Wednesday, 7 February 2024 | 11:05 Wita

Tetaplah di Level Kebenaran Walau Cemoohan Menghimpit

Editor: admin
Share

Oleh : Ust Drs Nasri Bukhari MPd, Ketua DPW Hidayatullah Sulsel

HidayatullahSulsel.com — Meniti jalan kebenaran adalah pilihan, bukan keterpaksaan. Apalagi di akhir zaman seperti ini, dimana banyak jebakan-jebakan dan ujian yang menguji nyali keimanan kita. Untuk tetap berada dalam kebenaran atau ikut tergerus iman kita.

Memegang teguh kebenaran adalah level orang yang sadar bahwa tidak ada kata menyerah untuk tetap berbuat baik. Mengajak orang lain untuk ke jalur hidup yang benar, walau mendapatkan cemoohan, makian dan ujian selalu menghimpit sebagai pembawa kebenaran.

Allah memberi tuntunan untuk seseorang selalu kuat dalam membawa panji-panji kebenaran. Walau terdapat rongrongan datang bertubi-tubi dari orang yang tidak menghendaki tegaknya dakwah di tengah-tengah umat dan bangsa

Sebagaimana yang diingatkan oleh Allah dalam firman-Nya “Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata, “Mengapa kamu menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?” Mereka menjawab, “Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan agar mereka bertakwa.” (Q.S Al-A’raf [7] : 164).

Dalam Tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala menceritakan perihal penduduk kota terpecah belah menjadi tiga kelompok: Satu kelompok melanggar larangan dan memakai tipu muslihat dalam berburu ikan di hari Sabtu.

Satu kelompok lagi melarang perbuatan itu dan memisahkan diri dari mereka yang melanggar, dan yang terakhir ialah kelompok yang bersikap diam, tidak mengerjakan, tidak pula melarang, tetapi mereka mengatakan kepada kelompok yang memprotes perbuatan tersebut.

Seperti yang dituturkan oleh firman-Nya, “Mengampa kalian menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras? (Al-A’raf: 164)

Artinya, mengapa kalian melarang mereka, padahal kalian telah mengetahui bahwa mereka akan binasa dan berhak mendapat hukuman dari Allah. Maka tiada faedahnya bagi larangan kalian terhadap mereka. Maka kelompok yang memprotes perbuatan itu menjawab perkataan mereka, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya: Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhan kalian. (Al-A’raf: 164)

Sebagian ulama membacanya rafa’,  seakan-akan makna yang dimaksud adalah “Kami sengaja melakukan ini untuk pelepas tanggung jawab kepada Tuhan kalian.” Dengan kata lain, janji yang telah ditetapkan Allah atas diri kami untuk menjalankan amar ma ‘ruf dan nahi munkar.

Di kalimat terakhir terdapat kata “dan supaya mereka bertakwa”. (Al-A’raf: 164). Oleh Ibnu Katsir selanjutnya dikatakan “Mudah-mudahan dengan adanya protes ini mereka menjadi takut terhadap perbuatan mereka dan mau menghentikannya, serta mau kembali bertobat kepada Allah. Apabila mereka bertobat kepada Allah, niscaya Allah menerima tobat mereka dan merahmati mereka.”

Ketangguhan dan konsistensi berada pada jalan kebenaran dan tetap menjadi pembawa panji-panji kebenaran bukan jalan mudah. Onak duri, cacian bahkan ancaman jiwa adalah aksioma yang melekat pada dirinya dalam kehidupan kesehariannya.

Namun setiap ujian dan tantangan itu adalah penambahan motivasi dan penguat komitmen jiwa untuk tetap berada pada jalur kebenaran yang dipilihnya.

Tidak akan lahir orang-orang besar dari tempat dan suasana yang hidup nyaman. Setiap ujian, tantangan serta apapun bentuk tangan.hidup yang diterima akan semakin meningkatkan level, kemaqam mulia, yang tidak ditemukan oleh selainnya.

Anjing menggonggong kafilah berlalu, walau banyak meronrong pembawa panji kebenaran tetaplah berlalu. Saat umumnya manusia memilih diam terhadap kebathilan dan kemaksiatan, muncul insan yang berjuang untuk menciptakan masyarakat yang saling mencintai, dan komitmen pada kebenaran.

Tidak takut terhadap siapa pun yang mencelahnya, berani menegakkan kebenaran, walau di tengah-tengah kemaksiatan dan kebatilan. Istiqomah pada pilihannya sebagai penegak kebenaran hingga levelnya terus menanjak sebagai mujahid dakwah dan panutan masyarakat.(*)



BACA JUGA