Tuesday, 19 March 2024 | 12:30 Wita

Skala Getaran Tanpa Batasan (3)

Editor: admin
Share

Oleh: Ust Drs Nasri Bukhari MPd Ketua DPW Hidayatullah Sulsel

HidayatullahSulsel.com — Cinta itu bisa dirasakan tapi tak mudah didefinisikan dengan bahasa yang tepat. Rasa cinta hanya bisa diketahui dengan isyarat di hati, berupa getaran. Yakni getaran hati saat ada sesuatu yang terkait dengan yang dicintai.

Timbulnya getaran bisa muncul ketika ada keterkaitan hati, pikiran atau persentuhan rasa dengan yang dicintai. Misalnya saja, saat melihat barang milik yang dicintai, hubungan rasa akan bergetar, tersambung dengan yang dicintai.

Pemahaman cinta dengan sesama insan, begitu kompleks, tentatif dan relatif. Karena jiwa dan pikiran sering dan mudah berubah-rubah, dipengaruhi oleh kepentingan dan kebutuhan sesaat. Kerumitan memahami makna cinta pun karena kriteria tentang cinta yang berbeda-beda pula.

Lain halnya dengan cinta kepada Allah, tak boleh dan tak mudah berubah-rubah. Ketika keyakinannya sudah tertanam kuat di jiwa, tak mudah digoyah oleh apapun yang merongrongnya.

Cinta kepada Allah sangat ril dan jelas. Itu sebabnya, mudah juga didefinisikan. Dia Allah, tidak pernah menyembunyikan apa saja yang membuat Ia bisa dicintai oleh kita, Allah jelaskan semuanya dalam Al Qur’an.

Sehingga sangat mudah juga mendeteksi getaran cinta antara hamba dan dengan-Nya. Getaran itu adalah buah dari keimanan. Dengan mendengar ayat-ayat-Nya saja disana akan terdeteksi apakah ada getaran atau tidak.

Barangsiapa ketika dibacakan atau mendengarkan ayat-ayat Allah hatinya tergetar berarti ada kekuatan cinta Allah pada dirinya. “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhannya mereka bertawakal”.(Q.S Al-Anfal [8] : 2).

Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram, menafsirkan ayat tersebut, bahwa “Sesungguhnya orang-orang mukmin sejati ialah orang-orang yang apabila nama Allah Subḥānahu wa Ta’ālā disebut maka hati mereka merasa takut, kemudian hati dan tubuh mereka tergerak untuk taat (kepada-Nya). Apabila ayat-ayat Allah dibaca, maka mereka merenungkannya sehingga iman mereka terus bertambah dan bertambah. Dan hanya kepada Rabb mereka saja mereka bersandar dalam meraih kebaikan dan menghindari keburukan.

Khauf atau rasa takut, ditandai dengan getaran jiwa dan hatinya, sebagai pertanda ada respon iman ketika mendengarkan disebut nama-Nya. Saat dibacakan ayat-ayat-Nya, baik yang qauliyyah dalam Al-Qur’an maupun kauniyya yang nampak dalam ciptaannya dengan pendekatan pembacaan, ‘iqro’ bismirabbik’. Maka akan menambah ilmunya dan bertambah pula imannya.

Mencintai Allah azza wa jalla karena dzat-Nya yang Maha Mencipta dan Maha Kuasa, niscaya menimbulkan Khauf atau getaran takut. Getaran ta’dzim kepada-Nya yang Maha Mulia, membuat tunduk dan patuh pada perintah-Nya. Fan getaran takut kepada-Nya membuat seseorang bemujahadah menjauhi larangan-Nya.

Adapun kecintaan terhadap segala sesuatu yang dicintai selain Allah, termasuk manusia, adalah instingtif, bercinta dan berkasih sayang antara manusia. Namun dengan dasar imanlah yang mendorong seseorang cintai-mencintai hanya karena Allah.

Dengan cinta karena Allah, maka setiap kali ada cinta yang bergetar di hati, itu karena kasih sayang Allah yang mengaruniahi dan memerintahkan untuk saling cinta-mencintai karena-Nya.

Manakala getaran-getaran cinta ketika bertemu dan berjumpa antara seseorang dengan yang lainnya bukan atas dasar karena naungan syariat Allah, sesungguhnya itu hanya cinta semu, sering kali dipengaruhi oleh nafsu. yang cenderung menipu.

Getaran cinta yang dibangun oleh iman, akan mengatur hubungan cinta antara satu dengan lain dengan dasar syar’i. Semakin tinggi imannya semakin merasakan indahnya berkasih sayang dengan sesama.

Getaran itu tidak hanya membangkitkan keharmonisan dan kasih sayang diantara sesama anggota keluarga. Tapi juga menggelorakan hubungan cinta dan persaudaraan sesama kaum muslimin, tanpa mengenal batas teritorial bangsa dan negara.

Ada juga punya pengalaman menarik saat naik motor di jalan. Tiba-tiba saja terlihat di depannya lelaki berseragam lalu-lintas, jantungnya pun langsung bergetar a’dumba’-dumba’. Bukan bergetar karena ada hubungan cinta dengan polisi itu, tapi karena takut ditilang, sebab tidak pakai helm, SIM dn STNK lupa pula dibawanya. Antum juga mungkin pernah mengalaminya….? (*)



BACA JUGA