Sunday, 24 December 2023 | 06:36 Wita

Ketika Militansi Dakwah Berada di Persimpangan

Editor: admin
Share

Tausiyah Shubuh Ketua DMW Hidayatullah Sulsel Ustad Ir. H. Abdul Majid MA

Rakerwil, HidayatullahSulsel.com — Alhamdulillah, kita patut bersyukur karena masih diberikan nikmat yang begitu besar.

Shalawat dan salam tak lupa terkirim kepada junjungan kita Nabiullah Muhammad Saw.

Saya ingin menyampaikan satu ayat,

{ وَمَنۡ أَحۡسَنُ قَوۡلࣰا مِّمَّن دَعَاۤ إِلَى ٱللَّهِ وَعَمِلَ صَـٰلِحࣰا وَقَالَ إِنَّنِی مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِینَ }
[سُورَةُ فُصِّلَتۡ: ٣٣]
Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, “Sungguh, aku termasuk orang-orang muslim (yang berserah diri).”

Ayat ini, terkait dengan seperti apa semangat kita dalam dakwah.

Saya mau bertanya, siapa punya binaan masjid, rutin setiap pekan? Angkat tangan.

Saya agak sedikit keras, tugas departemen Dakwah wilayah, ini harus diperkuat. Mengapa kita tidak punya binaan, karena spirit dakwah kita lemah.

Di Parepare, ada SDH, seharusnya binaan dakwahnya harus maksimal. Santri dan dosen SDH ini harus banyak binaannya.

Militansi dakwah kita tidak boleh turun, mainstream gerakan tarbiyah dan dakwah kita tidak boleh tumpul.

Lemahnya militansi dakwah ini, membuat rekrutmen kita lemah. Dakwah ke dalam dan dakwah eksternal. Kader di dalam pun tidak maksimal pembinaannya.

Sistem penjelas di Hidayatullah sudah ada. Manhaj ini sudah jelas. Desain perkaderan berupa halaqah sudah ada. Materi pada jadwal bayani sudah tuntas.

Ini kemudian ter-breakdown lewat GNH. Dan hal ini sudah kita kuatkan.

Lewat kader ula dan wustha, semua program kita yang susah akan jadi mudah, jika GNH ini berjalan maksimal.

Kita kadang sibuk dengan hal tidak jelas. Main hape sampai tengah malam. Kadang kita hanya memanfaatkan sisa-sisa waktu untuk program kita.

Kita kuatkan DPW dengan GNH, semoga semua program-program itu bisa terwujud.

GNH, bacaan Qur’an dan Shalat lail, harus ada catatannya. Berapa ayat yang dibaca, berapa rakaat shalat lailnya.

Saya ini secara fisik sudah mulai berkurang. Semua bisa loyo, lemah. Tapi militansi dakwah ini jangan turun.

{ وَمَنۡ أَحۡسَنُ قَوۡلࣰا مِّمَّن دَعَاۤ إِلَى ٱللَّهِ وَعَمِلَ صَـٰلِحࣰا وَقَالَ إِنَّنِی مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِینَ }


Siapa yang paling baik ucapannya, dan beramal sholeh, barulah dia bisa mengucapkan, saya ini muslim.

Militansi itu semangat yang terus dibarengi kedisiplinan. Perlu ada penguatan. Melakukan proses yang begitu kuat.

Saya sampaikan ke Kadep Dakwah, jangan di Parepare terus, ayo ke Makassar untuk kuatkan dakwah di Makassar, sinergi dengan kampus utama dan Fokus Islam di BTP.(Sarmadani Karani)

*) Dari arena Rakerwil Hidayatullah Sulsel di Wajo, Ahad (24/12/2023)



BACA JUGA