Thursday, 23 February 2023 | 17:03 Wita

Tujuh Adab Terhadap Pemimpin

Editor: Humas DPW Hidayatullah Sulsel
Share

Oleh : Ir KH Abdul Majid MA, Ketua Dewan Murabi Wilayah (DMW) Hidayatullah Sulsel

HidayatullahSulsel.com — Adab secara bahasa artinya menerapakan akhlak mulia. Dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar menyebutkan:

وَالْأَدَبُ اسْتِعْمَالُ مَا يُحْمَدُ قَوْلًا وَفِعْلًا وَعَبَّرَ بَعْضُهُمْ عَنْهُ بِأَنَّهُ الْأَخْذُ بِمَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ

“Al adab artinya menerapkan segala yang dipuji oleh orang, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Sebagian ulama juga mendefinsikan, adab adalah menerapkan akhlak-akhlak yang mulia” (Fathul Bari, 10/400).

Baca Juga: PW Pemuda Hidayatullah Sulsel Raih penghargaan di Munas Pemhida

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

أكملُ المؤمنين إيمانًا أحسنُهم خُلقًا

Kaum Mu’minin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya (HR. Tirmidzi)

Berikut ini 7 adab kepada Pemimpin ;

1. Percaya (siqah). Kepercayaan merupakan modal utama dan pertama dalam gerakan dakwah. Tanpa kepercayaan anggota kepada pimpinan dan gerakannya, maka sesungguhnya gerakan tersebut tidak punya kekuatan yang berarti.

Baca Juga: Sholat itu Miraj Orang Beriman

2. Mencintai. Dalam sebuah hadits Rasulullah shollahu alaihi wasallam bersabda, artinya : “Sebaik-baik pemimpin kalian adalah kalian mencintai mereka, dan mereka mencintai kalian, mereka mendoakan kalian dan kalianpun mendoakan mereka. Dan seburuk-buruk pemimpin kalian adalah mereka yang kalian benci dan kalianpun membenci mereka. Kalian melaknati mereka dan kalianpun melaknati kalian”.

Ditanyakan kepada Rasulullah: “Wahai Rasulullah, tidakkah kita perangi saja mereka?” Beliau menjawab: “Jangan, selama mereka masih menegakkan shalat di tengah-tengah kalian” (HR. Muslim).

3. Menghormatinya (ta’dzim). Ajaran Islam sangat menjunjung tinggi adab kesopanan dalam pergaulan bermasyarakat.

4. Selalu melapor dan berkonsultasi. Pimpinan dipilih karena ilmu, pemahaman serta kemampuannya yang lebih dibandingkan dengan rata-rata anggota jama’ah.

5. Meminta izin jika berhalangan. Allah Azza wajallah berfirman. Artinya : “ Sesungguhnya yang benar-benar orang mukmin adalah orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, dan apabila mereka berada bersama-sama Rasulullah dalam suatu urusan yang memerlukan pertemuan, mereka tidak meninggalkan (rasulullah) sebelu meminta izin kepadanya. Sesungguhnya orang-orang yang meminta izin kepadamu (Muhammad), mereka itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya” (QS. An-Nur [24]: 62)

6. Memenuhi keperluannya. Telah kita maklumi, bahwa pemimpin mengemban tugas yang tidak ringan.

7. Membela dan melindunginya. Dahulu Para sahabat telah menunjukkan kepada kita tentang kesiapan mereka dalam membela Rasulullah sebagai pemimpin mereka sertam melindungi beliau dari musuh-musuh yang menghendaki kehancuran beliau.

Adab-adab kepada pemimpin seperti di atas, hendaknya dikuatkan oleh siapa saja yang sedang mengemban amanah, sesuai dengan tingkatannya. Dengan menjaga dan menguatkan adab- adab tersebut berarti telah menegakkan pilar-pilar jamaah.(edi Qays)



BACA JUGA
banner-albayan3
TERBARU
FOTO
TERPOPULER
Al Bayan TV