Thursday, 28 March 2024 | 03:56 Wita

Skala Getaran Tanpa Batas (6)

Editor: admin
Share

Oleh: Ust Drs Nasri Bukhari MPd, Ketua DPW Hidayatullah Sulsel

HidayatullahSulsel.com – Kita lanjutkan obrolan tentang Bismirabbik.

Kita awali dengan pertanyaan, kenapa Allah sengaja tidak memperkenalkan namanya pada ayat pertama di wahyu pertama itu ?. Tapi justru dengan kata bismirabbik, memperkenalkan sifat-Nya ?

Saya dapatkan jawaban menggetarkan dari Ust Anwari Hambali. Bahwa kedudukan bismirabbik pada ayat tersebut adalah ‘taukifi’, hak prerogatif Allah secara tanziliyah dan kandungan ayat, berarti kita tak boleh mempertanyakan kedudukan katanya, tapi boleh memahami makna katanya.

Ust Anwari lanjut menuturkan, untuk lebih mudah memahami maknanya, adalah mengibaratkan kita dalam pesawat besar nan canggih. Kekaguman kita pada pesawat itu tidak langsung mencari tahu siapa pembuatnya. Tapi yang timbul dalam benak kita adalah rasa ingin tahu dulu tentang bagaimana kecanggihan dan kehebatan pesawat tersebut, serta apa nama pesawatnya. Barulah setelah itu, kita mencari tahu siapa gerangan pembuat pesawat canggih itu.

Metode Allah memperkenalkan identitasnya sebelum memperkenalkan nama-Nya sendiri, adalah cara untuk kita lebih faham akan kakekat siapa sesungguhnya Allah itu. Sehingga kita lebih terantar mengenal hakekat Allah yang sesungguhnya, dibalik kebesaran nama-Nya.

Jika dikaitkan dengan keberadaan hidup dan kehidupan kita, maka setiap kali kita ingin sukses dalam di masyarakat, diperlukan interaksi yang baik antara satu dengan yang lainnya. Salah satu kuncinya adalah perlunya ‘lita’arafu’, saling kenal mengenal, baik identitas namanya ataupun sifatnya, karakteristik dan keunikannya.

Ibnul Qayyim menjelaskan pentingnya nama, beliau berkata, “Sesungguhnya pemberian nama pada hakikatnya berfungsi untuk menunjukkan definisi/identitas penyandang nama (yang diberi nama), karena jika ia didapati tanpa diketahui (tanpa nama), maka ia tidak bisa dikenali.”

Karenanya, memahami dengan baik sifat dan edintitas terhadap sebuah nama, dapat menjalin hubungan psikologis dan cinta yang sangat penting dan erat. Hubungan cinta yang menggetarkan tatkala disebut namanya. Sebagaiman halnya ketika dipanggil nama-Nya, maka kita pun dipastikan akan memahami eksistensi-Nya, yang menimbulkan getaran jiwa, semakin mengimani dan mencintai-Nya.

Bagaimana dengan bait, “Mengapa jiwaku mesti bergetar?…..” pada lagu klasik berjudul ‘Lagu Untuk Sebuah Nama’. Tergetarkah perasaan anda mendengarnya ?. Kalau tergetar, berarti mungkin anda penggemar setianya Ebiet G. Ade.(*)



BACA JUGA