Sunday, 29 January 2023 | 13:02 Wita

Semua Masalah Pasti Ada Solusinya (2)

Editor: Humas DPW Hidayatullah Sulsel
Share

Oleh: Ust Nashri Bukhari MPd, Ketua DPW Hidayatullah Sulsel

HidayatullahSulsel.com — Selanjutnya kiat ketiga agar kita bisa bijak menyikapi masalah dan menyikapi masalah dengan solusi yang tepat;

Ketiga, tabayyun, sikap tak terburu-buru dan tidak sembrono menyimpulkan dan membenarkan sebuah informasi dan data, tanpa memfilter dan melakukan croschek terlebih dahulu akan kebenaran dan kevalidan

Termasuk bagi seorang mukmin ber-tabayyunpada saat tertentu sangat diperlukan dalam menerima dan menyelesaikan masalah. Agar tidak terjadi kesalahan dan ketidaktepatan menyelesaikan permasalahan. Sebagaimana firmanNya di QS.Al Hujurat ayat 6
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن جَآءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوٓا۟ أَن تُصِيبُوا۟ قَوْمًۢا بِجَهَٰلَةٍ فَتُصْبِحُوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلْتُمْ نَٰدِمِينَ

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.

Keempat, sepenuh keyakinan bahwa semua masalah selalu ada jalan keluarnya.

Jalannya adalah nilai dan kualitas taqwa yang kita miliki. Semakin tinggi ketaqwaan semakin mudah keluar dari masalah yang dihadapi.

Seberat apapun masalah bagi orang bertaqwa selalu ada penyelesaiannya. Allah SWT menjanjikannya dalam firmannya QS Ath-thalaq;

“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.” (QS. Ath-Thalaq: 2)

“Dan, barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah akan menjadikan baginya jalan kemudahan dalam urusannya.” (QS. Ath-Thalaq: 4)

“Dan, barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahalanya.” (QS. Ath-Thalaq:5)

Kelima, senantiasa mendahulukan prasangka baik.

Sesorang menyikapi masalah akan menjadi baik bahkan membahagiakan ketika terdapat hati dan jiwa yang diselimuti prasangka baik.

Bukan hanya kepada orang baik dan nampak berpenampilan baik, juga terhadap orang yang membenci dan penuh amarah, dihadapinya dengan prasangka baik. Dan boleh jadi menjadi kebaikan setelahnya.

Prasangka baik, pertama dan utama ditanamkan dari kita adalah kepada Allah, bahwa tidak ada satu pun peristiwa tanpa ada maksud tersurat dan tersirat dari Allah

Selanjutnya kepada manusia agar kita tidak terperdaya pada penampilan dan ucapan seseorang. Dan lebih parah lagi kalau kita sengaja mencari-cari kesalahan orang lain. Berarti kita bagian dan mungkin sumber masalah, Bukan orang yang meretas permasalahan. Hal ini diingatkan Allah dalam QS alHujurat; 12

يَٰٓأَlيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱجْتَنِبُوا۟ كَثِيرًا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ ٱلظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا۟ وَلَا يَغْتَب بَّعْضُكُم بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَن يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ تَوَّابٌ رَّحِيمٌ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”

Keenam, Yakini bahwa dalam masalah atau musibah ada Hikmah

Orang beriman akan mendapatkan pelajaran berharga atau hikmah manakala kita mengikat dengan kuat setiap masalah dengan tawakkal kepada Allah. Bahwa semua kita adalah berasal dari Allah, milikNya dan akan kembali kepadaNya.

اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). (QS.Al.Baqarah;156)

Mempasrahkan segala sesuatu termasuk masalah (mushibah) niscara akan mendapatkan pengampunan dan penghapusan dosa serta hihmah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW;

“Tidaklah seorang muslim tertimpa kecelakaan, kemiskinan, kegundahan, kesedihan, kesakitan maupun keduka-citaan bahkan tertusuk duri sekalipun, niscaya Allah akan menghapus dosa-dosanya dengan apa yang menimpanya itu.” (HR. Bukhari)

Dengan demikian akan memunculkan pemikiran dan persepsi bahwa masalah adalah bagian dari hidup dan kehidupan. Bagi orang iman semua masalah ada solusinya, mangandung pembelajaran dan hikmah yang akan menambah kedekatan kepada Allah, mencerdaskan berpokir, serta kedewaan bertindak.

Wallahu A’lam bishshowaf. (*/habis)



BACA JUGA