Sunday, 17 March 2024 | 05:45 Wita

Skala Getaran Tanpa Batas (2)

Editor: admin
Share

Oleh: Ust Drs Nasri Bukhari MPd, Ketua DPW Hidayatullah Sulsel

HidayatullahSulsel.com — Getaran 10 menit berbeda antara laki dan perempuan ketika masing-masing menghadapi masalah. Seorang isteri ketika menghadapi masalah lalu bertemu dengan suaminya maka dia akan tumpahkan semua isi hatinya sampai habis dan puas, adalah dengan kata-kata.

Berbeda halnya dengan suami, ketika menghadapi masalah. Saat sampai di rumahnya, lalu sang isteri menyambut dan melihat wajah suaminya yang nampak sedang dirundung masalah. Walau ditanya sama isteri, sampai terus didesak pertanyaan oleh isterinya, suaminya tetap saja membisu. Hingga isteri pun kesal karenanya.

Kenapa bisa demikian?, karena antara laki-laki dan perempuan berbeda-beda pada posisi otak bawa sadarnya. Perempuan dalam menyelesaikan masalah cenderung banyak berbicara dulu baru mikir. Bahkan memerlukan konselor tempatnyan berbicara, menuangkan permasalahannya. Dengan didengarkan isi hatinya, masalahnya bisa terselesaikan.

Adapun laki-laki, ketika ada masalahnya maka dia akan mikir terlebih dahulu baru mengatakan sesuatu kepada orang lain. Itulah sebabnya juga, laki-laki itu tidak banyak ke konseling. Analisa tersebut di atas, berdasarkan pendapat dari dr Aisah Dahlan.

Kajian psikologis tersebut menggambarkan secara gamblang bahwa makhluk Allah bernama manusia memiliki kelebihan antara satu dengan yang lainnya, termasuk karakteristik antara laki-laki dan perempuan.

Getaran kata seorang laki-laki sebagai suami, bapak ataupun pemimpin akan berwibawa dan berpengaruh, ketika setiap kali ingin berbicara dia pikirkan terlebih dahulu. Dan kalimat-kalimat yang keluar pun adalah kata-kata bijak dan bermakna.

Sebaliknya getaran kata seorang wanita akan berefek penuh kesan dan bermakna, ketika kata terlontar dari mulutnya adalah ungkapan kasih sayang penuh cinta serta penghormatan. Baik kepada anaknya, suaminya dan juga kepala yang lainnya.

Masing-masing antara laki-laki dan perempuan diberi kekuatan yang menggetarkan. Kekuatan laki-laki, terletak pada getaran berpikirnya. Ketika terjadi sesuatu, mengedepankan pemikirannya dari pada kata-kata yang terumbar begitu saja tanpa arti dan makna.

Sedang kekuatan perempuan terdapat pada getaran perasaan dan kelemah-lembutannya. Hati yang disirami oleh pikiran positif akan membuat hatinya peka dan sensitif pada hal-hal yang baik dan benar.

Hati perempuan yang suci itu niscaya akannbsp; sepenuhnya bersemi, lahir menjadi perasaan positif, mengalir ke lisannya, dan mengeluarkan kata-kata baik. Walau lembut kedengarannya, namun bermakna, menggetarkan jiwa. Mampu menyadarkan hati dalam mendidik mental kemandirian anaknya. Bahkan saat tertentu menjadi penasehat bagi suami dalam mengarungi bahtera kepemimpinan rumah tangga dan kepemimpinan umat.

Sebagai contoh kasus, adalah kisah suksesnya dari Pak Kapolda Sulsel, Andi Rian R Djajadi. Kata beliau, sebenarnya dia itu sebelumnya bercita-cita menjadi tentara, karena bapaknya juga tentara. Tapi karena nasehat dari ibunya, sambil memasak di dapur, dia menasehati Rian, sang pemuda waktu itu, untuk tidak ikut jejak bapaknya, tapi sebaiknya menjadi polisi saja. Atas bisikan nasehat sang ibu, mentakdirkan dia menjadi polisi, hingga bernasib baik menjadi jenderal seperti saat ini.

Kembali berbicara tentang getaran 10 menit. Perbedaan laki-laki dan perempuan yang memiliki kelebihan masing-masing, sesungguhnya adalah karunia dari Allah. Laki-laki diberikan karunia lebih banyak berpikir sebelum bertindak, dengan potensi itu ditakdirkan menjadi pemimpin, baik di rumah tangga, maupun dimasyarakat.

Sebaliknya perempuan dengan komposisi otak yang dimilikinya menjadikan dia selalu banyak berkata-kata, membuat dia menjadi pendidik yang baik di rumahnya. Mengajari anak berbicara yang baik dan benar. Serta dengan polosnya, menyampaikan permasalahan rumah tangganya ke suaminya.

Dari kelebihan masing-masing itu, perempuan ditakdirkan lebih banyak berprofesi sebagai guru di tingkat PAUD dan SD. Sedangkan pendidik untuk tingkat dewasa dan kepala sekolah biasanya oleh laki-laki.

Allah Ta’ala yang Maha Kasa dan Maha Adil, memposisikan kedudukan dan kesempatan pada laki-laki dengan perempuan berbeda sesuai kodratnya. Tapi kedudukannya dan ganjarannya sama, dalam beribadah dan beramal shaleh. yakni ganjaran kebahagiaan surga di dunia dan diakhirat.

Sebagaimana firman-Nya: “Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. (Q.S An-Nahl [16] : 97)

Dari ayat tersebut tergambar betapa Allah begitu menghargai potensi mahluk-Nya bernama manusia. Memberi ruang dan kesempatan yang sama untuk beramal shaleh sesuai kodratnya masing-masing, tetapi juga diberikannya pahala ganjaran yang sama.

Getaran-getaran keberkahan Ramadhan akan dirasakan, baik laki-laki maupun perempuan oleh berbagai macam amalan wajib dan Sunnah. Dan mendapatkan balasan yang sama bagi keduanya, sesuai mujahadahnya.

Getaran Ramadhan begitu dahsyat. Memberi skala getaran keberkahan kebahagiaan tanpa batas kepada siapa saja yang berbuat kebaikan. Siapa yang tidak tergetar hatinya dengan datangnya Ramadhan, berarti dia termasuk golongan yang merugi.

Tapi kata orang, ada getaran 10 menit awal yang begitu sangat menggetarkan, susah terlupakan dan sangat terkesan. Apa itu ? Kesan pengantin baru. Jantungnya berdebar ‘a’dumba’-dumba’, saat berhadapan dengan penghulu ketika akad nikah, dan saat pertama kali makan bersama di depan mertua.(*)



BACA JUGA