa perlunya mendengarkan Al-Quran dengan baik. Karena berkat kemuliaan Al-Quran membuat seorang muslim memiliki adab dan kemuliaan dalam mendengarkannya.

Dengan mendengarkannya penuh pemaknaan, maka menjadikan Al-Quran sebagai obat hati (syifa’). Kala dada seseorang terasa sempit oleh berbagi macam penyakit hati, niscaya akan terobati dengan bacaan Al-Quran.

Allah Ta’ala Berfirman: “Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS Yunus : 57)

Betapa dengan mendengar bacaan Al-Quran sebagai Qalamullah, tidaklah seperti mendengarkan bacaan yang lain. Tentulah akan lebih menemukan ketenangan hati lebih dari mendengarkan bacaan-bacaan apapun. Tak terkecuali lebih dari sekedar mendengarkan suara musik.

Untuk itu, agar bisa menikmati ‘suara’ Ilahi dari Al-Quran, diperintahkan-Nya untuk mendengar dan menyimaknya saat dibacakan ayat Al-Quran. “Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-A’raf; 204)

Yang kedua, bahwa ketenangan hati yang hakiki hanya dengan iman. Dan didapatinya dalam majelis dzikir dengan ilmu sya’i.

Rasakan dengan baik dan benar tentang ketenangan hatimu lewat majelis ilmu saat Al-Qur’an disenandungkan, ketika hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dibacakan. Adakah terasa kenikmatan berbeda dengan bacaan dan senandung lainnya ?

Bagi pencinta ilmu dan majelis dzikir, Rasulullah memotivasinya dalam hadits riwayat Abu Hurairah ra, “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah membaca Kitabullah dan saling mengajarkan satu dan lainnya melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), akan dinaungi rahmat, akan dikeliling para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya.” (HR. Muslim, no. 2699)

Selanjutnya yang ketiga, ketenangan akan didapatkannya manakala mengkhususkan waktu-waktu untuk menyendiri dalam bermunajat kepada Allah.

Baik di siang hari di waktu ba’diah subuh, dhuha dan shalat lainnya, apalagi di sepertiga malam terakhir, adalah waktu-waktu terbaik untuk menyendiri dalam bermunajat kepada Allah.

Nikmatnya berjumpa dengan Sang Khalik, adalah kala manusia umumnya larut dan tidur pulas dalam istirahat malamnya. Justru seorang hamba menyibak selimutnya untuk bersegera bangun bersimpuh rukuk dan sujud, berdzikir dan istighfar di akhir malam.

Dalam keheningan malam, di sanalah akan merasakan lezatnya iman dan nikmatnya berkasih cinta dengan-Nya, sesuai perintah-Nya dalam QS. Al-Muzammil ayat 1-7.

“Bangun malam seperti itu menjaminkan terpujinya derajat seorang hamba. “Dan pada sebahagian malam hari shalat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu, mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.(QS.-Al-Isra: 79)

Bersegera meraih ketenangan dan kebahagiaan hati dengan bermunajat kepala-Nya dengan dzikir, istighfar dan do’a di waktu-waktu mustajab.

Sebagaimana Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah, dalam Majmu’ Fatawa 10/637, menasehati, “Hendaklah seorang hamba memiliki waktu khusus menyendiri untuk berdoa, shalat, merenung, muhasabah dan memperbaiki hatinya”.

Mengetahui dan menyadari akan kondisi hati kita, patutlah kiranya kita berdoa kepada Allah. Doa yang dicontohkan baginda Rasulullah, agar kaum muslimin terhindar dari empat perkara.

Do’a tersebut dalam hadits riwayat Abu Dawud, An-Nasai dan Ibnu Majah “Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu, dari jiwa yang tidak merasa puas, dan dari doa yang tidak didengar (tidak dikabulkan).”(*)



BACA JUGA