Friday, 6 September 2024 | 10:03 Wita

Shalat yang Menjauhkan dari Allah

Editor: admin
Share

Oleh: Drs Nasri Bukhari MPd, Ketua DPW Hidayatullah Sulsel

HidayatullahSulsel.com — Shalat adalah sarana zikrullah, penghubung paling kuat antara hamba dan rabb-Nya, juga berfungsi untuk menyucikan diri dan penyejuk hati. Dengan suasana jiwa seperti itu, niscaya seorang aktif shalat akan mengantar tercegah dari segala kemaksiatan.

Namun terdapat seseorang rajin shalat, tapi masih gemar berbuat maksiat, seakan tak ada dampak sama sekali dari ibadah yang dilakukannya. Pertanda shalatnya tidak fungsional sebagai benteng pertahanan dari keinginan nafsu untuk berbuat keji dan mungkar.

Orang seperti ini sebagai mana yang digambarkan oleh Rasulullah, dari hadis Ibnu Abbas: “Barangsiapa yang melaksanakan shalat, lantas shalat tersebut tidak mencegah dari perbuatan keji dan mungkar, maka ia hanya akan semakin menjauh dari Allah.”

Sepatutnya shalat sebagai ibadah paling penting bagi seorang mukmin, media munajah paling dekat antara hamba dan Rab-Nya, secara fungsional dapat membentuk pribadi yang taat dan sholeh.

Serta mampu mengendalikan diri dari perbuatan kemaksian dan kekejian dalam kehidupan kesehariannya.

Sehingga, ketika dampak shalat itu tidak berfungsi, berari ada hal tidak benar terhadap pemahaman eksistensi shalat itu sendiri. Mulai dari pemahaman tentang pentingnya shalat, serta penanaman kesadaran shalat sebagai sebuah kebutuhan.

Kesadaran terhadap kedudukan dan fungsi shalat akan lahir serta tertanam kuat dan baik dalam diri, ketika metodologi pemahaman menstandarkan kepada sumber dan petunjuk utamanya, yakni Al-Quran dan Sunnah Nabi.

Seperti yang diwahyukan Allah dalam QS.Al-Ankabut:45; “Bacalah (Nabi Muhammad) Kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu dan tegakkanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Sungguh, mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya daripada ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Ibnu Katsir menjelaskan tentang ayat tersebut, “Allah memerintahkan kepada Rasul-Nya dan orang mukmin untuk membaca Al-Qur’an dan menyampaikan kepada manusia.

Shalat mengandung dua hikmah mencegah dari perbuatyan keji dan mungkar. Menjadi pengekang diri dari kebiasaan melakukan kedua perbuatan tersebut dan mendorong pelakunya dapat melakukannya”

Untuk mencapai kesempurnaan fungsi shalat, hanya akan diperoleh, ketika ahli ibadah terlebih dahulu aktif berinteriaksi dengan al-Quran. Aktif membaca, mengkaji, serta mengamalkannya. Sehingga menjadikan pribadi yang shaleh secara hablumminallah wa hablumminannaas.(*)



BACA JUGA