Wednesday, 22 November 2023 | 03:42 Wita

Semakin Aktif Menulis Semakin Gila Membaca

Editor: Humas DPW Hidayatullah Sulsel
Share

Oleh : Drs Nasri Bukhari MPd, Ketua DPW Hidayatullah Sulsel

HidayatullahSulsel.com — Dengan menulis kita akan semakin kering dan haus ilmu dan terkadang kehilangan inspirasi ide dan pemikiran. Menulis membuat kita akan ‘gila’ membaca menutupi kehausan ilmu dan dahaga inspirasi.

Membaca adalah jendela ilmu dan menulis adalah ‘pengebor’ ilmu. Semakin banyak kita membaca semakin banyak ilmu yang ditahu. Tapi semakin banyak kita menulis semakin aktif membaca dan terus membaca.

Begitu pentingnya tulis menulis, untuk menggambarkan akan kekuasaan ciptaan Allah dan karunia wahyu-Nya, Allah pun bersumpah dengan Qalam-Nya (tulisan), seperti dijelaskan pada QS.al-Qalam:1-2.

Juga begitu pentingnya membaca sampai Allah menjadikan rangkaian awal turunnya wahyu dengan perintah membaca. Dan perintah membaca _iqra’_ ditekankan sampai dua kali dalam rangkaian lima ayat wahyu pertama, termaktub dalam QS.96:1-5.

Pada ayat tersebut mengandung perintah dari Allah untuk membuka tabir hakikat segala ilmu. Yakni tentang hakekat manusia sebagai yang dicipta dan Rabb sebagai Dzat Yang Maha Pencipta

Perintah Allah juga mengandung arti bahwa segala sesuatu yang Allah perintahkan pasti mengandung hal penting. Dan membaca adalah merupakan perintah Allah yang pertama, di kalimat pembuka wahyu pertama dalam Al-Qur’an.

Sehingga pertanda bahwa membaca adalah perkara terpenting dan utama dalam kehidupan manusia sebelum perkara lain dalam perkara agama.

Dengan membaca ilmu akan mengalir ke petala akal dan hati, menumbuh subur kesadaran jiwa. Hanya saja ilmu dari hasil bacaan akan mudah lepas kecuali diikat dengan tulisan.

Imam Syafi’i  rahimahullah  juga pernah bertutur, “Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat. Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang, setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja”. (Diwan Asy-Syafi’i).


Rajin menulis gila membaca

Sang penulis akan banyak menemukan ide dan inspirasi dari banyaknya referensi yang dibacanya. Di saat idenya terus mengalir deras bagai sungai dan dia menulisnya, maka dia akan semakin ‘gila’ membaca dan terus membaca.

Kalau pun saat tertentu ‘ngadat’ inspirasi dan kekurangan referensi untuk ditulis maka pelariannya adalah kembali baca membaca. Karena tiap kalimat yang dituliskan akan mengalir mudah, karena sudah mempunyai bekal informasi.

Penelitian Stephen D. Krashen dalam bukunya yang berjudul Writing: Research, Theory, and Application, menemukan bahwa ada hubungan antara kegiatan membaca dan menulis. Responden yang merupakan para penulis itu ternyata gemar membaca sejak kecil dan mengaku sudah terbiasa menulis sejak masih sekolah.

Kalau dengan menulis kita akan banyak membaca. Maka seharusnya setelah banyak bacaan berarti banyak informasi dan ilmu diperoleh, untuk mengikatnya dan menjadi warisan pemikiran adalah dengan juga seharusnya banyak menulis.

Namun aktifitas menulis dan membaca yang terbaik adalah yang bermakna dan mendapatkan ridho dari Allah. Dan itu akan diraih dan dinikmati bagi yang melakukannya dengan ‘bismirabbik’ (dengan nama Allah).
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Penmrah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Al-‘Alaq:1-5)

Dengan ‘bismirabbik’ akan mendorong ghiro (semangat), ikhlash berbuat tanpa batas membaca dan menulis. Jadikan diri semakin gemar dan aktif menulis, niscaya anda akan semakin ‘gila’.membaca.(*)



BACA JUGA