Wednesday, 3 April 2024 | 06:13 Wita

Skala Getaran Tanpa Batas (11)

Editor: admin
Share

Oleh: Ust Drs Nasri Bukhari MPd, Ketua DPW Hidayatullah Sulsel

HidayatullahSulsel.com — Sering kita berpersepsi dengan pemahaman, bahwa orang shaleh dipastikan beruntung, bahagia di dunia dan balasan surga di akhirat.

Tak terpikirkan, bahwa sering kali orang shaleh yang rajin beribadah, rajin berpuasa dan berbuat banyak amalan keshalehan lainnya, akan berakhir dengan kerugian di akhirat.

Siapa gerangan yang termasuk golongan tersebut ?…. Dialah yang terus mengejar dunia, dan Allah pun memberikan balasan dan disempurnakan sepenuhnya atas berbagai macam kebutuhan dan kenikmatan dunianya.

Hal tersebut diingatkan oleh Allah dalam firman-Nya: “Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan”. (Q.S Hud [11] : 15).

Namun kesempurnaan kehidupan dunianya melahirlah sifat sombong, dan berbuat riya. Karena merasa kesuksesannya adalah atas usahanya sendiri. Terhadap sifat itu, Allah berfirman: “Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan”.(Q.S Hud [11] : 16).

Penafsiran terhadap ayat tersebut, Ibnu Abbas mengatakan, barang siapa berbuat amal shaleh untuk mencari keduniawian, seperti melakukan puasa, shalat dan bertahajjud di malam hari, yang semua itu dia kerjakan hanya semata-mata hanya mencari keduniawian. Maka Allah berfirman, “Aku akan akan memenuhi apa yang dicarinya di dunia, ini sebagai pembalasannya, sedangkan amalnya yang ia kerjakan untuk mencari keduniawian itu akan digugurkan, dan dia di akhirat nanti termasuk orang-orang yang merugi”.

Agar tidak menjadi orang-orang yang tidak merugi, jadikanlah dunia ladang amal, dengan memposisikan semua aktivitas keseharian kita adalah semata dalam rangkaian pengabdian kepada Allah. Niscaya kita memiliki bekal dari Allah Ta’ala, berupa jaminan keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan juga di akhirat kelak.

Oleh getaran keimanan, meyakini kalau Allah menjamin itu kepastian yang tidak boleh ada keraguan. Beda dengan urusan proposal, tidak dijamin cepat cair kecuali ada ‘ordal’…. (*)



BACA JUGA