Wednesday, 14 December 2022 | 10:14 Wita

Pacu Hafalan Santri, Pesantren Hidayatullah Sudu Hadirkan Instruktur Hafalan Internasional

Editor: Humas DPW Hidayatullah Sulsel
Share

ENREKANG, HidayatullahSulsel.com — Ulul Albab Integral School Pesantren Hidayatullah Sudu Enrekang mengadakan Workshop Menghafal Al-Qurán Metode Al-Jazi, Selasa lalu (13/12/2022). Workshop tersebut menghadirkan Ustadz Ahmad Jazi Al-Hafizh dari lembaga Al-Qur’an Kreatif Internasional sebagai pemateri tunggal.

Workshop yang digelar dalam format pelatihan sehari full tersebut digelar di aula gedung MTs Ulul Albab Hidayatullah Sudu dan dihadiri ratusan peserta, baik internal maupun umum.

Untuk memaksimalkan kegiatan, panitia membagi peserta menjadi dua sesi. Sesi pertama mulai pukul 07.30 hingga menjelang zhuhur diikuti oleh 250-an peserta akhwat. Kemudian berlanjut ba’da zhuhur hingga menjelang maghrib dengan peserta ikhwan 100-an peserta.

Dalam sambutannya ketika membuka acara, Ustadz Syawal berharap agar kegiatan tersebut dapat diikuti peserta dengan baik.

“Selama ini kita sudah menghafal. Tapi mungkin karena belum tahu metode yang benar, hafalan-hafalan kita itu timbul tenggelam. Makanya kita hadirkan pakarnya langsung, untuk mengajari kita bagaimana cara dan metode yang baik dalam menghafal,” ungkapnya.

Metode Al-Jazi adalah metode yang ditemukan langsung oleh Ustadz Ahmad Jazi. Menurutnya, sejak menyelesaikan hafalan di kelas 2 SMA selama kurang lebih 10 bulan pada 2008, dia telah mengalami bongkar pasang hafalan yang berulang-ulang. Dan kondisi itu berlanjut hingga 2016.



Dan sejak 2016 hingga sekarang, setelah menemukan metode yang tepat, Direktur Al-Qur’an Kreatif Internasional tersebut mulai keliling untuk memperkenalkan metodenya tersebut.

“Alhamdulillah, saya sudah pernah ke Malaysia, Thailand, bahkan ke Makkah untuk memberikan pelatihan seperti ini,” ungkap alumnus Ma’had ‘Aly Ar-Rayah Sukabumi tersebut..

Menurut pemilik sanad qiro’ah sab’ah tersebut, sebelum menghafal al-Qur’an, seorang calon hafizh/ah harus jujur kepada Allah untuk menjadi penghafal.

“Siapa yang jujur kepada Allah, maka Allah akan jujur kepada dia,” katanya mengutip qoul ulama.

Selanjutnya, lanjut dia, adalah memantapkan niat, tekad dan menerapkan SOP-SOP yang harus diberlakaukan. Di antaranya yang dia jelaskan seperti senam otak, olah nafas, meminum air yang cukup, hingga posisi al-Quran yang seharusnya diperhatikan benar sebelum memulai hafalan.

Setelah itu, menurut dia, baru mulai menerapkan metode menghafal. Kunci agar hafalan itu bisa mutqin, adalah mentransfer hafalan dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang.

“Di sinilah pentingnya belajar, bagaimana mengelola hafalan agar bisa disimpan di long term memory,” jelas dia.

Setidaknya, lanjut Ust Ahmad Zayi, ada tujuh level yang perlu diperhatikan bagi seorang penghafal untuk menjadi hafizh yang mutqin. Level pertama adalah al-hifzh.

“Selanjutnya adalah at-tikrar, kemudian berikutnya ar-robth,” tambahnya.

Setelah selesai satu juz di tiga level tersebut, baru mulai masuk ke level berikutnya, yaitu al-muraja’ah, kemudian tajdid wa tatsbit, lalu level tarsikh dan terakhir di level al-mu’ahadah.

“Al-Mu’hadah itu adalah semacam perjanjian kita sebagai penghafal untuk mau membersamai al-Qur’an setiap harinya dengan istiqomah,” terang dia.

Menjadi hafizh/ah 30 juz mutqin lalu berhenti sampai di situ, menurut dia, bukan merupakan tujuan. Justru itu menjadi babak awal kebersamaan dengan Al-Qur’an. Sehingga dibutuhkan level berikutnya yaitu al-Muahadah.

Abu Ayman, ketua panitia, yang dikonfirmasi dilokasi acara mengatakan, program ini diadakan untuk memacu hafalan para santri pesantren Hidayatullah Sudu.

“Ada banyak mushaf hafalan al-qur’an, ada banyak juga buku-buku metode menghafal Al-Qur’an, tapi ternyata itu belum mampu untuk meningkatkan hafalan para santri,” ungkapnya.

Mungkin, tambah dia, problemnya karena kita malas membaca dan malas belajar. “Karena itulah kita hadirkan sebuah workshop yang tidak hanya sekedar pelatihan teori, tapi juga praktek langsung, dan dibimbing langsung oleh pakarnya. Harapannya ada semangat baru untuk bisa memacu hafalan para santri,” tambah dia lagi.(AP)



BACA JUGA