Wednesday, 1 February 2023 | 19:19 Wita

Menulislah, Karena Menulis itu Jihad

Editor: Humas DPW Hidayatullah Sulsel
Share

Oleh: Ust Nasri Bukhari MPd, Ketua DPW Hidayatullah Sulsel

HidayatullahSulsel.com — Seberapa penting itu menulis? Apakah menulis bisa dikategorikan sebagai jihad? Sebuah pertanyaan yang menggelitik dan menginspirasi.

Menulis itu penting karena merupakan bentuk penuangan ide dan pemikiran dari hasil bacaan, renungan atau lintasan ilham yang muncul. Juga bisa sebagi informasi yang bermanfaat bagi orang lain yang membutuhkan.

Menulis itu penting karena menulis merupakan bentuk pencatatan aktivitas dan peristiwa penting yang telah terjadi, sebagai pembuktian sejarah masa lalu. Menulis juga merupakan salah satu sarana komunikasi terpercaya yang masih dipakai hingga saat ini.

Berapa pentingnya menulis sehingga dalam sebuah peperangan pun memerlukan propaganda dalam bentuk tulisan (gazhul fikr). Sehingga tepatlah jika menjadi penulis itu adalah munjahid.

Apalagi bila dilihat dari makna jihad sebagai upaya mengeluarkan segala  daya dan kemampuan  demi mencapai tujuan. Menulis sendiri adalah adalah upaya penuangan pemikiran yang memerlukan mujahadah optimal agar bisa menghasilkan tulisan yang menggugah.

Jihad dengan Tulisan

Bila jihad dalam Islam adalah upaya maksimal menegakkan hukum Allah. Dengan menuangkan ide dalam tulisan maka ide tersebut akan melekat, dapat dibaca bahkan mampu memengaruhi pemikiran seseorang.

Jihad dengan tulisan adalah jihad dari sesungguhnya jihad karena melawan musuh ummat Islam, yaitu melepaskan diri dari keterbelengguan diri dalam pemikiran dari kebodohan dalam diri kepada kecerdasan penuh dengan cahaya keilmuan dan ketauhidan (minazhulumati ilannuur)

Jihad dengan tulisan adalah fardhu ‘ain, Sebagaimana wajibnya kita beribadah dengan standar keilmuan, sesuai dengan QS Al Alaq: 1
اقرأ باسم ربك الذي خلق
“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah mencipta”

Orang yang berjihad dengan membaca dan menulis maka Allah langsung mengajarinya dengan pena, QS Al Alaq :4
الذي علم بالقلم
“Dialah yang mengajarkan manusia dengan pena”.

Membaca untuk Menulis

Disadari kalau menulis bukan hal mudah, itu bagi yang berpikir skeptis. Bagi penulis profesional, menulis adalah wadah berselancar ide dan pemikiran. Sangat menyenangan, membahagiakan dan menantang.

Namun tentu perlu modal sebagai alat pencapaiannya, yakni membaca atau literasi, sebagai aplikasi dari kandungan QS 95;1-5.

Kemampuan menulis akan dicapai oleh adanya kesadaran literasi, yang menciptakan kegemaran membaca. Sebagaimana halnya upaya dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas) mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satunya lewat gerakan membaca, gerakan menulis, dan gerakan literasi yang simultan dan kolosal.

Tokoh literasi Nnasional, Bachtiar Adnan Kusuma (BAK) mengatakaan, “Menulis itu mudah semudah berbicara. Tips awal sebagai penulis adalah tekun membaca minimal 20 menit setiap hari.” Ia menyebutkan, membaca itu kebutuhan.

Menurut BAK, “Dari membaca dapat menambah pengetahuan juga memperkaya kosa kata dan mustahil dapat menulis dengan baik jika tidak diawali dengan kebiasaan membaca.”

Berjihad dengan Berani Salah

Sebagian besar penulis pemula di kepala menumpuk berbagai lintasan ide dan inspirasi sebagai bahan tulisan namun untuk memulai menuang kata dan kalimat awal terasa teramat sulit.

Kesulitan itu disebabkan kita terlalu memasang ekspetasi tulisan kita langsung sempurna. Sementara kita baru mencoba dan memulai.

Takut salah, takut tidak menarik, “Apa kata orang kalau tulisan saya salah dan tidak menarik”. Hal ini biasanya yang berkecamuk dalam pikiran sehingga kita tidak akan pernah memulai menulis.

Takut salah adalah penyakit penulis pemula. Sehingga jihadnya penulis pemula adalah jihad berani salah. Menuju kesempurnaan sesuai hanya dimulai dari hal sederhana yang penuh kekurangan dan kesalahan.

Oleh BAK menuturkan bahwa “Selain tekun membaca, hal lain yang harus dimiliki oleh seorang penulis adalah komitmen dan tidak mudah putus asa.” Di sinilah jihadnya penulis untuk bisa mengendalikan keputusasaan dan tantangan diri lainnya.

Nilai Jihad itu pun akan lebih berberkah karena menulis itu merupakan perintah Allah, dimana Allah mewajibkan orang beriman menulis (QS:2;282). dan menjadi hamba yang mensyukuri nikmati iman ini dengan menulis (QS:68;1-2)

Wallahu A’lam bishshawaf. (*)



BACA JUGA